BERAMAL LEWAT TULISAN

Wednesday 1 July 2009

ENJOY-nya NAIK KERETA ke BANGKOK









BOOKING TIKET KERETA

Setelah beberapa hari berada di Hatyai, aku mulai mempersiapkan diri untuk perjalanan berikutnya yakni ke Bangkok. Tiket Kereta Api 'KA' sudah aku booking dan aku bayar beberapa hari yang lalu. Tiket tersebut kubeli di Stasiun Hatyai dengan harga 885Bath, dapat  KA special express malam dengan sleeper (tempat tidur). KA dari Hatyai menuju Bangkok ada beberapa macam seperti juga di Indonesia sebut saja jurusan Jakarta – Surabaya, ada Agro Anggrek, Agro Bromo, Jayabaya, Sembrani atau Gaya Baru, harga tiketnya juga berbeda-beda. KA special express malam, dalam satu rangkaian kereta terdiri dari beberapa jenis layanan yang dijual : Bed upper atau lower (AC), Seat (AC) dan Seat (Fan), semua jenis layanan tersebut harganya berbeda-beda, tidak ada TV/Video, tidak ada dinner atau breakfast yang free.
 


Aku beli tiket Hatyai – Bangkok pergi pulang (pp), pemesanan dan pembeliannya dilayani dengan system online sehingga kepastian berangkat dan seat sudah dapat dijamin. Sambil menunggu keberangkatan KA pada jam 18.00, aku istirahat beberapa jam di ruang tunggu kantor penjualan tiket selepas check out hotel jam 12 siang.
 

Sebagai persiapan bekal di atas KA, aku beli KFC (Kentucky Fried Chicken) yang ada certificate halalnya. Dan tak lupa aku juga beli air mineral. Situasi dan kondisi Stasiun KA Hatyai menyerupai Stasiun Gubeng di Surabaya atau Stasiun Bandung, namun aku pikir keduanya masih lebih bagus dan lebih besar daripada stasiun Hatyai. Di sekitar stasiun tidak ada hal yang istimewa kecuali tersedianya mushola kecil untuk shalat walaupun mayoritas negeri ini beragama Budha.


@KERETA API


Tibalah saatnya KA untuk berangkat, selusin tentara bersenjata lengkap bersiap-siap mengawal dalam perjalanan ini. Sebelum berangkat, KA selalu diperiksa kondisinya oleh petugas khusus baik sambungannya, roda-rodanya, kelistrikan, air dan Aircon-nya. Semua harus dipastikan oke sehingga tindakan preventif ini bisa meminimalkan kecelakaan dalam perjalanannya.
 

Mencari Gerbong atau Car No. 4 sudah ketemu, aku naik ke atas beserta bawaanku dan KA berangkat ontime pada jadwalnya. Perjalanan dari Hatyai ke Bangkok memakan waktu sekitar 12 sampai 15 jam. KA sudah berjalan satu jam, datanglah petugas wanita berseragam dan mulai bekerja menyulap setiap tempat duduk menjadi tempat tidur, aku sempat terkesima melihat peristiwa ini kupikir inilah salah satu keistimewaan yang kudapat dan belum ada di tempatku. Dengan penuh cekatan crew wanita merubah satu persatu seat menjadi bed di atas (upper) dan di bawah (lower), bed dilengkapi gordain, tangga, selimut dan bantal, benar-benar istimewa seperti hotel berjalan. Gerbong KA ini merk-nya DAEWOO buatan Korea Selatan, antar gerbong ada pintu automatic, meja-meja portable, toilet stainless steel, ada charger, airnya lancar, lampunya terang, ada meja dan cermin hiasnya, restorasi dan tempat menaruh barang.
 

Rangkaian KA terus melaju kemudian pemeriksaan tiket dimulai oleh kondektur, ‘dari Indonesia ?’, katanya. Ya, kataku, kok dia tau ya aku dari Indonesia. ‘Selamat jalan, have a nice trip’. Katanya. Setelah itu bergantian datang pelayan menawarkan pesanan makan untuk besok pagi. Berhubung aku sudah bawa bekal, aku hanya pesan breakfast sandwich telur, buah dan secangkir kopi (100Bath). Mata mulai redup-redup mengantuk, kututup gordain dan mulailah berangkat tidur, lep . . . nyaman tertidur pulas.
 

Keramaian mulai ada di dalam kabin menandai datangnya pagi, kru wanita datang lagi, kali ini tugasnya mengembalikan fungsi bed menjadi seat, gordain dibuka, selimut dan bantal diambil. Ada sedikit insiden pagi ini, petugas menanyakan kepadaku ‘Mana bantalnya, kok kurang satu ?’ Tidak tau kataku, dia mulai tidak percaya kepadaku karena dia berkali-kali menanyakan bantal yang kurang satu itu. Aku kasihan padanya karena kalau benaran sampai hilang bantalnya, aku pikir dia harus bertanggung jawab mengganti ke perusahaan. Tiba-tiba nggak kuduga tetangga depanku mengembalikan bantal, ‘Ooo ala … dia toh yang semalam ambil bantal ketika aku sedang terlelap tidur (soalnya tempat tidur atas tidak aku tiduri sehingga bantalnya nganggur). Pengembalian bantal diketahui petugas dan dia diam menunduk malu padaku.
Semua seat telah beres dikembalikan ke posisi semula, kini tiba giliran pelayan restorasi mengantar sandwidh dan kopi yang kupesan kemarin. Pelayan membungkuk dan mengambil sesuatu di bawah yang kemudian dia menyulap menjadi meja untuk meletakkan pesananku di sana, sandwich plus kopi untuk 3 orang kubayar 300Bath.
 

KA terus melaju, sisa perjalanan ke Bangkok tinggal 1 atau 2 jam lagi. Aku sempatkan ngobrol dengan tetangga seberangku, dimulai dari tentang negaraku, penduduknya dan fasilitas KA yang ada di Indonesia. Hubungan terlihat semakin akrab, kesempatan ini kugunakan untuk bertanya-tanya mengenai Bangkok. Aku bilang : ‘aku berencana tinggal di kawasan Khaosan Road, Gimana menurutmu? Dia jawab : ‘Anda sekeluarga bertiga, menurut saya tidak baik tinggal di Khaosan road’. Kenapa kataku, dia bilang di Khaosan road terlalu padat dan bebas. Aku bertanya lagi : ‘Jadi sebaiknya kami tinggal dimana ?’ Dia kasih tau aku ada hotel yang harganya ekonomis, baik dan aman. Dia gambarkan alamat dan denahnya, aku bersyukur pada Tuhan yang selalu memberi jalan tatkala aku membutuhkannya. Hotel dimaksud adalah Hotel Sri Krung yang letaknya 300 meter di seberang Stasiun Kereta Bangkok. Aku berterima kasih kepadanya dan sebagai wujud terima kasihku, aku membantu menurunkan barang-barangnya ketika dia turun lebih dulu di stasiun sebelum Bangkok.
 

Setengah jam kemudian, pada pukul 09.00 pagi aku tiba di Stasiun Bangkok (Stasiun Hua Lamphong), kulihat stasiunnya sangat besar dan kuno (bangunannya mirip dengan Stasiun KA Jakarta Kota). Sederetan loket berbagai jurusan ada disini, misalnya kalau mau ke Kamboja kita naik kereta ekonomi jurusan Arranyaprathet (4jam). Ruang tunggu terbuka yang luas bisa menampung 1500an orang, ada tourist information, ada money changer, ada toko buku, ada aneka toko makanan dan minuman, locker, mushola, KFC, transportasi dalam kota seperti taksi, tuk-tuk dan bus tersedia disini. Di Hua Lamphong ini juga ada subway-nya 'MTR' (Mass Transport Rapid) ke berbagai jurusan kota Bangkok.
 



HOTEL SRI KRUNG, BANGKOK

Berjalan keluar stasiun menuju Hotel Sri Krung tidak jauh, aku masuk bersama isteri ke hotel untuk booking kamar sedangkan anakku kusuruh menunggu sebentar di luar (trik agar terhindar tarip 3 orang). Aku dapat kamar di lantai 5 dengan harga 650Bath (200rbuan) fasilitas twin bed, TV, handuk, ice water, sabun, bathroom hot & cold water, aircon dan kamar menghadap ke jalan/stasiun Hua Lamphong. Benar apa yang dikatakan rekanku tadi, hotel Sri Krung amat strategis sehingga sangat mudah meng-akses tujuan selanjutnya yang kita inginkan.
 

Dari lantai 5 kamarku, kadang-kadang masih terlihat rombongan demonstran berdemo berkaitan terjadinya krisis politik di Thailand. Aku masuk Thailand setelah dua hari keadaan darurat sipil dicabut sehingga memaksaku tidak mengenakan pakaian berwarna merah atau kuning karena merah/red shirt (pro Thaksin) dan kuning/yellow shirt (pro Sondhi Limthongkul dikenal sebagai pendiri gerakan Yellow Shirt yang mengepung Bandara di Thailand tahun lalu). 


MENYUSURI KOTA BANGKOK


Setelah cukup beristirahat, sore hari aku keluar cari makan kucoba makan KFC di Stasiun Hua Lamphong. Taste ayamnya berbeda kalau dibandingkan dengan taste ayam yang ada di Indonesia, Singapura atau Malaysia, ini adalah taste Thailand. Aduh … duh… keadaan Bangkok sama seperti di Jakarta ‘macet’, banyak sepeda motornya dan tuk-tuk (seperti bajaj), instalasi jaringan listrik dan telepon sangat tidak teratur, kenapa begitu aku tidak tahu persis namun untuk hal kebersihan dan hal yang lain tampak lebih baik dan teratur. Bus-bus dalam kota jurusannya ditulis dengan huruf Thai dan sedikit sekali ditulis dengan huruf latin, taxinya banyak dan kelihatan baru-baru, juga mobil pariwisatanya jenis Van kelihatan baru, putih dan bersih. Di Bangkok agak sulit berkomunikasi dengan orang Thai karena belum tentu mereka bisa berbahasa Inggris kecuali orang-orang di kawasan Khaosan road atau di obyek2 wisata.

Sebelum menjelajahi kota Bangkok, aku sempatkan membeli peta kota yang ada informasi obyek wisatanya, kubeli 99Bath. Kali ini aku ingin mencoba naik MRT, kuawali menuju Lumphini Park, berangkat dari stasiun Hua Lamphong dengan menuruni escalator dan berjalan jauh menuju loket pembelian koin MTR. Di area masuk subway kita diharuskan lewat pintu sensor secutity dan bawaan kita juga diperiksa, dibuka serta disensor tangan. Untuk membeli koin MTR sesuaikan dengan jurusan yang kita inginkan misalnya dari Hua Lamphong ke Silom 18Bath, jadi harga koinnya tergantung jauh dekatnya tujuan. Masuk ke area ruang tunggu MTR kemudian tempelkan koin ke sensor pintu masuk, pintu akan terbuka. Sampai di Lumphini park banyak kulihat masyarakat berolah raga bersama seperti senam massal atau berolah raga sendiri-sendiri. Perjalanan kuteruskan dengan MTR ke Chatuchak Market (ramainya khusus hari libur sabtu atau minggu). Penjelajahan hari ini kucukupkan sampai di Chatuchak aja kemudian kembali ke hotel dengan MTR ke Hua Lamphong.



WISATA AIR CHAO PHRAYA


Keesokan harinya setelah sarapan pagi aku menuju Sathorn Pier dengan tuk-tuk, dermaga ini dekat dengan BTS Saphan Thaksin, tuk-tuk bertiga kubayar 100Bath. Aku ingin mencoba wisata air menyusuri sungai Chao Phraya, dengan membayar 120Bath untuk paket turun naik sesuka hati mulai jam 9.30 – 15.00. Sesuai jadwal yang ditentukan perahu besar merapat ke dermaga menghampiri penumpangnya, dengan dipandu oleh kru di atas boat kita mendapat penjelasan tentang obyek-obyek yang dilewatinya. Sungai Chao Phraya digunakan sebagai salah satu moda transportasi umum kota Bangkok selain bus, BTS (Skytrain) dan MRT. Banyak para pekerja lewat sungai ini untuk menghindari kemacetan kalau menggunakan mobil atau motor. Disamping dipakai untuk jalur transportasi utama, sungai ini berfungsi untuk irigasi, pasar terapung dan menjadi akses penting penduduk melalui kanal-kanal sekitarnya. Sungai ini telah menjadi sarana transportasi yang sangat vital sejak Kota Bangkok didirikan pada tahun 1782, sehingga denyut kehidupan Bangkok ada di sungai ini.
 

Sungai Chao Phraya ini cukup lebar dan dilengkapi dengan berbagai sarana transportasi seperti halte-halte boat dan aneka boat (bis air) yang terintegrasi dengan obyek-obyek wisata pinggir sungai, hotel dan perkantoran. Pada siang hari sungai ini dipadati oleh aktifitas penduduk yang berdagang dan berangkat kerja, terlihat banyak perahu hilir mudik berlaluan. Pada malam hari, sungai ini terlihat begitu indah dengan adanya pantulan lampu-lampu rumah penduduk di pinggir sungai yang sangat menakjubkan.
Sungai Chao Phraya merupakan pertemuan dari empat sungai kecil Ping, Wang, Yom, dan Nan di daerah Nakhon Sawan yang ada di utara Thailand. Panjang Sungai Chao Phraya diperkirakan mencapai 300an kilometer dan bermuara di Teluk Thailand.
 

Berhenti merapat di Maharaj Pier, aku disambut oleh kru konsorsium tour kebetulan tiket yang kubeli sedang ada promonya. Mereka mengarahkanku menuju mobil van ke kawasan Grand Palace (Wat Pra Kaew), kemudian diajak city tour dan diakhiri ke salah satu galery pembuatan perhiasan terkenal kota Bangkok.  Disini aku beri catatan sedikit, sebagai turis kita harus berhati-hati terhadap segala bentuk penipuan di Bangkok (Scam Bangkok City). Modusnya mulai dari kunjungan ke beberapa Wat. Di sekitar situ (Wat) biasanya sudah ada oknum yang akan mengarahkan kita dan bilang kalau hari ini Wat tutup atau apalah alasannya. Setelah itu menyarankan kita untuk naik tuk-tuk (bagian sindikat) untuk melihat toko ekspor perhiasan dan permata yang sedang promo dan diskon sampai 30% (bagian dari sindikat). Kalau para turis berhasil membeli, maka sopir tuk-tuk dapat bagian sampai 20%. Sedangkan kalau turis tidak membeli, sopir hanya dapat pengganti uang bensin.

Banyak hal yang menyenangkan selama di Bangkok begitu juga hal yang mengkhawatirkan. Contoh di atas adalah sebagian kecil saja hal yang tidak menyenangkan. Modus berikutnya antara lain, seperti oknum di depan bar yang menawarkan gadis-gadis XXX di kawasan Pattaya. 'Silakan masuk, lihat 5 menit saja kalau tidak senang ga mengapa, free', namun setelah kita masuk, tiba-tiba kita disajikan beberapa botol bir. Padahal kita nggak pesan. Kalau begini kita sulit menolak, kemudian ketika bayar di kasir akan dapat tagihan yang tidak wajar. Padahal sebelumnya di luar mereka bilang 1 botol bir cuma 100 Bath, tapi anda bisa dikenakan 1000 Bath per botol.

Ada cerita lain, gadis-gadis Thai yang ada di bar atau cafe hotel sering mencari mangsa, tentu saja targetnya adalah uang. Mereka sering memacari turis asing kemudian dengan berbagai alasan memerlukan uang untuk biaya hidup keluarganya.

Kalau di sekitar Grand Palace kita harus berhati-hati dengan banyaknya burung dara yang hinggap dan berterbangan di trotoar. Kalau kita senang bermain bersama burung itu, tiba-tiba tangan anda diberi makanan burung oleh 'penipu'. Tentu saja anda senang dan tidak menyadari sudah masuk perangkapnya. Ketika makanan burung yang anda pegang habis, dia akan menghampiri anda dan meminta bayaran sampai 300 Bath. Itulah berbagai cerita tentang bad news di Bangkok. Namun alhamdulillah aku belum pernah  mengalami sendiri peristiwa itu. Cerita tadi aku dapat dari tayangan 'Scam in Bangkok City' di National Geographic Chanel. 

Setelah itu aku minta diturunkan di Phra Arthit Pier lalu menyusuri trotoar pinggir sungai menuju Khaosan road. Khaosan road merupakan kawasan padat turis, disini banyak penginapan mulai kelas backpacker sampai dengan kelas menengah, banyak restaurant, bermacam PKL, money changer, buku-buku bekas dan tour operator. Disinilah aku beli paket tour ke Kamboja 3D/2N 5000Bath untuk berangkat besok pagi.

Mengunjungi tempat-tempat yang sakral di Thailand, siapkan celana panjang atau kain biasanya untuk masuk kesana diharuskan memakai celana panjang. Kalau kebetulan nggak bawa, di sekitar situ ada penyewaan celana panjang untuk pria atau kain penutup untuk wanita.

Kembali ke hotel untuk istirahat dan malamnya aku ke National Stadium dan MBK. Di Complex Olympic aku sempat masuk ke stadion sepak bola kebanggaan bangsa Thailand, aku juga lihat para atlet berbagai cabang olah raga sedang berlatih di malam hari seperti angkat besi, bina raga, tenis lapangan, futsal dll. Selesai di National Stadium kulanjutkan perjalananku ke MBK (Ma Boon Krong) yakni mall seperti di Mangga Duanya Jakarta, disini harganya murah-murah dan lengkap barangnya.



TURISM BALI vs THAILAND


Setelah mengetahui bagaimana pengelolaan pariwisata di Thailand, sekarang saatnya aku memberi komentar kalau dibanding dengan pengelolaan pariwisata di Indonesia khususnya Bali.
Patut kita syukuri menurutku pengelolaan pariwisata di Bali masih lebih unggul dibanding dengan Thailand. Keunggulan Bali adalah pariwisatanya yang menyatu dengan kultur kehidupan dan budaya sehari-hari sehingga Bali mempunyai keunggulan original yang tidak dimiliki Thailand. Namun kedepan aku berharap Bali dapat meng-improve berbagai sektor pendukung untuk meningkatkan kenyamanan para tamunya. Sampai disini dulu, kisah berikutnya akan disajikan ‘MENYUSURI HO CHI MINH sampai HANOI, menuju NANNING hingga HONGKONG’

http://www.airasia.com/ (info penerbangan budget)
http://www.backpacker-planet.com/
http://www.islamicfinder.org/ (info waktu shalat, restorant halal dan masjid)
http://www.hadyaigoldencrown.com/ (info hotel Hadyai)
http://www.agoda.com/ (info hotel budget)
http://www.google.co.id/
http://www.bug.co.uk/
http://www.hotelscombined.com/ (info hotel budget)
http://www.railway.co.th/ (info Train Thailand)
lonely planet book : Seri Southeast Asia or Thailand


copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
email : alsatopass@gmail.com

No comments: