BERAMAL LEWAT TULISAN

Friday 3 November 2017

CUMA SEKEJAB di BLITAR


IR. SOEKARNO
Banyak yang mengira Blitar hanya memiliki satu tempat terkenal yang layak untuk dikunjungi, yaitu Makam Proklamator RI. Ternyata bukan itu aja. Ada banyak tempat lain yang menarik dan layak untuk dijelajahi.

Keberadaan Makam Bung Karno di Blitar, memang mempunyai magnet tersendiri. Kehadirannya, seolah membawa berkah bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah setempat. Kalau tidak ada Makam Bung Karno, mungkin saja kota ini tidak seramai sekarang.

Yuk, mampir ke Blitar yang jaraknya hanya 70 kilometeran dari Kota Malang, dan sama-sama masih berada di Propinsi Jawa Timur bagian selatan.


PACKING and GO

Tidak perlu pikir lama-lama kalau mau ke Blitar dari Malang. Sebab, hanya perlu dua jam saja untuk mencapainya. Kemarin itu kami berangkat ikut bersama teman, Mas Amru namanya. Berangkat pakai mobilnya start pukul dua belas malam dan tiba pukul dua dini hari. Selain pakai kendaraan pribadi, menuju Blitar bisa ditempuh dengan bus, travel atau kereta api.


INTEREST PLACES

Karena tibanya dini hari, kami perlu istirahat bermalam sebentar di Desa Garum menunggu datangnya pagi. Untuk ke pusat kota, dari Garum hanya sebentar saja, tujuh kilometer lagi.

Meski dekat Gunung Kawi dan Kelud, dikelilingi banyak sawah, kebun dan pepohonan, tapi kota ini udaranya cukup panas.

Target jelajah sekejab kami ini hanya ke Keboen Kopi Karanganyar, Candi Penataran, Museum Istana Gebang dan Makam Bung Karno. Sedangkan untuk ke tempat lainnya, kami akan datang lagi pada waktu berikutnya.


KEBOEN KOPI KARANGANYAR

Rumah tinggal dan kantor perkebunan kopi bekas peninggakan Kolonial Belanda ini terletak di Dusun Karanganyar Desa Modangan Kecamatan Nglegok, Blitar-Jawa Timur 66181.

Tiket masuknya per orang 10 Ribu dan parkirnya 5 Ribu. Di 'loket pembelian tiket' setiap pengunjung diberi gelang kertas berlabel "Keboen Kopi Karanganyar". Jam bukanya mulai 08.00 sampai 17.00.

Pada area yang cukup luas terdapat beberapa bangunan yang lanskapnya tertata dan terawat baik. Rumah-rumahnya seperti vila berada di tempat strategis yang paling disukai orang-orang Belanda.

Menurut cerita, perkebunan ini awalnya milik Belanda lalu berpindah tangan ke Pak Denny Moch. Roshadi. Sekarang, rumah tersebut dijadikan museum untuk umum. Perabot dan perlengkapan di dalam rumah ini tertata baik dan tampak masih utuh.

Konon Bung Karno pernah mampir ke rumah ini. Kamar-kamarnya bisa dilihat dalamnya. Kecuali ada satu kamar yang tidak bisa dilihat, dikunci atas permintaan pemiliknya.

Pada bekas kantor terdapat tulisan yang masih asli peninggalan masa lalu. Bangunan tersebut selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjungnya.


Tempat ini mempunyai nilai histori budaya, sebagai tempat edukasi, pemrosesan kopi, pre wedding dan tersedia berbagai wahana permainan.

Makanan Eropa dan minuman tradisional ada di sini seperti pizza atau dawet khas Blitar. Sajian tersebut ditawarkan di luar cafe yang dilengkapi kursi-kursi santai. Sedangkan di dalam OG Cafe sendiri suasananya seperti di Eropa, lengkap dengan pelayan noni-noni asli dari Belanda. Di situ, kita bisa menyeruput seduhan kopi panas asli Karanganyar yang punya sensasi dan aroma khas berbeda.

Pertunjukan keroncong masa lalu dan busana tradisional kolonial Belanda bisa disewa. Biaya sewanya untuk 30 menit ditarip 30 Ribu per potong atau 50 Ribu satu stel atas bawah. Warnanya bisa dipilih nuansa merah atau biru.

Orang tua dan anak-anak perlu datang kemari, karena banyak manfaat yang akan didapat. Datang ke Keboen Kopi pikiran jadi fresh dan dapat ilmu baru yang bermanfaat.

Selesai puas berada di Keboen Kopi, sebagai oleh-oleh dijual kopi bubuk dengan berbagai kemasan. Biji kopi pilihan bisa digiling di sini. Aroma khas kopi bikin hasrat ingin segera meminumnya.


CANDI PENATARAN

Spot berikutnya adalah Candi Penataran. Candi ini disebut juga Candi Palah, merupakan candi yang dibangun oleh penganut Agama Hindu.

Berdiri di ketinggian 400 meteran dari permukaan laut, terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Candi ini merupakan yang termegah dan terluas di Jawa Timur.

Candi Penataran diperkirakan dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kadiri sekitar tahun 1200 Masehi. Dan digunakan hingga Pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.

Hampir semua spot wisata dan peninggalan sejarah di Blitar hanya bisa dijangkau dengan kendaraan sendiri. Karena, yang kulihat tidak tampak sama sekali angkutan umum berlalu lalang di kota ini. Tetapi aku pernah dengar di Blitar ada angkutan jenis lain seperti Grab atau Bajaj yang paketnya per jam.

Walaupun sudah tidak lengkap lagi, namun candi ini berada rapih dalam satu area yang luas. Menuju kemari di jalan masuk ada penjagaan untuk membeli tiket. Per orang tiketnya 3 Ribu saja. Setelah itu untuk parkir karcisnya 5 Ribu.

Di kiri dan kanan jalan masuk berjejer penjual souvenir, kedai makanan dan kedai lainnya. Dari sini cukup berjalan kaki sekitar 75 meter hingga pos, lalu mengisi daftar tamu (bayar suka rela).

Di musim kemarau lebih baik membawa payung atau topi, karena panasnya lumayan menyengat. Kawasan candi ini sangat baik untuk diabadikan. Apalagi kalau langitnya sedang berwarna biru. So amazing.

Pada bagian belakang area candi terdapat bekas pemandian yang airnya bening dan tak pernah kering. Sekarang, di dalam kolam tersebut dipelihara ikan-ikan yang cukup besar.

Ke depan, untuk melestarikan warisan nenek moyang kita ini, hanya perlu memelihara dan menjaganya, bukan yang lain. Mampukah kita melakukannya  ?

Syukur-syukur generasi sekarang mampu membuat mahakarya baru yang lebih spektakuler dan sangat bermanfaat untuk anak cucunya.


PERPUSTAKAAN dan MAKAM BUNG KARNO

Cukup memutar arah yang berlawanan dari jalan raya ke Candi Penataran, itu adalah letak Makam Proklamator RI, Ir. Soekarno.

Untuk mencapainya tidak bisa langsung ke lokasi makam. Tapi harus berhenti parkir jauh di luar sana. Yang boleh masuk hanya sepeda motor dan becak paket pulang pergi. Setiap becak diberi nomor sebagai identitasnya. Ketika itu, kami parkir mobil di luar kompleks. Lalu berjalan kaki seratusan meter ke dalam. Kalau pakai becak, kita diberi kartu antrian sesuai nomor becak. Kalau tidak salah pergi pulang taripnya 20 Ribu.

Makam proklamator inilah yang bikin hidup Kota Blitar. Peziarah banyak berdatangan silih berganti dari berbagai daerah. Mereka mendoakan Almarhum Ir. Soekarno agar diberi tempat yang mulia di sisiNYA. Kedatangan mereka disamping untuk berdoa sekaligus memberi hormat dan rasa terima kasih karena telah memerdekakan Indonesia dari penjajahan yang sangat lama.

Tidak jauh dari Makam Bung Karno, ada perpustakaan yang berisi buku-buku tentang Bung Karno dan sejarah kemerdekaan Indonesia. Di bagian lain terdapat museum tempat benda-benda bersejarah dan barang seni seperti lukisan atau replika naskah proklamasi.

Di depan gedung ini ada patung Bung Karno yang sedang duduk. Sedangkan di koridor yang menghubungkan perpustakaan dan makam, berjejer para penjual souvenir yang harganya cukup murah.


Sebagai generasi penerus bangsa, kami tidak mau terjadi kain yang sudah ditenun oleh FOUNDING FATHERS diurai dan dirusak kembali. Apalagi kalau dilakukan oleh anak bangsa sendiri karena haus berebut kekuasaan, intervensi dan iming-iming bangsa lain yang sedang menjajah lagi.

Kami sangat memberi hormat pada para pejuang kemerdekaan dan akan ambil nilai positif para FOUNDING FATHERS dan buang jauh-jauh negatifnya.



MUSEUM ISTANA GEBANG

Yang terakhir dari penjelajahan sekejab di tanah Blitar adalah ke Museum Istana Gebang. Lokasinya di Sanan Wetan Jalan Sultan Agung No.59, Kota Blitar-Jawa Timur 66137.

Rumah besar ini adalah kediaman mantan Presiden Soekarno di masa kecil. Berada di halaman yang luas dan berdiri beberapa bangunan pendamping rumah induk, garasi, balai kesenian, dapur dan lainnya.

Ketika berada di sini udaranya sangat sejuk, karena terdapat pohon besar menyerupai payung raksasa, pohon gada namanya. Duduk-duduk di bawah rindangnya pohon ini membuat mata jadi sayup-sayup mengantuk. Tidak jauh dari situ tersedia beberapa becak mini yang cocok dipakai oleh anak-anak. Tampaknya sih gratis, karena nggak ada yang jaga. Tapi kalau sudah selesai dipakai, harus bayar 10 Ribu.

Di sisi kiri bangunan utama terdapat Balai Kesenian. Khususnya di hari minggu, balai ini ramai dipenuhi muda-mudi menyalurkan bakat seninya, seperti menari dan mementaskan drama.


Masuk ke Istana Gebang ini cuma-cuma alias gratis. Hanya membayar parkir saja ketika keluar kompleks. Pada bagian depan ada petugas museum dan Mbak-Mbak cantik dari kepolisian (Polwan). Cukup menorehkan nama pada buku tamu, kami bisa masuk sepuasnya.

Kota Blitar sangat identik dengan sosok proklamator RI, Ir. Soekarno. Beliau berasal dan dimakamkan di Kota Bllitar.

Istana Gebang yang berwarna nuansa abu-abu dan putih ini adalah peninggalan Keluarga Bung Karno. Ketika kecil beliau sering pulang pergi pas liburan sekolah dari Surabaya dan Bandung.

Sebelum menjadi museum, rumah besar ini masih ditempati oleh Keluarga Bung Karno. Sehingga masyarakat tidak bisa masuk sebebas sekarang.

Sangat beruntung menjadi warga Blitar, karena memiliki idola nasional internasional sekelas Bung Karno. Apalagi ada Rumah Gebang menjadi destinasi wisata edukasi yang sarat akan sejarah, untuk mengambil pelajaran dan teladan dari para pendiri bangsa.

Pada bagian dalam Rumah Gebang terdapat seratusan photo bersejarah perjuangan sebelum dan sesudah Indonesia merdeka. Perabot rumah tangga, peralatan dapur, mobil, lukisan masih utuh berada di sini. Semoga Rumah Gebang tetap terpelihara dan tetap dimiliki oleh keluarga Bung Karno atau dikelola oleh negara.

Untuk mengabadikan Rumah Gebang, ada baiknya ambil bagian depan. Di situ ada monumen sosok Bung Karno, tiang bendara yang masih asli dan tulisan pesan beliau.

Sebagai penutup kami shalat berjamaah di Masjid Agung Blitar di depan alun-alun. Masjid ini bernuansa campuran klasik kuno Jawa dan modern. Tempat wudhu dan toiletnya bersih. Kalau duduk-duduk di teras masjid ini terasa sejuk, dan bakal betah berlama-lama di sini.


Sebelum kembali ke Malang, isteri kumanjakan dengan spa di salon agar dalam perjalanan pulang bisa tidur enak dan badan terasa lebih segar. Selain kopi, ada oleh-oleh lainnya yang patut kita bawa yaitu rambutan atau blimbing. Pas waktunya panen, harga rambutan luar biasa murahnya. Jenis rambutan yang manis dan 'ngelotok' adalah rambutan binjei dan rapiah. Atau sebagai souvenir, pin logam Soekarno berwarna emas adalah pilihannya. Pin ini dijual di counter Rumah Gebang. Harganya 50 Ribu.

Terima kasih Mas Amru telah mengajak kami bersilaturahmi dengan keluarga. Terima kasih juga atas jamuannya pada kami.


Copyright©  by RUSDI ZULKARNAIN

No comments: