BERAMAL LEWAT TULISAN

Saturday 8 December 2018

PENANG YANG MELEGENDA

JEPRET DULU SEBELUM BERANGKAT
bersama ISTRI dan CUCU TERCINTA
Adalah lagu lama kalau aku selalu membeli tiket murah meriah untuk sebuah perjalanan. Sebut saja tiket Surabaya-Penang dan Penang-Medan (pp) aku dapat murah meski harus sabar menunggu lama waktu terbangnya. Sabar menunggu lebih dari 7 bulan.

Tidak puas sampai disitu, tiket Penang-Phuket dan Phuket-Bangkok juga kubeli untuk melengkapi perjalanan selama 45 hari.
Semua biaya tadi dari hasil refund tiketku ke Teheran yang di-suspend maskapai Si Merah milik negeri jiran. Boleh jadi ini adalah pelampiasanku karena rencana ke Azerbaijan, Armenia, Georgia dan Turki yang gagal.

Penjelajahan panjangku kali ini ditemani istri tercinta satu-satunya, meski dia hanya bersedia ikut dua minggu aja. Sedangkan aku tetap 45 hari.


SEKITARAN PENANG

Hanya ada satu penerbangan dari Surabaya ke Penang bersama maskapai Si Merah milik negeri jiran. Dalam tempo tiga jam kami mendarat mulus di Penang International Airport yang sedang sejuk diselimuti awan mendung.

Tidak sebagus dan seindah Airport Juanda Surabaya. Bandara Penang terkesan kurang modern ato boleh dikatakan sedikit jadul tertinggal dengan Juanda Airport. Lebih pantasnya disebut setengah modern.

Untuk ke pusat kota (Komtar, Kompleks Tun Abdul Razak) atau Georgetown, cukup naik Bus Rapid No 401/401E/AT yang ongkosnya 2,7 Ringgit. Wajib pakai uang pas. Intinya, boleh bayar lebih tapi tidak boleh bayar kurang. Bus Rapid Penang 401/401E/AT harus ditunggu kedatangannya di halte bagian luar bandara.

Jangan malas bertanya. Sebab bus ini jurusannya dari/ke Balik Pulau-Jetty. Jangan terbalik naiknya. Boleh juga pake taksi, resmi 50 an Ringgit sedangkan taksi gelap 40 Ringgit.

Lantas, tombol bus kutekan agar berhenti di Lebuh Chulia dekat Love Lane Street George Town (7 Eleven). Stay di sekitaran sini sangat strategis. Sebab, kemana-mana dekat. Beberapa bus lewat jalan ini, Masjid Kapitan Keling, Masjid Jamek Lebuh Acheh, money changer, pasar, pusat street food di malam hari dan dekat penyebrangan ferry ke Butterworth.

Gedung-gedung pemerintahan masa lalu masih dipakai dan terawat baik. Gedung-gedung tersebut mayoritas berada di sepanjang pinggiran pantai dekat menara. Melewati di sekitaran sini serasa berada di Eropa. Iya semuanya adalah peninggalan kolonial Inggris.

Sepanjang Lebuh Chulia dan Love Lane banyak didominasi oleh Guesthouse ato hotel yang taripnya mulai 20 (dormitory), 50, 60, > 70 Ringgit. Monggo silakan dipilih. Kalau sarapan di hotel budget, paling-paling dapat menu sederhana seperti teh kopi dan roti sandwidh. Ato bahkan tidak ada sama sekali. Tapi jangan kuatir, menu sarapan murah bisa didapat di daerah ini seperti nasi lemak, chapati dan aneka minuman panas ato dingin.

Sebagai kawasan World Heritage (warisan dunia) yang ditetapkan UNESCO sejak tahun 2008, George Town sangat dijaga dan dirawat pemerintah yang didukung oleh rakyatnya. Bangunan kuno tidak ada yang dirobohkan meski sudah hampir hancur. Semua dipertahankan keasliannya, kalau perlu direstorasi. 

Enaknya, George Town memiliki bus gratis yang dinamakan Central Area Transit atau sering disebut CAT. Untuk menjelajahi George Town aku pake bus ini yang cukup membantu kami sebagai turis berkantung tipis. Rutenya Komtar -Jetty (pp). Dia selalu nongkrong manis di Terminal Jetty di lane 10.

Jangan lupa juga cobain ke Butterworth dengan ferry. Dari pelabuhan ferry (jetty) ke Butterworth, gratis dan baliknya hanya bayar 1,20 Ringgit. Itu sudah termasuk free shuttle bus dari Pelabuhan ferry Butterworth ke Terminal (pp).

PENANG HILL


Halte bus Lebuh Chulia diantaranya ada di dekat 7 Eleven. Tiang berlogo RAPID sebagai tandanya. Dari situ ke Jetty ongkosnya 1,4 Ringgit. Kemudian dari terminal tersebut bisa leluasa memilih bus ke berbagai jurusan.

Sebagai contoh, kami mengambil Bus Rapid 204 jurusan Bukit Bendera (Penang Hill). Ongkosnya 2 Ringgit sahaja. Bus akan melewati Ke Lok Si (Big Budha) di Ayer Itam. Ada apa di Penang Hill ? 


Tempat ini sangat populer di kalangan pelancong. Sebab di sini terdapat sejarah perkeretaapian sejak tahun 1922 dan terus  diperbarui hingga sekarang. Bukan sekedar itu, kereta bergerbong tunggal ini akan mendaki naik dan turun menjelajah Penang Hill (Bukit Bendera) dengan kemiringan terjal lebih dari 45°.

Di stasiun bagian bawah (lower station) ada konter penjual tiket. Untuk dewasa tiketnya 30 Ringgit (pp). Antriannya lumayan panjang dan harus menunggu gantian untuk diangkut ke atas.

Pilih tempat duduk paling depan ato belakang, itu yang paling baik. Sebab, bisa menyaksikan dan mengabadikan dengan jelas treknya yang curam. Di tengah-tengah  jalurnya ada double track untuk simpangan kereta yang akan naik dan turun. Pada middle station, train berhenti sejenak untuk pemeriksaan kondisi, sekaligus memberi kesempatan naik turun penduduk setempat.

Dan akhirnya sampai juga di atas setelah menempuh perjalanan selama 15 menit. Sensasi pertama telah dilewati. Berikutnya ada sensasi kedua, menikmati view Kota Penang dari atas. Luar biasa pemandangannya. Sangat indah. Termasuk melihat bentangan dua jembatan panjang 'Penang Bridge' yang spektakuler.

Di Bukit Bendera tersedia berbagai macam sajian untuk pelancong. Sebut saja misalnya museum, kulineran, masjid bersejarah, treking alam, teropong view ato tower untuk mengabadikan momen yang indah Kota Penang dari atas.

Seperti ketika naik train dari bawah harus rela mengantri. Begitu juga ketika mau turun. Harus antri berjalan setapak demi setapak menunggu giliran. Bila mau agak longgar sebaiknya datang pada hari kerja. Datang di pagi hari juga sip. Sebab mulai pukul 06.30 Penang Hill sudah buka sampai pukul 11.00 malam.

Untuk kembali ke Lebuh Chulia, sekitaran Komtar atau Love Lane, tetap pakai bus 204 lagi.


PUSAT KULINER MALAM HARI


Sangat mudah mencari pusat kulineran baik siang atau pun malam. Salah satunya di Gurney Pesiaran. Dari Lebuh Chulia bisa naik Bus Rapid 101 yang haltenya di dekat Restoran Kopitam. Turunnya di Gurney Plaza kemudian berjalan kaki sedikit memotong lorong mall. Kembalinya juga dengan bus 101, haltenya di dekat perempatan Gurney.

Pujasera Gurney Pesiaran kulinerannya sangat lengkap. Hampir semuanya makanan tradisional Malaysia. Ada nasi lemak, rojak pasembur, laksa, sate, mie sotong atau seafood.

Pokoknya untuk melepas kangen akan semuanya itu, tidak ada salahnya datang lagi kemari.


TRAVELING for YOUR HEALTHY





Copyright©  by RUSDI ZULKARNAIN





No comments: