AMAZING MACAU
Landing mulus di Aeroporto Internacional De Macau (MFM) setelah menempuh perjalanan 3 jam 45 menit dari KL. Turun dari pesawat AA semua penumpang diharuskan naik shuttle bus ke terminal, padahal jaraknya tidak lebih dari 100 meter. Biasanya ke terminal harus jalan kaki.
Pemeriksaan di Imigrasi Macau lancar-lancar aja, cuma butuh 1 menit untuk menstempel pasporku yang berarti dibolehkan tinggal di Macau selama 30 hari kedepan. Ketika sedang menuju jalan keluar airport, aku dihadang polisi Bandara yang membawa anjing pelacak. Bag pack dan hand bag-ku diminta ditaruh di lantai, kemudian semuanya diendus-endus anjing pelacak anti barang terlarang. Alhamdulillah semua lancar, apa yang harus dikhawatirkan ? kenyataannya aku tidak membawa barang terlarang. Saatnya langsung menuju pintu EXIT sambil mengambil dua map Macau (free) dan menunggu public bus ke kota.
Bandara MFM terletak di Taipa, dari Macau ke Taipa harus melewati jembatan panjang seperti ‘Suramadu’. Wilayah Taipa terkenal dengan casino-casino kelas dunianya seperti Galaxy, City of Dream, Venetian dan masih banyak lagi yang lain. Selain Airport, Taipa juga mempunyai terminal ferry.
Tak lama menunggu bus yang dinanti, datanglah Bus AP1 menuju ke terminal ferry Macau. Aku masukkan wang kertas 10 HKD, padahal taripnya hanya 4,2 MOP (Macau Pattaca), 1 MOP = 1 HKD = 1150 Rp. Sorry aku nggak punya duit recehan, sekali sekali bolehlah sombong bayar lebih ‘karena terpaksa’.
Siapa yang tak kenal Macau, bila disebut namanya langsung orang ingat judi (gambling) atau casino seperti di Las Vegas. Wilayah kecil yang terdiri dari 3 pulau utama yakni Macau Peninsula, Taipa Coloane dan Cotai, itulah Macau. Perpaduan antara budaya Portugis dan China, peninggalan koloni masa lalu dan modernisasi.
Salah satu faktor kenapa Macau kerap dikunjungi wisatawan mancanegara, pertama sebagai negeri tempat transit menuju Hong Kong ‘HK’ (ke HK cuma 1 jam naik turbo jet ferry), kedua ada warisan dunia yang ditetapkan UNESCO, ketiga untuk mencari kesenangan ‘have fun’, shoping atau mencari keberuntungan di casino-casino mewah (ada 32 buah) dan faktor yang terakhir adalah bebas visa.
Wilayah yang pernah diduduki Portugis dan disewa oleh Inggris kemudian diserahkan kembali kepada RRC pada tahun 1999 masuk kedalam provinsi Guangdong, China. Saat ini Macau semakin berkembang, banyak maskapai penerbangan dari mancanegara membuka destinasi kesini. Penduduknya sedikit, wilayahnya dikelilingi lautan, sedikit ada yang berbukit, fasilitas negerinya lengkap dan baik, pastinya banyak uang mengalir disini dari transaksi bisnis.
Sejumlah jembatan yang melayang di atas laut sudah menjadi pemandangan yang biasa, sebut saja jembatan yang menghubungkan pulau Taipa antara lain Lotus Bridge, Ponte de Amizade (Friendship Bridge), Ponte Gov. Nobre De Carvalho (Macau – Taipa Bridge), Ponte de Sai Van (Sai Van Bridge).
Didukung oleh airport MFM yang membentang di laut dan dihubungkan dengan 2 jembatan super panjang melayang di atas laut, membuktikan kemajuan teknologi konstruksi yang unggul. Airportnya tidak begitu besar, tidak begitu ramai dan tidak begitu mewah namun konter duty free-nya yang banyak menjual aneka barang branded ada di situ.
Menuju kesini bisa pakai taksi atau bus umum AP1 dari Terminal Maritimo atau Terminal Ferry Macau dengan tarip yang murah. Waktu tempuhnya juga tidak lama hanya kurang dari 1 jam. Maskapai yang beroperasi antara lain Air Asia, Tiger Air, China Airline, Macau Air dan masih ada 15 maskapai penerbangan lainnya.
Moda transportasi laut juga ada dan selalu ramai dipadati calon penumpang di Macau Ferry Terminal dan Taipa Ferry Terminal, dari sini bisa ke Kowloon, Central, Shenzhen, Zhuhai, Wan Chai atau HKIA (Hong Kong International Airport). Border Gate dekat terminal bus maritimo ada border untuk menuju ke Zhuhai.
Tarip ferry berbeda-beda tergantung destinasi, jenis kelas dan waktu berangkatnya. Misalnya dari Macau ferry terminal ke Kowloon pakai turbo jet ‘first ferry’ hari biasa untuk kelas ordinary (ekonomi) taripnya 139 MOP (150 rbuan). Kalau berangkatnya hari libur pakai yang deluxe pasti harganya lebih mahal (tarip bisa dilihat di terminal ferry).
Moda transportasi bus sangat baik, melayani penumpang ke berbagai jurusan di wilayah Macau (ada 58 route). Bus diberi nomor misalnya nomor 10 melayani route Barrier gate – Areia Preta – Macau Ferry Terminal – N.A.P.E Sands – H. Lisboa/Wynn – Av. Almeida Ribeiro (City Center) – A Ma Temple (Maritime Museum).
Hanya dengan uang 3,2 MOP sampai dengan 4,2 MOP kita sudah dilayani sampai tujuan. Naik dari depan, bayarnya masukkan coin ke box khusus coin atau pakai prepaid card, lalu kalau turun melalui pintu tengah yang lebar. 95% penumpang naik bus semua bayar pakai prepaid card sedangkan sisanya pelancong dan lain-lain biasanya pakai coin.
Seat di dalam bus tidak tersedia banyak, ruang disediakan lebih banyak untuk penumpang berdiri dengan tali-tali pegangannya. Seat untuk kaum disable dan manula juga ada. Lantai bus permukaannya tidak sama tingginya antara depan tengah dan belakang, permukaan di belakang adalah yang paling tinggi.
Kelengkapan bus lainnya adalah di bagian luar ada nomor dan jurusan bus dengan lampu elektrik yang jelas mencolok. Sedangkan di dalam bus ada monitor kecepatan, suhu, kelembaban, bel stop, audio visual destinasi bus dan pintu otomatis. Disamping bus yang besar ada juga bus yang lebih kecil atau bus ¾. Bus tidak menunggu mencari penumpang, sopir berhenti hanya untuk menurunkan dan menaikan penumpang, rata-rata berhenti dibawah 2 menit, setelah itu segera berangkat. Semua bus menggunakan stir kanan sama seperti di Indonesia.
Macau kotanya indah, teratur dan bersih. Semua warganya tertib mentaati semua regulasi pemerintahnya, ini sudah aku buktikan baik di tengah kota sampai ke dalam kampung-kampung sekalipun. Budaya antri dan membayar sesuatu sesuai tarip sudah biasa mereka lakukan sehari hari. Seluruh wilayah kota didukung oleh petunjuk-petunjuk yang informatif, keamanan dan kecanggihan infrastruktur public. Inilah yang didambakan para wisatawan dan disukai sehingga lebih enjoy meng-explore-nya.
Anda ingin mencari barang yang asli dan branded ? Salah satunya adalah di Macau. Di pusat-pusat perbelanjaan dan deretan outlet-outlet banyak menjual barang branded yang harganya pasti akan menguras kantong para traveler murah. Sebut saja jam tangan tersebar dimana-mana, perhiasan emas berlian, barang elektronik, hand phone atau barang lainnya yang bersetifikat.
Untuk hal yang satu ini jangan terlalu khawatir karena dimana mana ada banyak kedai biasa atau restoran yang high class. Bagi yang Muslim bisa coba filled fish burger di McD, French fries dan coke, aneka roti sandwich, roti olahan atau aneka kue.
Resto McD ada di berbagai tempat dan kedai tradisional ada sampai di pelosok kampung, semua tertata rapi. Menu daging dan seafood menjadi andalan utama para penikmat kuliner. Dimana mana banyak terdapat seperti lembaran daging kering berwarna merah (mungkin dendeng pork), ini juga yang sering dibeli pengunjung.
Yang sering diburu para pelancong ada kue asal Macau. Sebut saja ‘Portuguese egg tart’ harga perbijinya 7 MOP, kue pastelaria koi kei (1 toples plastic 28 MOP) dan masih banyak kue khas dari Macau. Kalau mau niat bawa kue-kue sebagai oleh-oleh, jangan tunda-tunda membelinya karena sering diborong dan diburu para pelancong. Kue-kue ini dijual dalam kawasan Senado Square, tokonya selalu dipadati pengunjung. Kalau habis disini para pelancong memburu sampai ke gang-gang di kampung sekitar jalan Almeida Ribeiro. Setelah mereka berhasil membeli oleh-oleh sebagai tanda bahwa mereka habis dari Macau. Tentengan-tentengan tas plastik besar bergambar Ruins of St Paul Church dibawanya sampai ke cabin pesawat paling sedikit mereka membawa 1 tas besar.
Selain makanan, tersedia juga minuman yang umumnya berupa minuman kaleng yang bersoda atau yang berakohol berharga tinggi. Pada beberapa kedai terlihat gelas kopi siap minum yang dijejer di atas meja untuk dijual. Resto-resto makanan khas negara lain seperti kebab Turki atau Vietnam Cuisine ada juga di Macau. Kalau air mineral kemasan 500ml ‘Bonaqua’ dijual dengan harga rata-rata 6 MOP.
BERBAGAI PENINGGALAN KOLONI
Sebagai wilayah yang pernah dipegang Portugis banyak peninggalan colonial yang masih ada dan menjadi icon Macau. Ruins of St. Paul Church sebagai icon utama Macau atau Senado Square yang selalu dipadati wisatawan mancanegara.
Interest places lain yang ada di Macau adalah Casino Lisboa, City of Dream, Venitian, Fisherman, Macau tower, Museum, A Ma Temple dekat pelabuhan Barra dan gereja-gereja atau kuil-kuil kuno. Sedangkan nama jalan di selutuh Macau menggunakan perpaduan antara nama Portugis dan China.
Selain itu, Macau menggelar event tahunan yakni Grand Prix (GP) F1 Macau yang menggunakan lintasan jalan-jalan di Macau. Event ini pada tahun 2011 akan dilangsungkan mulai tanggal 17 – 20 november.
Bagi yang berduit atau yang berkantong terbatas bisa menginap di hotel bintang atau hanya di hostel dan guest house. Hotel bintang di Macau ada sekitar 45 buah yang taripnya jutaan rupiah, sedangkan hostel atau Guest House kisaran taripnya antara 150 MOP sampai 750 MOP. Hotel bintang 5 nya antara lain L’Arc Hotel Macau, Lisboa hotel dan Grand Lapa hotel. Hostel atau Guest Housenya sebut saja San Va (www.sanvahotel.com), Tung Fong dan Kou Va (email : kouva28930755@hotmail.com) yang ada di Rua Da Felicidade.
Mata uang yang dipakai Macau adalah Pataca (MOP), untuk transaksi sehari-hari nilainya dianggap sama dengan Hong Kong Dollar (HKD). Kalau di-kurs ke rupiah saat ini (oct 2011) 1 MOP = 1 HKD = 1150 Rupiah. Bertransaksi di Macau bayarnya pakai MOP atau HKD nggak masalah namun sebaliknya bertransaksi di Hong Kong harus pakai HKD.
Temperatur umum di Macau antara 16°C – 25°C dengan kelembaban antara 70% – 90%. Waktu musimnya adalah Autumn (oct – dec), Winter (jan – Mar), Summer (apr – Sep) dan ada kalanya ada musim typhoon.
Itulah deskripsi bagaimana Macau, sekarang aku lanjutkan ceritanya. Bus AP1 tiba di Macau Ferry Terminal, sebelum melanjutkan pakai bus lain menuju hostel, aku sempatkan survey ke dalam ferry terminal untuk mencari informasi awal tentang ferry terminal. Disini ada yang menarik pandanganku, kulihat 2 wajah Indonesia yang sedang menunggu di dalam sana. Mereka adalah 2 sosok kaum hawa yang sedang menunggu temannya beli tiket ferry menuju Hong Kong, sebenarnya dia di Macau sedang menunggu visa kerja yang belum turun di HK. Sebagai saudara sebangsa aku ajak mereka ngobrol dan akhirnya aku minta tolong tukar uang besar HKD menjadi uang coin recehan maksudnya untuk bayar bus agar tidak terpaksa seperti bayar naik AP1 tadi.
Memberi salam bye bye, selanjutnya menunggu bus no 10 atau 10A menuju hostel yang sudah ku booking. Karena belum tau di sekitar mana hostelnya aku tanya sama penumpang lain untuk membantu dimana kuharus turun. Dengan bahasa yang campur-campur akhirnya aku dibantu dimana turunnya. Audio dan text visual di dalam bus memberi informasi nama next haltenya, oleh karena itu kita harus hafal. Aku turun di pemberhentian Kam Pek Community Center di jalan Almeida Ribeiro (city center). Sedikit bertanya kepada polisi Macau dimana alamat hostel, setelah berjalan sekitar 150 meter hostel yang dituju kutemukan (San Va Hostel di Rua Da Felicidade).
Aku tunjukkan email booking kepada petugas hostel kemudian dia meminta aku membayar 120 MOP plus 100 MOP (refundable) untuk kunci. Diantar lokasi kamarnya dan ditunjukkan kamar mandinya (sharing) dan letak dispenser untuk minum. Kalau berminat pakai hostel ini jauh-jauh hari harus booking, soalnya hostel ini sering penuh dan kalau tidak booking lebih dulu pasti ditolak.
Istirahat sejenak, mandi dan seduh mie cup yang kubawa dari KL, selanjutnya explore ke Senado square. Ternyata dari hostel ke Senado cukup jalan kaki aja, strategis sekali hostelku dan murah lagi. Ooo ... itu yang namanya Senado square, gitu aja kok gaungnya sampai seantero dunia. Hebat sekali mereka mengemasnya sebagai destinasi wisata sehingga wisatawan dari mancanegara berbondong-bondong mulai pagi sampai malam memadati lokasi ini.
Kebersihan, penataan dan pemeliharaan peninggalan masa lalu menjadi kunci utama lestarinya obyek wisata ini. Jalan, teras toko dan pelataran mulai dari Senado sampai Ruins of St. Paul Church seluruhnya dibuat dari pecahan batu seperti marmer putih atau hitam. Semua ditata apik dan kelihatannya sangat natural dan menyenangkan. Ada kalanya aku dengar suara-suara Indonesia masuk ke telingaku, dialah saudara setanah air yang sedang tour dengan rombongan travel.
Pernah ketemu juga dengan beberapa tenaga kerja kita, malah dia nawarin aku ke casino, mandi sauna atau ditemani wanita Macau. Waduh kataku nggak lah mas aku kan kesini budgetnya pas-pas an. Ternyata banyak juga tenaga kerja kita yang mencari nafkah disini, begitu juga tenaga kerja dari Philippine. Kadang aku suka bingung ini orang Indonesia atau Philippines karena wajahnya hampir sama, kalau ditanya baru kita tau asal mereka.
Setelah tau Senado square, kemudian kulanjutkan ke Ruins of St. Paul Church yang lokasinya sekitar 300 meteran dari Senado. Di reruntuhan bekas gereja tua juga selalu dipadati pengunjung karena ini adalah icon utama Macau. Terlihat para pelancong saling bergantian mengabadikan obyek nya ini dengan kamera atau handycam-nya.
Di kiri dan kanan jalan menuju Ruins terdapat toko-toko menjual kue dan makanan khas Macau, kita selalu disuruh mencicipi. Lumayan tiap toko menawarkan kuenya seperti itu, bisa-bisa aku nggak perlu makan siang karena kekenyangan. Disamping menjual kue khas Macau, ada juga toko yang menjual souvenir Macau.
Sudah teratur rapi, tertib dan bersih, ada satu lagi yang perlu dicatat adalah orangnya yang fasionable baik laki-laki atau perempuan. Pakaiannya modis-modis seperti yang kita dihat di tipi-tipi atau sinetron, ada yang seksi dan ada yang pakai mini plus. Itu yang pertama, yang kedua adalah kalau naik bus kebetulan uang coin nggak cukup, masukkan aja coin itu seberapa kita punya walaupun kurang biasanya dia diam aja. Tapi jangan coba-coba di pagi hari karena yang naik bus masih sepi dan kebanyakan bayar pake kartu. Jangan-jangan anda yang pertama bayar pake coin, pasti kelihatanlah coinnya berapa yang dimasukkan (box-nya transparan). Memang biasanya kalau penumpang sedang ramai masukin coin berapa aja driver akan diam (tau atau pura-pura nggak tau ?)
Kalau merasa haus setelah melihat-lihat Ruins of St. Paul Church aku sarankan jangan langsung ambil minuman kemasan atau minuman lain sebelum anda tanya dulu berapa harganya. Terkadang ada yang nakal terutama toko di dekat anak tangga paling bawah.
Entah mengapa di Macau hampir 95% lebih orang jarang pakai topi. Sampai sekarang aku belum tau jawabannya.
Hal lain yang unik adalah ketika pesawat landing di Macau kemudian handphone mulai di ON, maka sms bergantian masuk ke hp kita, itu adalah sms dari beberapa casino yang menawarkan hadiah menarik.
Macau dan HK adalah sama-sama masuk dalam Negara Republik Rakyat China, namun mengapa masuk dan keluar (Macau & HK) harus lewat imigrasi seperti masuk lain negara. Bagi pemegang paspor RI masuk ke dua wilayah ini adalah bebas visa. Tetapi dari Macau atau HK ke Daratan China harus pakai Visa. Unik ya ...
Sebelum meninggalkan Macau menuju HK aku sempatkan keliling kota pake bus. Mencoba naik bus no 10 dari Almeida Ribeiro menuju A Ma Temple, Museum Maritim dan pinggir pelabuhan Barra sambil olah raga bersama para manula Macau.
Kembalinya naik bus yang sama menuju Maritimo Terminal dekat border, disini terlihat orang berbondong bondong menuju Zhuhai. Setelah puas kembali ke hostel dan booking hostel untuk hari terakhir setelah kembali dari HK. Namun di San Va kamar sudah full booked, untung aja ada hostel lain di belakangnya dan langsung aku booking harganya 200 MOP, nggak apalah sedikit lebih mahal asal skedulku aman. Kemudian check out dari San Va naik bus no. 10A menuju Macau Ferry Terminal menuju HK.
Menuju ke lantai 2 untuk beli tiket turbo jet ‘First Ferry’ tidak perlu antri menuju Tsim Tsa Tsui (Kowloon) HK, ambil ordinary class (ekonomi) 139 HKD. Karena jadwal berangkat 30 menit lagi, aku bergegas menuju ke dalam terminal keberangkatan di lantai 2 juga. Pertama masuk (gate khusus first ferry) kemudian ke imigrasi yang sedikit antri ‘distempel keluar Macau’ kartu departure diambil petugas, lalu cari gate ferry menuju Kowloon, tiketku diberi nomor kursi. Akhirnya menunggu di waiting room sampai masuk ke ferry. Bagi pemegang tiket yang ‘deluxe’ mempunyai ruang tunggu yang berbeda, fasilitasnya bisa ambil free cold drink yang ada disitu.
Jadwal First Ferry turbo jet, Macau to Kowloon mulai 07.30 – 22.30 frekuensi pemberangkatan tiap 30 menit. Seat di dalam ferry yang ekonomi sama seperti system seat di pesawat, seat first ferry mulai no. 1 s/d 37 A, B sampai R. Ferry dilengkapi kantin, AC dan tempat taruh bagasi di depan seat no 1.
Ferry berangkat on time yang akan menempuh perjalanan menuju Kowloon selama 1 jam dan 5 menit. Sesaat ferry meninggalkan dermaga, kelihatan Casino Sands, bentangan jembatan layang di atas laut dan semakin ke tengah melihat turbo jet jurusan lain yang saling berpapasan atau bahkan saling mendahului.
Akhirnya aku tiba di HK.
Setelah beberapa hari stay di HK, berikut aku ceritain persiapan pulang dari HK ke Macau. Turbo jet First ferry merapat di dermaga Macau, aku harus antri yang cukup panjang masuk pemeriksaan imigrasi. Tadi dari HK pukul 13.00, proses di imigrasi antri lama dan menunggu bus no 10A juga lama. Seperti biasa aku turun di Kam Pek Community Center karena hostel ku tidak jauh dari hostel yang pertama, tiba di hostel pukul 15 an.
Diterima petugas hostel seorang ibu RT yang senang ngoceh (entah apa yang diomongin ?) dengan menunjukkan kwitansi pembayaran ketika booking semua berjalan lancar. Kunci diserahkan dengan menambah deposit 10 MOP (refundable), kemudian ditunjukkan lokasi kamarnya. Kali ini kamarnya lebih besar dari hostel yang pertama, ada fan, meja kecil, kursi, lemari, thermos air panas dan kamar mandinya sharing. Lumayanlah untuk sekedar baring-baring di negeri orang.
Setelah tau keramaian HK, keramaian Macau memang tidak sebanding. HK sangat ramai dan padat, kotanya tidak pernah tidur, dia hidup selama 24 jam. Keramaian Macau hanya di daerah tertentu saja seperti di Senado Square dan casino-casino baik di Macau atau Taipa.
Menikmati malam terakhir di Macau kuisi dengan mengunjungi teman facebook-ku yang bekerja disini. Aku sudah hubungi dia dari HK dan janjian ketemu sekitar jam 5 sore. Namun sebelum kesana aku lebih dulu beli kue khas Macau sebagai oleh-oleh. Karena dekat hostelku adalah pusat produksi kue Macau, terlihat tokonya sudah dipadati pelancong. Aku bergegas kesana membeli aneka kue sebagai oleh-oleh kuatir kehabisan.
Saatnya naik bus 10A menemui kenalanku di Resto Vietnam ‘Saigon 88’ dekat patung dewi Kwan im. Disambut hangat olehnya dan aku disuruh pesan apa saja yang aku mau, tetapi karena sungkan aku hanya minta ice coffee milk Vietnam. Di daftar menu aku lihat harganya 26 MOP. Aku kasih tanda dua jempol kepadanya karena restonya sangat digemari turis-turis dari mancanegara. Tidak baik mengganggu rekan yang sedang bekerja, aku pamit sambil bilang terima kasih atas traktirannya kemudian bergegas menuju Venetian di Taipa.
Mampir sebentar melihat-lihat persiapan GP F1 Macau yang akan digelar 17 – 20 November 2011, lalu naik shuttle bus Venetian (free) dari Macau ferry terminal menuju area central casino kelas dunia. Melihat kemegahan Venetian yang kesohor itu, City of Dream, Hard Rock Macau, Crown, Hyatt, Galaxy, Dancing in the water dan melihat atraksi lain yang spektakuler, fenomenal, amazing dan bombastis. Masuk ke dalam kawasan ini seperti ada di dunia lain, jadi tidak mengherankan kalau disini banyak dipakai untuk mengabadikan foto-foto Pre Wedding.
Setelah puas di kawasan Taipa sambil jalan keluar menuju bus balik ke Macau ferry, ada wanita Chinese cantik yang menghampiriku dan mengajakku kencan. Pengalaman yang sama pernah aku alami ketika di Beijing, aku hanya merapatkan kedua telapak tanganku tanda menolak dengan sopan. Diapun mengerti dan sambil senyum meninggalkanku. How much ya ? Hhe ...
Free shuttle bus Venitian kembali membawaku ke Macau setelah sedikit antri untuk menunggu menaikinya. Dilanjutkan naik public bus menuju hostel kemudian menyusuri suasana malam sekitar Senado square dan Ruins, waktu itu jam menunjukkan pukul 22.30. Ternyata disitu masih ramai pengunjung tetapi toko-toko mulai ada yang tutup dan sekitar pukul 23.00 hampir semua toko tutup. Sempat mengabadikan icon-icon Macau di malam hari setelah itu beli kaos Macau (29 MOP).
Pagi pagi harus segera meninggalkan hostel menuju Airport, malamnya barang-barang bawaan aku kemas semaksimal mungkin. Memisahkan mana barang-barang boleh di bawa ke cabin dan mana yang masuk bagasi. Itu sangat penting diatur supaya tidak sia-sia. Akhirnya bag yang aku bawa sesuai rencana hanya 2 buah. Pasang alarm agar bisa dibangunkan oleh si hp, kemudian terlelap tidur.
Tepat pukul 7 pagi meninggalkan hostel tanpa meminta kembali deposit uang 10 MOP (karena dia masih tidur), memang dari awal sudah aku ikhlaskan buatnya. Naik bus no 10 (3,2 MOP) ke Maritimo Terminal dan sambung bus AP1 (4,2 MOP) ke MFM Airport. Kenapa harus ke Maritimo Terminal karena bus AP1 awal berangkatnya dari sini kemudian ke Macau Ferry Terminal selanjutnya singgah di airport.
Karena sebelumnya sudah web check in, di counter hanya baggage drop dan verifikasi dokumen. Seperti biasa melaksanakan protap penerbangan internasional menuju imigrasi kemudian menunggu terbang, kali ini masuk ke pesawat jalan kaki tanpa melalui garbarata (belalai gajah) atau nggak naik shuttle bus seperti ketika tiba. AA 1053 Macau to KL Take off on time dengan pilot dari Indonesia Agus Wiyono. Bye bye Macau ... I missed you.
copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
email : alsatopass@gmail.com
Landing mulus di Aeroporto Internacional De Macau (MFM) setelah menempuh perjalanan 3 jam 45 menit dari KL. Turun dari pesawat AA semua penumpang diharuskan naik shuttle bus ke terminal, padahal jaraknya tidak lebih dari 100 meter. Biasanya ke terminal harus jalan kaki.
Pemeriksaan di Imigrasi Macau lancar-lancar aja, cuma butuh 1 menit untuk menstempel pasporku yang berarti dibolehkan tinggal di Macau selama 30 hari kedepan. Ketika sedang menuju jalan keluar airport, aku dihadang polisi Bandara yang membawa anjing pelacak. Bag pack dan hand bag-ku diminta ditaruh di lantai, kemudian semuanya diendus-endus anjing pelacak anti barang terlarang. Alhamdulillah semua lancar, apa yang harus dikhawatirkan ? kenyataannya aku tidak membawa barang terlarang. Saatnya langsung menuju pintu EXIT sambil mengambil dua map Macau (free) dan menunggu public bus ke kota.
Bandara MFM terletak di Taipa, dari Macau ke Taipa harus melewati jembatan panjang seperti ‘Suramadu’. Wilayah Taipa terkenal dengan casino-casino kelas dunianya seperti Galaxy, City of Dream, Venetian dan masih banyak lagi yang lain. Selain Airport, Taipa juga mempunyai terminal ferry.
Tak lama menunggu bus yang dinanti, datanglah Bus AP1 menuju ke terminal ferry Macau. Aku masukkan wang kertas 10 HKD, padahal taripnya hanya 4,2 MOP (Macau Pattaca), 1 MOP = 1 HKD = 1150 Rp. Sorry aku nggak punya duit recehan, sekali sekali bolehlah sombong bayar lebih ‘karena terpaksa’.
MACAU SELAYANG PANDANG
Siapa yang tak kenal Macau, bila disebut namanya langsung orang ingat judi (gambling) atau casino seperti di Las Vegas. Wilayah kecil yang terdiri dari 3 pulau utama yakni Macau Peninsula, Taipa Coloane dan Cotai, itulah Macau. Perpaduan antara budaya Portugis dan China, peninggalan koloni masa lalu dan modernisasi.
Salah satu faktor kenapa Macau kerap dikunjungi wisatawan mancanegara, pertama sebagai negeri tempat transit menuju Hong Kong ‘HK’ (ke HK cuma 1 jam naik turbo jet ferry), kedua ada warisan dunia yang ditetapkan UNESCO, ketiga untuk mencari kesenangan ‘have fun’, shoping atau mencari keberuntungan di casino-casino mewah (ada 32 buah) dan faktor yang terakhir adalah bebas visa.
Wilayah yang pernah diduduki Portugis dan disewa oleh Inggris kemudian diserahkan kembali kepada RRC pada tahun 1999 masuk kedalam provinsi Guangdong, China. Saat ini Macau semakin berkembang, banyak maskapai penerbangan dari mancanegara membuka destinasi kesini. Penduduknya sedikit, wilayahnya dikelilingi lautan, sedikit ada yang berbukit, fasilitas negerinya lengkap dan baik, pastinya banyak uang mengalir disini dari transaksi bisnis.
Sejumlah jembatan yang melayang di atas laut sudah menjadi pemandangan yang biasa, sebut saja jembatan yang menghubungkan pulau Taipa antara lain Lotus Bridge, Ponte de Amizade (Friendship Bridge), Ponte Gov. Nobre De Carvalho (Macau – Taipa Bridge), Ponte de Sai Van (Sai Van Bridge).
AEROPORTO DAN FERRY TERMINAL
Didukung oleh airport MFM yang membentang di laut dan dihubungkan dengan 2 jembatan super panjang melayang di atas laut, membuktikan kemajuan teknologi konstruksi yang unggul. Airportnya tidak begitu besar, tidak begitu ramai dan tidak begitu mewah namun konter duty free-nya yang banyak menjual aneka barang branded ada di situ.
Menuju kesini bisa pakai taksi atau bus umum AP1 dari Terminal Maritimo atau Terminal Ferry Macau dengan tarip yang murah. Waktu tempuhnya juga tidak lama hanya kurang dari 1 jam. Maskapai yang beroperasi antara lain Air Asia, Tiger Air, China Airline, Macau Air dan masih ada 15 maskapai penerbangan lainnya.
Moda transportasi laut juga ada dan selalu ramai dipadati calon penumpang di Macau Ferry Terminal dan Taipa Ferry Terminal, dari sini bisa ke Kowloon, Central, Shenzhen, Zhuhai, Wan Chai atau HKIA (Hong Kong International Airport). Border Gate dekat terminal bus maritimo ada border untuk menuju ke Zhuhai.
Tarip ferry berbeda-beda tergantung destinasi, jenis kelas dan waktu berangkatnya. Misalnya dari Macau ferry terminal ke Kowloon pakai turbo jet ‘first ferry’ hari biasa untuk kelas ordinary (ekonomi) taripnya 139 MOP (150 rbuan). Kalau berangkatnya hari libur pakai yang deluxe pasti harganya lebih mahal (tarip bisa dilihat di terminal ferry).
BUS MACAU
Moda transportasi bus sangat baik, melayani penumpang ke berbagai jurusan di wilayah Macau (ada 58 route). Bus diberi nomor misalnya nomor 10 melayani route Barrier gate – Areia Preta – Macau Ferry Terminal – N.A.P.E Sands – H. Lisboa/Wynn – Av. Almeida Ribeiro (City Center) – A Ma Temple (Maritime Museum).
Hanya dengan uang 3,2 MOP sampai dengan 4,2 MOP kita sudah dilayani sampai tujuan. Naik dari depan, bayarnya masukkan coin ke box khusus coin atau pakai prepaid card, lalu kalau turun melalui pintu tengah yang lebar. 95% penumpang naik bus semua bayar pakai prepaid card sedangkan sisanya pelancong dan lain-lain biasanya pakai coin.
Seat di dalam bus tidak tersedia banyak, ruang disediakan lebih banyak untuk penumpang berdiri dengan tali-tali pegangannya. Seat untuk kaum disable dan manula juga ada. Lantai bus permukaannya tidak sama tingginya antara depan tengah dan belakang, permukaan di belakang adalah yang paling tinggi.
Kelengkapan bus lainnya adalah di bagian luar ada nomor dan jurusan bus dengan lampu elektrik yang jelas mencolok. Sedangkan di dalam bus ada monitor kecepatan, suhu, kelembaban, bel stop, audio visual destinasi bus dan pintu otomatis. Disamping bus yang besar ada juga bus yang lebih kecil atau bus ¾. Bus tidak menunggu mencari penumpang, sopir berhenti hanya untuk menurunkan dan menaikan penumpang, rata-rata berhenti dibawah 2 menit, setelah itu segera berangkat. Semua bus menggunakan stir kanan sama seperti di Indonesia.
MACAU KOTA YANG TERATUR dan BERSIH
Macau kotanya indah, teratur dan bersih. Semua warganya tertib mentaati semua regulasi pemerintahnya, ini sudah aku buktikan baik di tengah kota sampai ke dalam kampung-kampung sekalipun. Budaya antri dan membayar sesuatu sesuai tarip sudah biasa mereka lakukan sehari hari. Seluruh wilayah kota didukung oleh petunjuk-petunjuk yang informatif, keamanan dan kecanggihan infrastruktur public. Inilah yang didambakan para wisatawan dan disukai sehingga lebih enjoy meng-explore-nya.
BARANG BRANDED TERSEBAR DIMANA-MANA
Anda ingin mencari barang yang asli dan branded ? Salah satunya adalah di Macau. Di pusat-pusat perbelanjaan dan deretan outlet-outlet banyak menjual barang branded yang harganya pasti akan menguras kantong para traveler murah. Sebut saja jam tangan tersebar dimana-mana, perhiasan emas berlian, barang elektronik, hand phone atau barang lainnya yang bersetifikat.
MAKANAN dan MINUMAN ‘MAMIN’
Untuk hal yang satu ini jangan terlalu khawatir karena dimana mana ada banyak kedai biasa atau restoran yang high class. Bagi yang Muslim bisa coba filled fish burger di McD, French fries dan coke, aneka roti sandwich, roti olahan atau aneka kue.
Resto McD ada di berbagai tempat dan kedai tradisional ada sampai di pelosok kampung, semua tertata rapi. Menu daging dan seafood menjadi andalan utama para penikmat kuliner. Dimana mana banyak terdapat seperti lembaran daging kering berwarna merah (mungkin dendeng pork), ini juga yang sering dibeli pengunjung.
Yang sering diburu para pelancong ada kue asal Macau. Sebut saja ‘Portuguese egg tart’ harga perbijinya 7 MOP, kue pastelaria koi kei (1 toples plastic 28 MOP) dan masih banyak kue khas dari Macau. Kalau mau niat bawa kue-kue sebagai oleh-oleh, jangan tunda-tunda membelinya karena sering diborong dan diburu para pelancong. Kue-kue ini dijual dalam kawasan Senado Square, tokonya selalu dipadati pengunjung. Kalau habis disini para pelancong memburu sampai ke gang-gang di kampung sekitar jalan Almeida Ribeiro. Setelah mereka berhasil membeli oleh-oleh sebagai tanda bahwa mereka habis dari Macau. Tentengan-tentengan tas plastik besar bergambar Ruins of St Paul Church dibawanya sampai ke cabin pesawat paling sedikit mereka membawa 1 tas besar.
Selain makanan, tersedia juga minuman yang umumnya berupa minuman kaleng yang bersoda atau yang berakohol berharga tinggi. Pada beberapa kedai terlihat gelas kopi siap minum yang dijejer di atas meja untuk dijual. Resto-resto makanan khas negara lain seperti kebab Turki atau Vietnam Cuisine ada juga di Macau. Kalau air mineral kemasan 500ml ‘Bonaqua’ dijual dengan harga rata-rata 6 MOP.
BERBAGAI PENINGGALAN KOLONI
Sebagai wilayah yang pernah dipegang Portugis banyak peninggalan colonial yang masih ada dan menjadi icon Macau. Ruins of St. Paul Church sebagai icon utama Macau atau Senado Square yang selalu dipadati wisatawan mancanegara.
Interest places lain yang ada di Macau adalah Casino Lisboa, City of Dream, Venitian, Fisherman, Macau tower, Museum, A Ma Temple dekat pelabuhan Barra dan gereja-gereja atau kuil-kuil kuno. Sedangkan nama jalan di selutuh Macau menggunakan perpaduan antara nama Portugis dan China.
Selain itu, Macau menggelar event tahunan yakni Grand Prix (GP) F1 Macau yang menggunakan lintasan jalan-jalan di Macau. Event ini pada tahun 2011 akan dilangsungkan mulai tanggal 17 – 20 november.
HOSTEL dan HOTEL
Bagi yang berduit atau yang berkantong terbatas bisa menginap di hotel bintang atau hanya di hostel dan guest house. Hotel bintang di Macau ada sekitar 45 buah yang taripnya jutaan rupiah, sedangkan hostel atau Guest House kisaran taripnya antara 150 MOP sampai 750 MOP. Hotel bintang 5 nya antara lain L’Arc Hotel Macau, Lisboa hotel dan Grand Lapa hotel. Hostel atau Guest Housenya sebut saja San Va (www.sanvahotel.com), Tung Fong dan Kou Va (email : kouva28930755@hotmail.com) yang ada di Rua Da Felicidade.
MATA UANG dan IKLIM
Mata uang yang dipakai Macau adalah Pataca (MOP), untuk transaksi sehari-hari nilainya dianggap sama dengan Hong Kong Dollar (HKD). Kalau di-kurs ke rupiah saat ini (oct 2011) 1 MOP = 1 HKD = 1150 Rupiah. Bertransaksi di Macau bayarnya pakai MOP atau HKD nggak masalah namun sebaliknya bertransaksi di Hong Kong harus pakai HKD.
Temperatur umum di Macau antara 16°C – 25°C dengan kelembaban antara 70% – 90%. Waktu musimnya adalah Autumn (oct – dec), Winter (jan – Mar), Summer (apr – Sep) dan ada kalanya ada musim typhoon.
LANJUT MANG ...
Itulah deskripsi bagaimana Macau, sekarang aku lanjutkan ceritanya. Bus AP1 tiba di Macau Ferry Terminal, sebelum melanjutkan pakai bus lain menuju hostel, aku sempatkan survey ke dalam ferry terminal untuk mencari informasi awal tentang ferry terminal. Disini ada yang menarik pandanganku, kulihat 2 wajah Indonesia yang sedang menunggu di dalam sana. Mereka adalah 2 sosok kaum hawa yang sedang menunggu temannya beli tiket ferry menuju Hong Kong, sebenarnya dia di Macau sedang menunggu visa kerja yang belum turun di HK. Sebagai saudara sebangsa aku ajak mereka ngobrol dan akhirnya aku minta tolong tukar uang besar HKD menjadi uang coin recehan maksudnya untuk bayar bus agar tidak terpaksa seperti bayar naik AP1 tadi.
Memberi salam bye bye, selanjutnya menunggu bus no 10 atau 10A menuju hostel yang sudah ku booking. Karena belum tau di sekitar mana hostelnya aku tanya sama penumpang lain untuk membantu dimana kuharus turun. Dengan bahasa yang campur-campur akhirnya aku dibantu dimana turunnya. Audio dan text visual di dalam bus memberi informasi nama next haltenya, oleh karena itu kita harus hafal. Aku turun di pemberhentian Kam Pek Community Center di jalan Almeida Ribeiro (city center). Sedikit bertanya kepada polisi Macau dimana alamat hostel, setelah berjalan sekitar 150 meter hostel yang dituju kutemukan (San Va Hostel di Rua Da Felicidade).
Aku tunjukkan email booking kepada petugas hostel kemudian dia meminta aku membayar 120 MOP plus 100 MOP (refundable) untuk kunci. Diantar lokasi kamarnya dan ditunjukkan kamar mandinya (sharing) dan letak dispenser untuk minum. Kalau berminat pakai hostel ini jauh-jauh hari harus booking, soalnya hostel ini sering penuh dan kalau tidak booking lebih dulu pasti ditolak.
@SENADO SQUARE dan RUINS of St. PAUL CHURCH
Istirahat sejenak, mandi dan seduh mie cup yang kubawa dari KL, selanjutnya explore ke Senado square. Ternyata dari hostel ke Senado cukup jalan kaki aja, strategis sekali hostelku dan murah lagi. Ooo ... itu yang namanya Senado square, gitu aja kok gaungnya sampai seantero dunia. Hebat sekali mereka mengemasnya sebagai destinasi wisata sehingga wisatawan dari mancanegara berbondong-bondong mulai pagi sampai malam memadati lokasi ini.
Kebersihan, penataan dan pemeliharaan peninggalan masa lalu menjadi kunci utama lestarinya obyek wisata ini. Jalan, teras toko dan pelataran mulai dari Senado sampai Ruins of St. Paul Church seluruhnya dibuat dari pecahan batu seperti marmer putih atau hitam. Semua ditata apik dan kelihatannya sangat natural dan menyenangkan. Ada kalanya aku dengar suara-suara Indonesia masuk ke telingaku, dialah saudara setanah air yang sedang tour dengan rombongan travel.
Pernah ketemu juga dengan beberapa tenaga kerja kita, malah dia nawarin aku ke casino, mandi sauna atau ditemani wanita Macau. Waduh kataku nggak lah mas aku kan kesini budgetnya pas-pas an. Ternyata banyak juga tenaga kerja kita yang mencari nafkah disini, begitu juga tenaga kerja dari Philippine. Kadang aku suka bingung ini orang Indonesia atau Philippines karena wajahnya hampir sama, kalau ditanya baru kita tau asal mereka.
Setelah tau Senado square, kemudian kulanjutkan ke Ruins of St. Paul Church yang lokasinya sekitar 300 meteran dari Senado. Di reruntuhan bekas gereja tua juga selalu dipadati pengunjung karena ini adalah icon utama Macau. Terlihat para pelancong saling bergantian mengabadikan obyek nya ini dengan kamera atau handycam-nya.
Di kiri dan kanan jalan menuju Ruins terdapat toko-toko menjual kue dan makanan khas Macau, kita selalu disuruh mencicipi. Lumayan tiap toko menawarkan kuenya seperti itu, bisa-bisa aku nggak perlu makan siang karena kekenyangan. Disamping menjual kue khas Macau, ada juga toko yang menjual souvenir Macau.
PANDANGAN SPECIAL
Sudah teratur rapi, tertib dan bersih, ada satu lagi yang perlu dicatat adalah orangnya yang fasionable baik laki-laki atau perempuan. Pakaiannya modis-modis seperti yang kita dihat di tipi-tipi atau sinetron, ada yang seksi dan ada yang pakai mini plus. Itu yang pertama, yang kedua adalah kalau naik bus kebetulan uang coin nggak cukup, masukkan aja coin itu seberapa kita punya walaupun kurang biasanya dia diam aja. Tapi jangan coba-coba di pagi hari karena yang naik bus masih sepi dan kebanyakan bayar pake kartu. Jangan-jangan anda yang pertama bayar pake coin, pasti kelihatanlah coinnya berapa yang dimasukkan (box-nya transparan). Memang biasanya kalau penumpang sedang ramai masukin coin berapa aja driver akan diam (tau atau pura-pura nggak tau ?)
Kalau merasa haus setelah melihat-lihat Ruins of St. Paul Church aku sarankan jangan langsung ambil minuman kemasan atau minuman lain sebelum anda tanya dulu berapa harganya. Terkadang ada yang nakal terutama toko di dekat anak tangga paling bawah.
Entah mengapa di Macau hampir 95% lebih orang jarang pakai topi. Sampai sekarang aku belum tau jawabannya.
Hal lain yang unik adalah ketika pesawat landing di Macau kemudian handphone mulai di ON, maka sms bergantian masuk ke hp kita, itu adalah sms dari beberapa casino yang menawarkan hadiah menarik.
Macau dan HK adalah sama-sama masuk dalam Negara Republik Rakyat China, namun mengapa masuk dan keluar (Macau & HK) harus lewat imigrasi seperti masuk lain negara. Bagi pemegang paspor RI masuk ke dua wilayah ini adalah bebas visa. Tetapi dari Macau atau HK ke Daratan China harus pakai Visa. Unik ya ...
FIRST FERRY MACAU to HK
Sebelum meninggalkan Macau menuju HK aku sempatkan keliling kota pake bus. Mencoba naik bus no 10 dari Almeida Ribeiro menuju A Ma Temple, Museum Maritim dan pinggir pelabuhan Barra sambil olah raga bersama para manula Macau.
Kembalinya naik bus yang sama menuju Maritimo Terminal dekat border, disini terlihat orang berbondong bondong menuju Zhuhai. Setelah puas kembali ke hostel dan booking hostel untuk hari terakhir setelah kembali dari HK. Namun di San Va kamar sudah full booked, untung aja ada hostel lain di belakangnya dan langsung aku booking harganya 200 MOP, nggak apalah sedikit lebih mahal asal skedulku aman. Kemudian check out dari San Va naik bus no. 10A menuju Macau Ferry Terminal menuju HK.
Menuju ke lantai 2 untuk beli tiket turbo jet ‘First Ferry’ tidak perlu antri menuju Tsim Tsa Tsui (Kowloon) HK, ambil ordinary class (ekonomi) 139 HKD. Karena jadwal berangkat 30 menit lagi, aku bergegas menuju ke dalam terminal keberangkatan di lantai 2 juga. Pertama masuk (gate khusus first ferry) kemudian ke imigrasi yang sedikit antri ‘distempel keluar Macau’ kartu departure diambil petugas, lalu cari gate ferry menuju Kowloon, tiketku diberi nomor kursi. Akhirnya menunggu di waiting room sampai masuk ke ferry. Bagi pemegang tiket yang ‘deluxe’ mempunyai ruang tunggu yang berbeda, fasilitasnya bisa ambil free cold drink yang ada disitu.
Jadwal First Ferry turbo jet, Macau to Kowloon mulai 07.30 – 22.30 frekuensi pemberangkatan tiap 30 menit. Seat di dalam ferry yang ekonomi sama seperti system seat di pesawat, seat first ferry mulai no. 1 s/d 37 A, B sampai R. Ferry dilengkapi kantin, AC dan tempat taruh bagasi di depan seat no 1.
Ferry berangkat on time yang akan menempuh perjalanan menuju Kowloon selama 1 jam dan 5 menit. Sesaat ferry meninggalkan dermaga, kelihatan Casino Sands, bentangan jembatan layang di atas laut dan semakin ke tengah melihat turbo jet jurusan lain yang saling berpapasan atau bahkan saling mendahului.
Akhirnya aku tiba di HK.
FIRST FERRY HK to MACAU
Setelah beberapa hari stay di HK, berikut aku ceritain persiapan pulang dari HK ke Macau. Turbo jet First ferry merapat di dermaga Macau, aku harus antri yang cukup panjang masuk pemeriksaan imigrasi. Tadi dari HK pukul 13.00, proses di imigrasi antri lama dan menunggu bus no 10A juga lama. Seperti biasa aku turun di Kam Pek Community Center karena hostel ku tidak jauh dari hostel yang pertama, tiba di hostel pukul 15 an.
Diterima petugas hostel seorang ibu RT yang senang ngoceh (entah apa yang diomongin ?) dengan menunjukkan kwitansi pembayaran ketika booking semua berjalan lancar. Kunci diserahkan dengan menambah deposit 10 MOP (refundable), kemudian ditunjukkan lokasi kamarnya. Kali ini kamarnya lebih besar dari hostel yang pertama, ada fan, meja kecil, kursi, lemari, thermos air panas dan kamar mandinya sharing. Lumayanlah untuk sekedar baring-baring di negeri orang.
MALAM TERAKHIR DI MACAU
Setelah tau keramaian HK, keramaian Macau memang tidak sebanding. HK sangat ramai dan padat, kotanya tidak pernah tidur, dia hidup selama 24 jam. Keramaian Macau hanya di daerah tertentu saja seperti di Senado Square dan casino-casino baik di Macau atau Taipa.
Menikmati malam terakhir di Macau kuisi dengan mengunjungi teman facebook-ku yang bekerja disini. Aku sudah hubungi dia dari HK dan janjian ketemu sekitar jam 5 sore. Namun sebelum kesana aku lebih dulu beli kue khas Macau sebagai oleh-oleh. Karena dekat hostelku adalah pusat produksi kue Macau, terlihat tokonya sudah dipadati pelancong. Aku bergegas kesana membeli aneka kue sebagai oleh-oleh kuatir kehabisan.
Saatnya naik bus 10A menemui kenalanku di Resto Vietnam ‘Saigon 88’ dekat patung dewi Kwan im. Disambut hangat olehnya dan aku disuruh pesan apa saja yang aku mau, tetapi karena sungkan aku hanya minta ice coffee milk Vietnam. Di daftar menu aku lihat harganya 26 MOP. Aku kasih tanda dua jempol kepadanya karena restonya sangat digemari turis-turis dari mancanegara. Tidak baik mengganggu rekan yang sedang bekerja, aku pamit sambil bilang terima kasih atas traktirannya kemudian bergegas menuju Venetian di Taipa.
Mampir sebentar melihat-lihat persiapan GP F1 Macau yang akan digelar 17 – 20 November 2011, lalu naik shuttle bus Venetian (free) dari Macau ferry terminal menuju area central casino kelas dunia. Melihat kemegahan Venetian yang kesohor itu, City of Dream, Hard Rock Macau, Crown, Hyatt, Galaxy, Dancing in the water dan melihat atraksi lain yang spektakuler, fenomenal, amazing dan bombastis. Masuk ke dalam kawasan ini seperti ada di dunia lain, jadi tidak mengherankan kalau disini banyak dipakai untuk mengabadikan foto-foto Pre Wedding.
Setelah puas di kawasan Taipa sambil jalan keluar menuju bus balik ke Macau ferry, ada wanita Chinese cantik yang menghampiriku dan mengajakku kencan. Pengalaman yang sama pernah aku alami ketika di Beijing, aku hanya merapatkan kedua telapak tanganku tanda menolak dengan sopan. Diapun mengerti dan sambil senyum meninggalkanku. How much ya ? Hhe ...
Free shuttle bus Venitian kembali membawaku ke Macau setelah sedikit antri untuk menunggu menaikinya. Dilanjutkan naik public bus menuju hostel kemudian menyusuri suasana malam sekitar Senado square dan Ruins, waktu itu jam menunjukkan pukul 22.30. Ternyata disitu masih ramai pengunjung tetapi toko-toko mulai ada yang tutup dan sekitar pukul 23.00 hampir semua toko tutup. Sempat mengabadikan icon-icon Macau di malam hari setelah itu beli kaos Macau (29 MOP).
Pagi pagi harus segera meninggalkan hostel menuju Airport, malamnya barang-barang bawaan aku kemas semaksimal mungkin. Memisahkan mana barang-barang boleh di bawa ke cabin dan mana yang masuk bagasi. Itu sangat penting diatur supaya tidak sia-sia. Akhirnya bag yang aku bawa sesuai rencana hanya 2 buah. Pasang alarm agar bisa dibangunkan oleh si hp, kemudian terlelap tidur.
Tepat pukul 7 pagi meninggalkan hostel tanpa meminta kembali deposit uang 10 MOP (karena dia masih tidur), memang dari awal sudah aku ikhlaskan buatnya. Naik bus no 10 (3,2 MOP) ke Maritimo Terminal dan sambung bus AP1 (4,2 MOP) ke MFM Airport. Kenapa harus ke Maritimo Terminal karena bus AP1 awal berangkatnya dari sini kemudian ke Macau Ferry Terminal selanjutnya singgah di airport.
Karena sebelumnya sudah web check in, di counter hanya baggage drop dan verifikasi dokumen. Seperti biasa melaksanakan protap penerbangan internasional menuju imigrasi kemudian menunggu terbang, kali ini masuk ke pesawat jalan kaki tanpa melalui garbarata (belalai gajah) atau nggak naik shuttle bus seperti ketika tiba. AA 1053 Macau to KL Take off on time dengan pilot dari Indonesia Agus Wiyono. Bye bye Macau ... I missed you.
copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
email : alsatopass@gmail.com
No comments:
Post a Comment