BERAMAL LEWAT TULISAN

Thursday, 21 April 2011

Special Journey to Taj Mahal, Agra. One of 7 Wonders in The World (Explore INDIA-habis)












SEKILAS SEJARAH TAJ MAHAL, Taj Mahal bukanlah masjid seperti bentuknya yang berkubah namun sebuah musoleum yang terletak di Agra 208 km dari New Delhi termasuk negara bagian Uttar Pradesh (UP). Kaisar Mughal yang berkuasa saat itu (abad ke-17) memerintahkan membuat bangunan ini dan mempersembahkannya untuk istri tercinta Mumtaz Mahal, sebagai symbol cinta kasih yang teramat dalam suami kepada istrinya. Kompleks ini dibangun selama 23 tahun pada masanya dan sekarang merupakan warisan dunia yang termasuk 7 keajaiban dunia.
 
Taj Mahal dibangun oleh puluhan ribu pekerja dan hasilnya menjadi bangunan monumental yang dikenal banyak orang di seluruh dunia. Buku-buku sejarah, atlas dunia atau kalender banyak dihiasi gambar karya maha agung ini.
Bangunan utama didominasi oleh marmer putih (marble) yang dibawa dari tempat lain di India serta mozaik yang disusun apik hasil karya pekerja sekitar Agra. Mozaik-mozaik indah mayoritas ber-design bunga yang pembuatannya sangat halus dan rumit. Garis besar cara pembuatannya sbb : pertama marmer putih diberi warna merah kemudian dipola untuk dilubangi sesuai dengan gambar yang akan ditanam. Setelah itu potongan-potongan puluhan jenis batu ditanam dan ditempel satu persatu dengan lem natural setelah finishing menghasilkan gambar di atas marmer putih. Sampai saat ini kerajinan seni marmer masih ada di sekitar agra dan industrinya dikuasi oleh negara.




DARI DELHI MENUJU AGRA

Pukul 6 pagi dijemput tourist bus menuju Agra, ternyata busnya biasa aja nggak ada istimewanya. Tiket bus yang kubeli adalah Delhi – Agra (pp) plus mengunjungi satu dua tempat wisata di sekitarnya. Walaupun busnya biasa namun ada yang nggak lazim dilihat yaitu antara bagian sopir bus dan penumpang dipisahkan oleh dinding yang tertutup rapat dan berpintu. Bus keliling menjemput satu persatu penumpangnya dari hotel yang satu ke hotel lainnya atau menjemput serombongan penumpang pada suatu tempat.

Dari Delhi ada cara lain untuk menuju Agra, yaitu dengan kereta api start-nya bisa dari New Delhi Railway Station atau dari Hazrat Nizamuddin Railway Station. Dengan KA 2002 Bhopal Shatabdi dari Delhi ke Agra bisa ditempuh dalam 2,5 jam yang berangkat sekitar jam 6 pagi, sedangkan taripnya mulai dari 400Rs s/d 700Rs dan berangkat setiap hari kecuali jum’at. KA yang lain adalah 2280 Taj Express Superfast, dengan KA ini waktu tempuhnya 3 jam-an, berangkat sekitar jam 7 pagi, dengan tarip 20 ribuan s/d 60 ribuan.

Perlu diingat setiap hari jum'at Taj Mahal tutup, kereta express menuju Agrapun juga close. Pergi ke Agra dari Delhi bisa hanya 1 hari pp (one day trip) atau menginap di Agra juga bisa, disana ada budget hotel, lodge atau hotel kelas menengah ke atas.

Setelah penumpangnya lengkap, bus mulai meninggalkan kota Delhi, semua kursi dipenuhi oleh orang India, kecuali aku dan pemuda dari Florida, Amerika yang duduk di sebelahku. Menempuh perjalanan sejauh 208 km ke Agra cukup melelahkan, diperlukan waktu sampai 5 jam. Selama 5 jam perjalanan tidak ada yang istimewa, kontur jalannya datar tidak turun naik, bus melewati ruas jalan tol bersama-sama sepeda motor yang juga bebas bisa lewat situ. Bus berjalan tidak begitu cepat dan berhenti satu kali untuk istirahat makan, sebenarnya perjalanan ke Agra bisa ditempuh dalam 4 jam atau bahkan kurang dari itu. Sepanjang perjalanan hanya terlihat orang memelihara sapi atau kerbau kemudian kotorannya dicampur dengan suatu material (nggak jelas) kemudian dibuat lempengan-lempengan bundar (nggak tau buat apa). Selain itu menjelang masuk kota Agra banyak industri batu bata yang diangkut oleh bak truk yang ditarik traktor.




AGRA, UTTAR PRADESH

Hampir tengah hari bus baru tiba di Agra, kota Agra yang semrawut hampir sama kondisinya dengan Old Delhi, semua kendaraan nggak ada yang mau mengalah masing-masing saling mendahului. Turun dari bus sudah ada autorickshaw (bajaj) yang menawarkan kemana kita pergi, lakukan penawaran dan rinci kemana aja tempat yang dituju, sepakati sebelum naik karena banyak alibaba (tukang bohongin). Obyek yang utama di Agra adalah Taj Mahal, Red Fort, Sungai Yamuna dan Baby Taj Mahal, ada juga obyek yang agak jauh dari Agra namun kalau hanya one day trip waktunya nggak cukup.

Kalau mau makan siang tinggal pilih mau di restoran besar atau restoran biasa, untuk restoran besar (kelas menengah) 1 porsi mutton biryani (halal), 1 juice mangga plus tax bisa sampai 75 ribu rupiah. Habis makan siang sopir bajaj biasanya mengajak kita ke home industry hiasan dari marmer (marbel), cara membuatnya didemonstrasikan detail oleh pegawainya, setelah itu kita akan digiring ke art shop-nya. Kalau kita menyerahkan penuh pada sopir bajaj maka ada kalanya diajak ke fashion shop yang menjual aneka kain sari, sarung, busana pria dan wanita. Kalau kita kurang sreg ke tempat itu, kita bisa menolaknya.

Agra Fort atau Red Fort yang ada di Agra sama halnya dengan yang ada di Old Delhi, Red Fort di Agra saat ini sebagian besar dikuasai army India. Jumlah Red Fort ada 4 buah, 2 di Agra, 1 di Delhi dan 1 di Lahore Pakistan.




@ TAJ MAHAL

Taj Mahal bisa dilihat dari belakang maupun dari depan, kalau melihat lewat belakang masuknya free namun nggak bisa masuk ke lokasi karena dihalangi oleh sungai Yamuna. Dari sini Taj Mahal hanya dapat disaksikan dari kejauhan, walaupun begitu dari mana saja melihatnya bentuknya hampir sama karena dibangun simetris. Di belakang bangunan utama Taj Mahal membentang sungai Yamuna, anak sungai terbesar sungai suci Gangga. Di bagian lain sungai Yamuna ada jembatan yang menghubungkan dua sisi daerah, dan di dekat situ ada ‘Baby Taj Mahal’.

Menuju main gate Taj Mahal semua kendaraan umum dilarang masuk, untuk masuk kesana bisa berjalan kaki atau naik gerobak yang ditarik unta, kuda atau kendaraan lain, semua itu harus bayar. Mulai dari jalan masuk ke main gate banyak guide atau orang yang mengaku-ngaku sebagai guide, mereka menawarkan jasanya sampai 200Rs, atau kalau kita nggak mau dia kadang-kadang menurunkan ke harga yang paling murah 50Rs.

Sebelum masuk ke kompleks dalam Taj Mahal sebagai foreigner aku harus bayar tiket masuk 750Rs tanpa kompromi, diberi 1 tiket dan 1 botol air kemasan 500ml plus kaus kaki tissue. Ternyata dekat loket penjualan tiket ada lagi para guide dan agar kita percaya dia menunjukkan id card-nya, dia terus merayu dan mengikutiku berharap aku mau memakainya. Dia bilang tarip resminya 45Rs yang tertera di id card. Aku memberanikan diri pakai jasa guide dengan tarip itu, sambil berjalan menuju taman air aku buru-buru kasih dia uang 100Rs. 'Mengapa jasanya dikasi duluan, 100Rs lagi bukannya 45Rs ?' Itu memang strategiku biarlah aku kasih dia 20 ribu daripada nanti di belakang dia memaksaku minta lebih banyak lagi. Benar dugaanku pada akhir perjalanan mendampingiku dia minta service charge, aku hanya tersenyum aja dan bilang limited budget. Jasa guide aku pakai untuk membantu ambil foto karena aku sendirian, cos minta tolong terus-menerus sama orang lain kalau orang timur bilang ‘sungkan’.

Berjalan dari gerbang utama di depan taman kolam yang panjang, dari sini sangat pas memandang Taj Mahal yang sangat indah dan menajubkan. Sebelumnya aku hanya bisa lihat Taj Mahal di gambar-gambar atau di TV, sekarang Taj Mahal sudah ada nyata di depanku. Berjalan sebentar lalu berhenti, dan mengaguminya, berjalan lagi, lalu kembali mengaguminya, itulah yang kulakukan selama di Taj Mahal. Tak terasa kini aku sudah ada di depan main building, untuk menuju ke atas alas kaki harus dibungkus dengan kaus kaki tissue. Masuk pelan-pelan karena pengunjung sangat padat. Sampai di dalam tampaklah berjejer dua makam yakni makam Raja dan permaisurinya, di situ aku memperhatikan interiornya ke segala arah dan merasakan ada sirkulasi udara yang super segar hasil karya arsitek besar Taj Mahal, Benar-benar Amazing ...

Mengambil gambar di dalam musoleum sebenarnya dilarang, pinter-pinter kitalah gimana caranya supaya bisa dapat gambar untuk kenang-kenangan, semua itu aku dibantu oleh guide-ku, Hhe... Menuju bagian belakang Taj Mahal, disitu terdapat pelataran yang cukup luas dan di sisinya membentang sungai Yamuna yang indah. Di kiri dan kanan musoleum ada bangunan sebagai masjid yang simetris, disitu bisa dipakai untuk shalat sedangkan bangunan utama Taj Mahal adalah musoleum dan tidak dipakai untuk tempat shalat.

Arsitektur bangunan Taj Mahal penuh ilusi, kalau diperhatikan lebih dalam muncul ilusi-ilusi yang mempengaruhi otak kita memunculkan beberapa pendapat. Taj Mahal dibangun dominan berbahan marmer berkualitas tinggi yang dihiasi oleh hiasan-hiasan bunga dari bermacam batu pilihan. Warna Taj Mahal bisa berubah-ubah menjadi 3 warna, warna di pagi hari, siang hari dan malam hari.

Kini terobati sudah segala capekku setelah menyaksikan keanggunanmu, Taj Mahal aku datang jauh-jauh dari negeriku hanya ingin melihatmu lebih dekat, sekarang obsesiku sudah tercapai... terima kasih ya Allah Engkau telah memberi segala kemudahan kepadaku. Setelah merasa dah cukup menyaksikan Taj Mahal, hari sudah semakin sore saat itu menunjukkan pukul 17 lebih 10 menit, aku bergegas keluar menghampiri bajaj yang sudah menungguku.

Diantar sopir autorickshaw (bajaj) yang bernama Ali itu (di Agra banyak Muslimnya) ke Tourist Bus semula yang sudah menunggu untuk balik ke Delhi. Bus masih kosong, aku adalah orang kedua yang datang masuk ke dalam bus setelah orang Amerika rekanku. Satu persatu penumpang berdatangan menaiki bus, tapi masih ada beberapa yang belum datang atau malah yang sudah naik turun lagi membeli makan di samping bus. Sopir dan kondekturnya juga belum ada, jadi nunggu lama sampai penumpangnya lengkap baru berangkat.

Wah kebanyakan penumpang India yang dari desa ini kurang disiplin, tadi aja waktu berangkat ada yang berkelahi lewat telepon, suaranya sangat keras, kirain ada apaan, dasar ... Sebelum bus balik ke Delhi tiba-tiba ada seorang lelaki seperti petugas bus yang masuk tanya-tanya kepada kita, sedangkan mulai dari Delhi aku nggak pernah lihat orang itu, akh masa bodolah pura-pura nggak tau aja apa maksudnya. Hari sudah gelap bus baru mulai berangkat, lelaki tadi bicara kepada semua penumpang dalam bahasa India. Baru berjalan 10 menit bus berhenti lagi di sebuah toko oleh-oleh yang ditujukkan oleh lelaki itu. Aku baru tahu kalau lelaki tersebut bekerja sama dengan sopir agar mau mampir ke toko oleh-oleh tersebut, jadi ceritanya bagi-bagi rejekilah. Aku sama sekali nggak tertarik dengan jenis oleh-olehnya walaupun sempat mencicipinya free. Tiba-tiba ada seorang perlente yang sangat meyakinkan berbicara kepadaku, 'Ada cigarette atau dollar ?' Aku jawab I don’t understand what you are saying, itu jawaban yang sering aku pakai kalau ada orang yang macem-macem.

Bus berjalan lagi didalam kemacetan kota Agra, Oh ternyata benar lelaki yang seperti petugas bus tadi udah nggak kelihatan lagi rupanya tugas dia dah selesai sampai di toko oleh-oleh itu. Perkiraanku bus akan tiba di Delhi maksimum pukul 12 tengah malam, namun setelah bus berjalan, dia berhenti lagi di tempat kelahiran Sri Krisna, semua penumpang turun dan berjalan menuju kompleks kelahirannya. Yang bawa kamera dan HP harus dititipkan di penjaga tidak boleh dibawa masuk dan masuknya harus bayar 6Rs (ada 3 tiket masing-masing 2Rs). Data diri, jumlah kamera dan HP dicatat di buku tamu kemudian berjalan memasuki bagian dalam kompleks tempat kelahiran Sri Kresna, letaknya di antara rumah-rumah dalam kampung yang sempit. Di dalam sana alas kaki harus dititipkan, aku dan rekan Amerika jalan keliling kompleks dan para penumpang India banyak yang sembahyang di kompleks ini.

Dari kompleks tadi, bus berjalan kembali dan menuju salah satu tempat yang aku belum tau apa namanya (soalnya udah ngantuk berat), sampai disana harus jalan kaki jauh masuk kampung diantara rumah-rumah yang sempit. Sebelum mencapai tempat ini, di bus diceramahi history keagamaan Hindu oleh seorang lelaki yang juga baru aku lihat, ceramahnya pake bahasa India. Aku hanya bisa samar-samar melihat dan mendengarnya, karena udah ngatuk berat ... Wah lama juga di situ, ada ritualnya segala yang diikuti semua penumpang India, aku dan si Amerika hanya pasif aja. Masuk kawasan ini seperti ada di negeri antah berantah, tidak pernah aku lihat situasi macam gini sebelumnya, penuh keunikan dan sulit dipercaya. Dah selesai dari sini bus berjalan lagi dan diakhiri makan malam di restoran, disitu nunggu lama lagi... banyak kejadian yang nggak terduga misalnya, disini ada keluarga yang marah dengan suara yang keras karena salah satu anggotanya nggak mau diajak turun makan. Ada ada aja nich orang India ...

Terakhir kali bus menuju Delhi, aku lama terlelap tidur kelelahan, samar-samar kedengaran mulai ada penumpang yang turun satu persatu di Delhi. Setelah bus mengantar semua penumpangnya, aku dan si Amerika dapat giliran yang terakhir, aduh .... masuk hotel pukul setengah empat pagi. 

Kata orang : Enjoy your trip... Ya nikmati aja apa adanya


SAMPAI JUMPA di MACAU,HONGKONG, SHENZHEN on OCTOBER'11 dan NORTH THAILAND, MYANMAR, LAOS on APRL'12


http://www.airasia.com/
lonely planet book (india)
www.hotelraunak.com
http://www.hostelbookers.com/
http://www.ihatetaxis.com/



copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
email : alsatopass@gmail.com

Wednesday, 20 April 2011

Ada Yang Lain di Delhi (Explore INDIA-4)







PINDAH HOTEL atau tempat tinggal sementara di negeri orang sudah biasa kulakukan, apalagi setelah dihitung-hitung budgetnya bakalan meleset membengkak. Jurus ini sangat membantu menyelamatkan budget yang ada. Di Karol Bagh tempat aku menginap sudah dua kali aku ganti hotel dari rate yang biasa ke rate yang lebih rendah, kalau fasilitasnya cuma beda sedikit mengapa tidak dieksekusi, khan lumayan kelebihan budget bisa untuk beli oleh-oleh. Pengalaman yang sama aku lakukan juga sewaktu di Vietnam, setiap hari pindah hotel cari yang lebih murah tapi oke.

Walaupun namanya hotel, asal yang bukan bintang 3 ke atas apalagi yang namanya hotel budget harganya pasti bisa dinego. Untuk urusan ini pastikan deal harga akhir apa sudah termasuk breakfast dan Luxury Tax ? tanyakan semuanya dengan pasti, biasanya ada juga yang suka ngerjain kita kurang bayar ini dan kurang itulah.



MODA TRANSPORTASI @DELHI


Seperti yang pernah aku ceritakan sebelumnya tentang moda transportasi di Delhi, ada transportasi umum dan pribadi seperti rickshaw atau becak, auto rickshaw atau bajaj, angkot jeep, minibus, bus kuno, bus modern, taksi, kereta api dan Delhi metro.

Kendaraan pribadi yang dipakai masyarakat India juga berbagai macam merk, dari Jepang, Korea dan Eropa atau mobil produk negeri India sendiri. Sedangkan untuk para pejabatnya memakai seperti Fiat lama warna putih. Hal ini bisa kita saksikan di sekitar gedung parlemen atau sekitar presiden palace banyak mobil dinas kuno disana, sedangkan para tamunya yang berdinas di India, atase atau duta besar negara asing pakai mobil mewah bawaan dari negaranya.

Memperhatikan Delhi Metro Station sepertinya kurang aman untuk balita, karena antara teras berhenti dan lintasannya tidak ada pintu pelindung seperti di Singapore atau KL. Hal ini membuat para orang tua harus ekstra hati-hati menjaga buah hatinya karena lintasannya cukup dalam hingga 1,5 meter. Namun untuk Delhi metro ruas New Delhi -> Airport teras berhentinya sudah ada pintunya sehingga lebih aman.



AIRPORT EXPRESS METRO LINE


Kalau mau ke Indira Gandhi International Airport bisa pakai kendaraan apa saja, namun ada yang special menuju kesana, yaitu dengan Express Metro. Naik dari New Delhi Metro Station dan turun di airport (Terminal 3), harga tiketnya hanya 80Rs (16 ribu) kadang-kadang ada program diskon 50%. Jarak dari kota ke airport sekitar 23 km ditempuh dengan express metro hanya 20 menitan sedangkan pakai bus atau lainnya bisa sampai 1 jam. Jalur express metro melewati station New Delhi – Shivaji Stadium – Dhaula Kuan – Delhi Aerocity – Airport – Dwarka sector 21. Keretanya sangat bersih dan di sebelah pintu masuk disediakan tempat barang bawaan (luggage), tempat duduknya menghadap ke depan atau ke belakang. Seperti juga di Kualalumpur, Malaysia ada train KLIA Transit menuju airport naiknya dari KL Sentral tapi tiketnya lebih mahal dibanding dengan Delhi.



INTEREST PLACES for TOURIST


Di sekitar kota Delhi banyak bertebaran obyek wisata yang bisa dikunjungi dengan biaya ekonomis. Berikut obyek-obyeknya :

Akshar Dham Temple, dekat Noida
Baha’I Temple (Lotus Temple), dekat Nehru Place
Dargah Hazrat Nizamuddin
Firozshah Kotla, dekat Bahadur Shah Zafar Narg
Humayun’s Tomb, dekat Mathura road
Hauz Khas, dekat South Green Park
India Gate, dekat Central Secretariate
Jama Masjid, dekat Chandni Chowk
Jantar Mantar Observatory, dekat Sansad Bhawan
Lakshmi Narayan Temple, dekat Mandir Marg
Ladakh Buddha Vihar, dekat ISBT
Lodhi Tombs, dekat Lodhi garden atau Lodhi road
Nehru Memorial Museum, dekat Teen Murti Marg
Purana Qila (Old Fort), dekat Pragti Maidan atau Mathura road
Qutab Minar, dekat Sri Aurobindo Marg
Qutab Complex
Rashtrapati Bhawan dan Central Secretariate, dekat Raisina Hill
Red Fort, dekat Chandni Chowk
SON-ET-LUMIERE
Tughlaqabad, dekat Mehrauli-Badapur road
Vijay Ghat, dekat Raj Ghat
Zoological Park, dekat Mathura road
Tempat shopping : di Jan Path, Shankar Market, Mehrauli Gurgaon road, Panchkulan road, Dilli Haat, Karol Bagh, Chandni Chowk, Ajmal Khan road, Connaught Place dan Pallika Bazaar.

Untuk menuju tempat wisata di atas disamping bisa dicapai dengan Delhi metro bisa juga dengan bus HOHO (Hop on Hop off) yang mengelilingi obyek-obyek wisata di Delhi. Bus semacam ini lebih dulu ada di Kualalumpur, Singapore, Hongkong dan kota besar dunia lainnya.

Khusus di berbagai tempat keramaian di Delhi (sub way, pasar, bazaar dll) ada tanda peringatan 'beware pick pocket' / 'awas copet'



http://www.airasia.com/
lonely planet book (india)
www.hotelraunak.com
http://www.hostelbookers.com/
http://www.ihatetaxis.com/



copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
email : alsatopass@gmail.com

Tuesday, 19 April 2011

Jangan Cerita Tentang India Kalau Disana Cuma Seminggu, Sebulanpun Tak Cukup Untuk Diceritakan…. (Explore INDIA-3)












EXPLORE DELHI, sebelum meng-explore India yang besar lebih baik cari tahu dulu yang ada di depan mata, yaitu Delhi. Jangan cerita India kalau ke India Cuma seminggu, sebulan disanapun tak cukup untuk diceritakan. Mari kita explore Delhi lebih dekat, kehidupan sosialnya, potensi wisatanya, makanannya dan kesibukannya sebagai kota besar yang padat. Yuuuk…..

TEMPAT WISATA @DELHI


Dapatkan gratis map rute Delhi Metro di berbagai hotel atau di station metro. Bila udah punya map seperti itu sangat membantu sebagai modal menjelajah Old dan New Delhi.

Delhi metro mempunyai 6 Line operasi ditambah 1 Line lagi khusus ke Indira Gandhi International Airport (IGIA). Didukung oleh infrastruktur yang oke banget menjadikan Delhi metro sebagai salah satu kebanggaan bangsa India yang memudahkan orang beraktifitas. Kehadiran Delhi metro yang modern memberi keunikan tersendiri di tengah-tengah denyut Delhi yang terkesan kumuh dan semrawut. Kebersihan dan pengaturan yang baik di setiap metro station menjadi inspirasi untuk improvement segala tempat yang masih kumuh dan semrawut. Infrastruktur metro station yang apik ditunjang jalan akses ke station dengan anak tangga biasa, lift atau escalator.

Disamping naik Delhi metro untuk berkeliling kota bisa dicoba dengan bus modern, dengan bus tua, angkutan umum berupa jeep, rickshaw manual / auto, taksi atau rent car. Terserah anda mana yang mau dipilih ? Auto rickshaw (bajaj) sebenarnya ada argo meternya seperti taksi namun biasanya transaksinya tawar menawar. Selain itu semua ada paket bus Delhi Hop on Hop off (HOHO) yang mengelilingi interest places di sekitar Delhi, cara ini cocok untuk para pemula.



RED FORT (LAL QILA)


Dengan bermodal map Delhi metro mari kita explore potensi wisata Delhi satu persatu dengan biaya yang sangat ekonomis. Selama di Delhi aku stay di Karol Bagh makanya untuk kemana-mana start-nya dari station metro Karol Bagh. Ke Red Fort dan Jama Masjid menjadi sasaran utamaku, beli tiket di loket jurusan Chandni Chowk 15Rs. Dari Karol Bagh ambil metro arah Noida kemudian transfer di Rajiv Chowk lalu menuju arah Jahangirpuri dan turun di Chandni Chowk. Perhatikan di setiap station metro mempunyai banyak pintu exit dan setiap exit ada informasinya. Pilih pintu exit ke destinasi mana yang akan kita tuju, kalau salah exit berakibat salah arah.

Exit dari station Chandni Chowk berjalan kaki menuju Red Fort, untuk masuk kesana harus beli tiket, disitu ada 2 loket yang satu untuk India people dan yang satu lagi untuk tourist atau foreigner. Tiket untuk India hanya 15Rs (3 ribu) sedangkan untuk turis 250Rs (50 ribu), wah jomplang bener bedanya. Perbedaan harga yang mencolok itu lho yang bikin aku males, kaya gitu itu ada di banyak tempat wisata di India. Akh aku pura-2 bodoh aja, aku antri di antrian orang India kebetulan aku pake topi jadi nggak seberapa jelas wajahnya, di depan loket aku acungkan telunjukku yang berarti beli 1 tiket sambil menyodorkan uang 20Rs, berhasil dapet. Kemudian ketika pemeriksaan tiket masuk untuk dirobek, penjagaannya nggak begitu ketat jadi aku lolos lagi. Aku bukan bermaksud nggak tertib lho, cuma budgetku kan terbatas kalau bayar mahal terus seperti itu bisa abis nih persediaanku.

Berkeliling di dalam Red Fort amat menyenangkan, disana ada taman-taman yang indah, museum dan bekas-bekas peninggalan Mumtaz Mahal, satwa burung yang hidup bebas dan tupai-tupai berlarian kesana kemari membuat suasana menjadi lebih natural. Waktu itu udara Delhi cukup panas sekitar 32 derajat celcius, tapi aku udah antispasi dengan mengoleskan beberapa bagian badan dengan cream sun block supaya nggak hitam dan belang. Pada saat keluar Red Fort kusempatkan waktu untuk beli cindera mata miniature Taj Mahal dan aneka gelang.



JAMA MASJID

Setelah keluar kawasan Red Fort, aku menyebrang jalan menuju Jama Masjid yang jaraknya sekitar 700 meteran dari Red Fort. Melewati kawasan yang padat, semrawut dan agak kumuh sampailah aku di depan masjid. Masuk melalui pintu wing kiri masjid, disitu ada penjaganya menjual tiket. Tiket masuk harganya 100Rs kalau bawa kamera dan free kalau nggak bawa kamera atau hp, aku bilang nggak bawa keduanya(padahal semua ada di dalam saku celana), dia periksa tasku nggak ada apa-apanya lalu mempersilakanku masuk. Masuk ke halaman masjid alas kaki harus dilepas dan boleh dibawa ditenteng ke dalam masjid. Aku mau shalat disini dan ambil wudhu dulu di kolam besar di tengah halaman masjid, airnya berwarna kehijauan dan agak kotor. Setelah itu ambil gambar pake kamera digital ke berbagai sudut, dan kemudian bergegas keluar melewati pintu keluar yang lain.

Kunjunganku ke Jama Masjid yang pertama ternyata tidak lengkap, akau belum menaiki menara masjid. Beberapa hari kemudian aku balik lagi ke Jamma Masjid dan masuk lewat pintu utama, seperti biasa aku distop untuk membayar tiket masuk, kubilang aku mau shalat dan nggak bawa kamera. Jurus kemarin aku pakai lagi supaya masuk gratis, awalnya memang mulus. Kemudian aku naik ke tower yang mutlak harus bayar 100Rs dan naik bergantian satu persatu. Di atas sana aku memotret berbagai obyek di sekeliling masjid, sungguh indah dan sangat menajubkan pemandangannya.

Di halaman masjid aku juga memotret beberapa bagian masjid dan tanpa kusadari sebetulnya aku sedang diperhatikan oleh penjaga yang aku bohongi tadi. Kebetulan aku keluar lewat pintu yang sama, tertangkaplah aku sama dia. Berdebat rame, tapi aku tetap pura-pura nggak ngerti apa yang dia maksud, aku cuma bilang tadi naik tower sudah bayar 100Rs dan ambil beberapa gambar di halaman masjid masa nggak boleh? ‘Iya kamu harus bayar 100Rs lagi', aku tetap pura-pura nggak ngerti omongan dia dan akhirnya aku bilang maaf saya nggak ngerti apa maksudnya, ini saya kali kedua kesini. Salah sendiri kenapa aku keluar lewat situ, ya ketangkaplah. Hhe... adu nyali. 



INDIA GATE


Kalau mau ke India gate bisa naik Delhi metro turun di Station Central Secretariate, sekali lagi perhatian pintu exit-nya, tentukan pintu keluar yang paling dekat dengan obyek yang dituju. Memang kalau ke India gate agak jauh jalannya sekitar 1 km dari Station Central Secretariate, jalan menuju kesana sangat lebar dan lokasinya sangat strategis berada di ujung jalan poros yang satu sedangkan ujung jalan poros yang lain adalah Gedung Parlemen dan Istana Kepresidenan. Menjelang hari gelap jalan menuju India gate akan ditutup untuk lalu lintas sehingga kondisi ini bisa dimanfaatkan leluasa oleh para pengunjung yang menuju kesana.

India gate bisa disaksikan di siang hari maupun pada malam hari, kedua-duanya sama anggunnya dan sama megahnya. Tempat ini selalu dijaga bergantian oleh tentara India bersenjata lengkap. Magnet yang kuat membuat tempat ini menjadi tujuan utama orang ke Delhi, disamping sebagai icon dan landmark kota Delhi, lokasi ini dilengkapi taman yang indah, jalan yang luas dan tanpa tiket masuk. Free ...

India gate, gerbang raksasa yang bagian atasnya terukir kata ‘INDIA’ adalah monumen nasional India yang terletak di jantung kota New Delhi. Gate ini untuk mengingatkan puluhan ribu prajurit India dibawah pemerintahan Inggris dan sebagai tanda prajurit yang tidak dikenal. Tinggi gate ini mencapai 40 meteran dan saat ini menjadi markas angkatan darat India, di belakang kanannya dilengkapi kanopi dan taman yang indah. Biasanya para tamu tinggi negara berkunjung kesini untuk meletakkan karangan bunga sebagai tanda penghormatan kepada para prajurit yang telah gugur.



LOTUS TEMPLE

Menuju lokasi ini dengan Delhi metro turun di Station Nehru Place kemudian berjalan kaki menyusuri taman hingga Lotus Temple, berjalan kaki kesana sekitar 500 meter. Banyak orang berkunjung kesini ingin melihat bentuk bangunan dengan arsitek yang unik menyerupai bunga lotus/teratai, bangunan ini selalu mendapat perhatian dan menjadi bahasan utama para arsitek dunia pada berbagai artikel di majalah atau surat kabar.

Nama Lotus Temple lebih dikenal dibanding nama aslinya sebagai The Baha’i House of Worship. Tempat ini paling banyak dikunjungi wisatawan selain Taj Mahal atau obyek wisata yang paling populer di dunia sekalipun. Bangunan berbentuk bunga lotus putih sebagai rumah ibadah Baha’I tidak seperti rumah ibadah pada umumnya yang berkubah atau bermenara.

Menuju Lotus Temple bisa melewati taman-taman yang konturnya turun naik, terlihat banyak orang yang tidur-tiduran atau duduk-duduk dibawah pepohonan yang sejuk, ada punya beberapa group sedang bermain cricket seperti softball yakni olah raga yang paling populer di India. Di India ada liga cricket dan saat ini India sebagai juara dunia cabang olah raga ini.



OLD dan NEW DELHI RAILWAY STATION


Dua stasiun kereta api di Delhi, Old Delhi Railway Station dan New Delhi Railway Station merupakan stasiun kereta api yang melayani penumpang ke berbagai destinasi di India. Ada kereta ekonomi, bisnis dan eksekutif (Sleeper Class, Three Tier Air Conditioned Class, Two Tier Air Conditioned Class dan First Class Air Conditioned). Disamping kedua stasiun tersebut ada stasiun lain yang ada di Delhi, Hazrat Nizamuddin Railway Station.

Old Delhi Railway Station lokasinya dekat Chandni Chowk Metro Station, sedangkan New Delhi Railway Station dekat New Delhi Metro Station dan Hazrat Nizamuddin Railway Station dekat Metro Sation Jangpura, Jawaharlal Nehru Stadium. Semua stasiun kereta api di Delhi selalu dipadati penuh sesak oleh para penumpang yang datang atau hendak berangkat dari/ke berbagai destinasi di India. 



GIANT HANOMAN



Nama Hanoman tidak hanya populer di pewayangan Indonesia namun lebih populer di India, sampai-sampai di Delhi dibuatkan patung Hanoman raksasa dekat jalur Delhi metro di Jhandewalan. Kalau dari Karol Bagh bisa jalan kaki atau naik rickshaw juga murah. Namanya juga patung raksasa ya pastinya besar sekali dan ditempatkan pada lokasi yang strategis di persimpangan Jhandewalan (see. Pic).


DILLI HAAT


Dilli Haat, tempatnya semacam art center di Ancol atau Pasar Sukawati di Bali, namun masih lebih unggul negeri kita. Karena penasaran membuktikan gaungnya yang hebat bener, sampai disana ternyata nggak ada yang istimewa untuk diceriterakan. Sekilas info aja lokasi Dilli Haat dekat metro station INA (AI EN E, kalau beli tiket metro jangan bilang Ina seperti ejaan bahasa Indonesia dia pasti bingung), masuknya bayar 20Rs. Di dalam tersedia aneka macam produk kerajinan India (Craft Bazaar) kain, busana dan aksesoris, disamping itu ada food plaza yang menjual berbagai macam India Cuisine. Di seberang Dilli Haat ada Pasar tradisional ‘INA Market’ 



PARLIEMENT dan PRESIDENT PALACE


Menuju kedua lokasi ini turun di Station Central Secretariate, lokasinya sangat terbuka luas banyak taman-taman yang indah dan sangat bersih. Di dekat kedua lokasi ini juga terlihat barikade polisi yang disembunyikan sehingga nggak begitu kelihatan.

Pada dinding luar Gedung Parlemen banyak berkeliaran monyet yang menaiki dinding dan apa saja yang ada disana. Mobil-mobil kuno para pejabat India terlihat keluar masuk kantor dengan leluasa dan semua itu mudah disaksikan oleh kita, sepertinya tidak ada penjagaan yang ekstra namun ternyata banyak penjaga yang siap siaga memperhatikan gerak gerik setiap orang, mereka bersiaga di halaman, di atap dan pintu masuk gedung.

Kalau lihat polisi India terkadang aku suka tertawa sendiri, teringat waktu nonton TV film India yang ada polisinya yang kocak-kocak itu. Setelah sampai di India ternyata aku bisa lihat langsung perilaku mereka yang baik-baik, ada bertopi biasa dan ada juga yang ber-sorban. 



BUDGET HOTEL


Selain di kawasan Karol Bagh yang menyediakan berbagai kelas hotel, ada juga hotel budget Grand Sartaj dekat metro station Green Park, Janpath Guest House dekat metro station Rajiv Chowk, hotel rockland dekat metro station Malviya Nagar, Silver Oak dekat metro station Hauz Khas, Vikram dekat metro station Moolchand, International Youth Hostel dekat metro station Race Course, YMCA Tourist Hostel dan YMCA International Guest House dekat metro station Patel Chowk. 



PALLIKA BAZAAR


Keluar dari metro station Rajiv Chowk kita bisa nikmati murahnya barang-barang elektronik dan berbagai macam pakaian. Hati-hatiiii kalau kesini jaga barang bawaan anda yang utama HP, dompet atau kamera, kalau kita kurang waspada sekejab saja barang utama kita raib entah kemana. Suasana padat dan ramai inilah yang memaksa kita untuk lebih waspada, kita akan ditawari dengan gencar untuk membeli barang dagangannya. Tawar dan tawar serendah mungkin jangan takut, sebagai gambaran di toko sepatu biasa disana menawarkan sepasang sepatu kets seharga 1,100Rs atau (220 ribu), tawaran akhir bisa kita dapat 350Rs (70 ribu) saja. Besarkan nyali anda disini jangan pernah takut walaupun dipelototi oleh mereka… Di Pallika Bazaar harga yang ditawarkan ada yang fix price dan ada yang harus tawar menawar.

Disini ada bisik-bisik tetangga yang menawarkan CD porno ‘India girl’, kalau kita meng-iyakan kita akan dibawa ketempatnya untuk melihat dan menawarkannya kepada kita untuk membeli CD-nya. Ada juga yang bisik-bisik menawarkan Flashdisk atau Light Pen, semua barang itu dilarang dijual secara bebas makanya harus bisik-bisik tetangga. Di seberang Rajiv Square ada kawasan di suatu jalan yang menjual barang obralan, semua barang harganya murah sekali. 



NONGKRONG YUUK ..


Mengisi waktu luang biasanya aku ngobrol dengan siapa aja yang bisa diajak ngobrol yang penting aman dan hanya cari have fun aja. Nggak nyangka lho kalau aku dianggap turis oleh mereka Hhe… Kadang mereka senang mendengar ceritaku mengenai negara Indonesia berikut perbandingan-perbandingannya. Ada kalanya aku dikerubungi mereka ketika aku bercerita. Dari situlah kutahu cerita kehidupan orang India, tempat-tempat yang perlu dikunjungi dan hal lainnya. Biasanya aku bawa coklat bungkusan dari Indonesia yang harganya sekitar 2 ribuan, beberapa aku bagikan kepada mereka, seneng bener dia menerimanya dan jadi semakin akrab. Right or Wrong is my country, aku selalu mempromosikan negaraku Indonesia, kebesaran dan keindahannya.



MAKANAN dan MINUMAN


Anda berani makan dan minum sembarang tempat di India? Kalau aku nggak bakalan berani takut biayanya mahal yaitu sakit. Berbagai macam orang berjualan makanan dan minuman di pinggir jalan, semuanya sangat menggiurkan. Es jeruk segar, teh India ‘Chai’, es tebu, es juice, buah-buahan, kentang goreng, mie dan roti channai atau roti mariam, semua itu banyak dijual di pinggir jalan. Tapi sayang banyak debu di sekitar sana, airnya nggak jelas ambil dari mana dan lalat banyak berterbangan, sangat kuatirlah takut sakit.

Walapun agak mahal sedikit biasanya aku pesen di hotel harganyapun sangat terjangkau untuk 2 gelas ‘chai’ hanya 20Rs (4 ribu) dan vegetable biryani atau pullau hanya 80Rs (15 ribuan). Atau aku beli di depot yang kelihatan bersih harganyapun masih terjangkau. Juice es lemon atau juice es nanas gelas ukuran jumbo hanya 40Rs (8 ribu). Vegetable Paneer Burger dengan keju + French fries + Jumbo pepsi + pajak hanya 25 ribu. Air mineral kemasan 500ml 10Rs (2 ribu) dan kemasan yang 1000ml harganya 15Rs (3 ribu), ini harga standard pemerintah.

Makanan dan minuman yang ada di India antara lain untuk breakfast, vegetarian, non vegetarian, Spring roll, Chowmeins, Biryani, Chicken, Tandori, Salad, Bread, Mutton sedangkan minumannya adalah cold drink, air mineral, juice, soda dan milk. Di berbagai tempat juga tersedia makanan fast food McD dan KFC atau Pizza.

Teh India atau disebut ‘Chai’ sangat nikmat rasanya dan aku paling suka minum di pagi hari. Dimana-mana ada chai, di restoran, kedai-kedai, hotel atau bahkan di trotoar jalanan ada juga pembuatnya. Chai disajikan dalam cangkir atau gelas plastic yang kecil, biasanya kalau di restoran atau di hotel pakai poci / ceret cukup untuk 2 cangkir chai. Cara membuatnya pertama the bubuk direbus kemudian diberi susu cair dan akhirnya dicampur jahe. Selesai semua baru dituang pakai saringan untuk disajikan dalam cangkir. Nikmat ….



ANEKA INFORMASI


Channel TV di Delhi ada puluhan yang bisa kita nikmati diantaranya, ada reportase berita, TravelXP tentang potensi wisata India meliputi kulinernya, hotel dan transportasinya kesana. Channel TV ‘ZooM’ berisi nonstop lagu-lagu India yang dilakoni para artis India. Nyanyi, bergoyang, beraksi dengan seronoh, pastinya super sexy. Wao...

Sama seperti di Indonesia, kendaraan roda 4 stir-nya sebelah kanan. Ada yang tidak biasa kulihat di sekitar Agra, bak-bak truk pengangkut batu bata ditarik oleh traktor bukan seperti di kita diangkut oleh truk lengkap dengan baknya.

Pakaian India baik kain maupun pakaian biasa dipakai dengan sopan setiap hari oleh warga India. Kebanyakan tua muda dan anak-anak memakai pakaian yang sopan, kalau ada yang memakai pakai semi terbuka bagian perut dan bagian bawah punggung, itu adalah bagian dari pakaian tradisional mereka dan itu juga kebanyakan dipakai oleh wanita yang sudah berkeluarga.

Untuk berkomunikasi bisa pakai kartu Airtel atau Vodafone. Di terminal kedatangan / keberangkatan Airport Indira Gandhi untuk mengisi batere handphone disediakan beberapa tempat khusus, ‘Recharge Station’ free, semua ini disponsori oleh operator GSM. Beberapa STD/ISD Booth atau yang seperti wartel resmi dan tidak resmi banyak terdapat di Delhi.

Wah enak tuch orang India, expire paspornya sampe 10 tahun kalau kita khan cuma 5 tahun.

Socket litrik di India pakai socket khusus berkaki 3 semuanya bulat, kalau kebetulan kita tidak bawa socket khusus ini, socket kita yang berkaki 2 juga bisa dipakai (voltage 110V - 220V).

Kenapa ya di Delhi banyak orang pipis sembarangan, duh... aduh... baunya bikin pusing kepala. Ternyata ada juga yang menarik disini, yaitu razia sering dilakukan bagi yang suka buang air kecil sembarangan.



http://www.airasia.com/i
lonely planet book (india)
www.hotelraunak.com
http://www.hostelbookers.com/
http://www.ihatetaxis.com/



copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
email : alsatopass@gmail.com

Saturday, 16 April 2011

Sharukkhan Menungguku di INDIA ? (Explore INDIA-2)











FLIGHT AIR ASIA X (D7) 2506 ke DELHI

Setelah semua urusan check in dan dokumen selesai, coba masuk ke departure hall. Sekarang ini AA mulai ketat mengawasi barang bawaan ke kabin, kalau yang dibawa kelihatan besar dipastikan susah lolos dan disuruh ditimbang. Melebihi ketentuan berat 7Kg barang harus dikurangi dan harus dibagasikan tentu nambah biaya lagi.

Waktu pemeriksaan paspor di imigrasi nggak ada masalah walaupun masuk ke Malaysia tadi pagi pukul 9 dan keluar Malaysia pukul 16 sore di hari yang sama. Pada saat pengisian form kedatangan masuk Malaysia aku tulis sebagai ‘transit’ dan kolom address di Malaysia kuiisi ‘None’. Ada ketentuan baru lainnya kalau bawa cairan seperti odol, jelly, aneka cream atau cairan tidak boleh lebih dari 100ml. Lebih dari 100ml harus pakai transparan bag dan total semuanya tidak boleh lebih dari 1 liter (1000 ml).

Urusan menunggu pemberangkatan di waiting room berakhir, para penumpang diminta bergegas menuju ke pesawat. Tentu sebagian besar penumpang didominasi oleh orang India, sisanya campuran antara orang bule, Malaysia dan bangsa lainnya termasuk saya. Okupansi penumpang di pesawat mencapai 95% yang berarti full.

Dibawa terbang bersama Air Bus 330-300 Flight Air Asia X (D7) 2506 menuju New Delhi selama 5 jam dan 30 menit sungguh mengasyikan. Waktu itu berangkat dari KL pukul 17.40 dan tiba di Delhi pukul 20.40, difference time antara KL dengan Delhi 2,5 jam lebih dulu KL. Pesawat tiba beberapa menit lebih awal dari jadwal, keluar melalui garbarata (belalai gajah) menuju arrival hall dan berjalan kaki mungkin sejauh 800 meteran sampai desk imigrasi. Untuk menuju kesana disediakan escalator biasa dan escalator yang berjalan datar (auto walkways), memang agak jauh jaraknya. Walaupun gitu rasa capek hilang sekejab setelah melihat megahnya bandara IGIA (Indira Gandhi International Airport) yang dilapisi karpet tebal yang mewah pada seluruh lantainya. Berapa meter tuh karpet yang dibutuhkan untuk membungkus semua lantai bandara ? pastinya ribuan meter.

IGIA, Indira Gandhi International Airport saat ini merupakan salah satu bandara terbesar ke-6 di dunia sejajar dengan Dubai, Bangkok, Singapore, Beijing dan Mexico City. Sebagai bandara yang besar di sekitarnya banyak fasilitas yang disediakan, automatic walkways, clinic, duty free shop, cafe, bank/money changer, parkir yang luas, train express link, sistem check bagasi, counter check in yang banyak, recharge station untuk HP, shuttle bus, STD/ISD booth. IGIA terdiri dari Terminal 1 untuk layanan domestik, terminal 2 dan 3 untuk layanan internasional. 



VISA ON ARRIVAL (VoA)


Sementara penumpang lain mengurus pemeriksaan paspor pada jalur biasanya, sedangkan aku mengurus di bagian Visa on Arrival lokasinya nyelempit masuk. Pertama cuma ada 2 orang yang ngurus visa, seorang New Zealand dan aku, kemudian datang 4 orang lagi semua wanita kebetulan dari Indonesia. Disitu ada 2 desk, pertama aku diterima seorang petugas yang bertanya dari negara mana. Kemudian dia tanya kepada rekan kerjanya yang lain, Indonesia bisa VoA nggak? Mulai dari situ aku dah nggak yakin bener akan dapat pelayanan yang bagus. Semua petugas kelihatan bingung, pertama dokumenku dipegang oleh yang satu kemudian di-over lagi ke lainnya tanpa ada kemajuan yang berarti. Kelihatannya mereka bener-bener baru belajar terbukti salah satu dari mereka mengajari yang lain apa-apa yang harus dikerjakan.

Sebagai informasi kalau mau ngurus visa India bisa datang ke kedutaan India di Jakarta namun karena domisiliku di Malang pasti biayanya lebih dari 60US$, makanya aku pilih Visa on Arrival.

Dia memintaku untuk ke desk sebelahnya untuk bayar, aku keluarin 60US$. Dia nggak mau US$ harus ditukar ke rupee dulu yang dihargai 1US$ hanya 40,95Rs. Dia memintaku tuk bayar di desk itu, nggak taunya itu adalah money changer (nggak ada tulisan money changer). Kalau di dalam terminal kedatangan ratenya 1US$ bisa dapet 45-47Rs, kita semua dikerjain. Kebetulan aku sama sekali nggak bawa Rupee, hanya bawa dollar maksudnya kalo ditukar di Delhi bisa dapet lebih gede. Rencanaya begitu tapi kenyataan berkata lain, dikerjain duluan sama orang imigrasi. Semua jadi serba salah, mau nggak diturutin atau protes takut visa nggak dikeluarin, jadi dengan terpaksa turutin kemauannya.

Untuk VoA dia minta pas photo, tiket dan copy paspor kemudian isi form dengan kolom-kolom : data pemegang paspor, data penerbangan, berapa lama di india, kemana aja, nginep dimana, kalau di hotel namanya apa, alamatnya dimana, kamar nomor berapa, mana bookingannya, bawa uang berapa, ikut operator tour apa. Form yang bisa aku isi akan aku isi namun kalau isian tinggal di hotel mana datanya aku bohongin, aku isi dengan data yang aku dah siapin yaitu hotel kelas menengah lengkap dengan alamatnya (kelas 600 ribu keatas). Padahal aku nggak nginep disitu mana mampu bayarnya, bag aja cuma bawa 1.

Alhamdulillah walau lebih dari satu jam terjebak disitu, dari 6 orang tadi aku adalah orang pertama yang berhasil dapet VoA. Visanya cuma distempel doang, kurang bonafitlah dibandingkan dengan negara Kamboja yang masih berkembang tapi Visanya oke seperti Amerika atau China. Kemudian aku tanya pada 4 wanita dari Indonesia, gimana nich apa perlu aku bantu untuk kalian? Kalo tidak ada lagi aku pamit pergi ya meninggalkan anda. 'Hhem... okelah pak nggak apa apa kita urus sendiri aja', katanya. Aku bergegas keluar tanpa diperiksa imigrasi lagi, pada jalur pemeriksaan paspor sudah tidak ada lagi orang yang antri, semua sudah selesai dari tadi, yang tersisa hanya yang urus VoA aja.

Di luar terminal kedatangan aku ambil shuttle bus ke kota, dengan penuh keyakinan aku ambil bus ke ISBT Kashmire Gate (Inter State Bus Terminal) bayar 100Rs. sebenernya aku baru pertama kali ke India tapi nggak taulah kenyataannya doaku dikabulkan agar selalu dimudahkan dalam perjalanan ke India ini. Setelah 1 jam naik bus, aku sampai di ISBT Kashmire Gate, terminalnya kumuh banget, krodit orang dan krodit kendaraan. Ada rickshaw (becak), auto rickshaw (bajaj), bus modern, bus kuno, taksi, angkot semua tumpah ruah di sekitar situ. Aku jalan kaki puterin satu kali kawasan terminal, sama sekali nggak ada penginapan. Hari sudah semakin malam sekitar pukul 23.30 tapi belum dapat penginapan, ambil keputusan cepat buka daftar hotel yang aku punya dan panggil auto rickshaw. Hallo coba antar aku ke hotel ini, berapa ? dia minta 200Rs, aku tawar jadinya 100Rs. Hotel yang dituju nggak ketemu, hampir 30 menit puter2 kesana kemari. Tapi aku lihat banyak hotel disekitar situ, aku minta turun disini aja dan aku test dengan PD tetap bayar yang 100Rs (20 ribu) tadi, ternyata dia oke oke aja nggak masalah. Aku tanya ke beberapa hotel rate-nya berapa dan aku putuskan mengambil yang murah dan baik. Ternyata tanpa disengaja itu adalah salah satu kawasan tinggalnya turis, Alhamdulillah diselamatkan Allah lagi. Dah jam 1 malem nich, istirahat dulu akh …



KAROL BAGH

 
Kawasan Karol Bagh diatas pukul 11 malam memang kelihatan sepi, tidak banyak aktifitas terlihat disitu. Denyut aktivitas mulai ada di pukul 6 pagi sampai sebelum pukul 11 malam, banyak orang berangkat kerja di kawasan sekitar, berangkat kerja melalui station metro Karol Bagh, toko-toko mulai buka, travel, money changer, resto, juga para PKL yang menjual pakaian, sepatu, aksesoris, makanan minuman, mainan anak-anak, koper dan tas. Semakin petang Jalan yang ada semakin sesak dipenuhi penjual, pembeli, pejalan kaki dan hiruk pikuknya kendaraan yang lewat situ lengkap dengan hingar bingarnya bunyi klakson yang tidak pernah berhenti.

Di Karol Bagh banyak bertebaran hotel-hotel murah, menengah dan mahal. Salah satu hotel disana adalah Hotel Crest inn di Jalan W.E.A Saraswati Marg, rate-nya per kamar untuk 2 orang 1500Rs (300 ribu) termasuk breakfast atau Hotel Radiance di W.E.A. Ajmal Khan road, rate-nya 1000Rs (200 ribu) tanpa breakfast. Di kebanyakan hotel pakai internet free dan minta map delhi atau map jalur delhi metro juga free. Untuk hotel yang budget lift-nya cukup unik tidak seperti lift-lift yang ada biasanya, namun liftnya terbuka dan mempunyai pintu terali luar dan terali dalam lift. Tukar uang dollar US di money changer sekitar sini per dollar dihargai 42Rs dan makan seperti menu vegetable biryani sekitar 80Rs (16 ribu) dan minum ‘chai’ the India sekitar 20Rs (4 ribu). Ini kita berada di salah satu kawasan old market di Delhi, Karol Bagh. Nikmati sensasinya . . .

Strategisnya kawasan ini pastinya membantu menekan cost per harinya, untuk hotel, makan, belanja dan transportasi. Hotel kita bisa pilih mau yang rate berapa, transportasinya mudah ada bus, rickshaw (beca dayung), autorickshaw (bajaj), Delhi Metro (MRT) dan taksi. Mau ke Station MRT terdekat yakni Karol Bagh  tinggal jalan kaki aja kemudian kita bisa menuju ke berbagai destinasi di Delhi.



OLD DELHI


Kebanyakan orang bilang kota New Delhi hanya Delhi saja, kupikir memang benar sebab disana ada dua Delhi, Old Delhi dan New Delhi jadi sering disebut Delhi saja.
Kota tua Delhi sampai kini menjadi bagian dan menghiasi kota besar New Delhi. Kawasan old misalnya district Chandni Chowk, Old Delhi Railway Station, Red Fort dan Jamma Masjid begitu kental sebagai masyarakat Old Delhi. Kesan semrawut, tidak teratur, kumuh, kotor itulah yang tampak di kawasan ini, semua seperti dibuat apa adanya. Berjalan diantara ribuan orang di jalan menjadi kesan tersendiri yang unik. Di sepanjang jalan atau space-2 yang ada selalu dipenuhi oleh orang berjualan, buah-buahan, air minum dan makanan sebagai jualan kelas PKL. Lalu lintasnya tidak ada yang mengatur semua tumpah ruah disitu siapa yang sigap dan cerdas atau yang kuat dia yang bisa cepat lolos dari kesemrawutan itu. Seperti pernah aku baca tulisan rekan dalam browsing internet, orang India tidak bau kalau mereka ada di negaranya tapi banyak orang bilang mereka menimbulkan bau kalau mereka ada disini. Memang benar aku merasakan itu, dan itulah yang terjadi. Jangan-jangan mereka juga merasa bau dekat kita sewaktu kita ada disana. Unik... unik...

Banyak halte di sepanjang jalan Old Delhi, bukan halte untuk tunggu bus melainkan tempat ‘pipis’ buang air kecil yang menyerupai halte, alamak baunya terbang kemana-mana. Ada juga halte lain namun lebih kecil yaitu kran-kran air untuk minum, karena populasi yang begitu besar sehingga diperlukan kran di jalan, walaupun seadanya dan mungkin tidak hygenis.

Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan aku harap jangan sampai seperti Old Delhi, aku kuatir karena kekumuhan dan kemiskinan dapat menimbulkan kerawanan sosial. Hal tersebut bisa dilihat nyata disana, banyak yang betul-betul miskin. Padat... padat...

Melihat makanan dan minuman yang di jual di pinggir jalan sangat menggiurkan, pingin coba rasanya namun aku ingat dan pernah baca suatu rilis kota-kota di dunia yang paling berisiko salah satunya kota-kota di India (risiko diare). Memang benar mereka berjualan ditempat terbuka, alat-alatnya tidak hygenis, air yang dipakai nggak tau ambil dari mana, banyak lalat dan debu bebas berterbangan. Be carefull please...



NEW DELHI


Keadaan sebaliknya dengan Old Delhi, di New Delhi lebih teratur dan lebih bersih. Di sekitar India gate, gedung parlemen, istana presiden atau sekitar station metro Central Secretariate memang lebih bersih, teratur dan lebih hijau. Disamping ada Old Delhi Railways Station ada juga New Delhi Railway Station (NDRS), namun keduanya selalu dipadati penumpang kereta api.



DELHI METRO


Moda transportasi di Delhi ada yang modern seperti MRT di Singapore, LRT di Kuala Lumpur, BTS di Bangkok, di Delhi disebut Delhi Metro. Delhi Metro merupakan angkutan missal yang menjangkau Old Delhi dan New Delhi termasuk daerah ujung-ujungnya seperti Noida, Dwarka, Jahangirpuri, Badarpur dan Huda. Jam operasi moda yang satu ini mulai pukul 6 pagi sampai 11 malam, dengan minimum fare 8Rs dan maksimum 30Rs.
Cara naiknya sama dengan BTS di Bangkok, pertama beli koin di salah satu station kemudian bilang mau ke tujuan mana, biayanya berbeda-beda menurut tujuannya. Bisa juga pakai kartu prepaid smart card atau smart token, minimum 50Rs – maksimum 800Rs tambah security deposit 50Rs (akan direfund bila kartu kembali). Ada juga kartu untuk turis untuk 1 hari 100Rs, 3 hari 250Rs dan security deposit 50Rs (akan direfund bila kartu kembali). Smart card bisa diisi ulang di Customer Care Center dan kartu berlaku 1 tahun. Setelah beli koin selanjutnya menuju pintu masuk melalui pintu detector dan barang bawaan discanner, kemudian tempelkan koin ke mesin detector pintu masuk, pintu akan terbuka. Kalau perjalanan benar-benar udah finish, waktunya untuk keluar melalui mesin detector koin dengan memasukkan koin ke dalamnya.

Rangkaian Delhi Metro ada yang khusus untuk wanita, begitu juga untuk menunggu trainnya juga ada tempat khusus, labelnya ‘Women Only’ 



MOMENT of TRUTH @INDIA


Banyak orang bilang kalau aku ‘crazy’ datang ke India sendirian, kataku ‘What’s wrong with me and Why?' Kesan pertama di India teringat nonton film India, seperti gitulah hampir nggak ada bedanya antara film dan kenyataannya.



http://www.airasia.com/
lonely planet book (india)
www.hotelraunak.com
http://www.hostelbookers.com/
http://www.ihatetaxis.com/



copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
email : alsatopass@gmail.com

Thursday, 14 April 2011

Acha Acha Indiaaaaa . . . Aku Datang (Explore INDIA-1)









KENAPA HARUS KE INDIA ?

Siapa yang tidak kenal India ? Penganut agama Hindu terbesar di dunia ada di India, Tokoh dunia Mahatma Gandhi dan Nehru dari India, Bollywood dari India, Nyanyi Tari dan Goyang kolosal dari India, keajaiban dunia Taj Mahal ada di India,Kain Sari dari India, ragam budaya yang unik ada di India, Sungai Gangga yang lebar dan panjang ada di India, seruling dan irama kobra dari India, ilmuwan yang handal atau pertumbuhan ekonomi yang tinggi dimiliki India, semua tentang India akan aku buktikan sendiri kebenarannya. Obama aja mau datang ke India, mengapa aku tidak ? India... I am coming.

 
Benua kecil India terletak di Asia Selatan, mempunyai wilayah yang luas dengan jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia. Negara ini berbatasan langsung dengan banyak negara : Pakistan, Nepal, Sri Lanka, Bangladesh, Myanmar, Republik Rakyat China, Bhutan, Afghanistan, Maladewa dan Indonesia. India mempunyai 28 negara bagian dengan ibukota negara di New Delhi dan merdeka dari Inggris pada tahun 1947.

Bahasa yang dipakai, Hindi, Punjabi, Inggris dan Urdu. Sedangkan musim yang ada di India adalah Winter (Nov-Mrt, 5°C-25°C), Summer (Apr-Jun, 26°C-43°C) dan Monsoon (Jul-Sep, 26°C-34°C).

Selama ini aku telah berhasil menjelajah ke sejumlah negara, Ini tambah satu negara lagi, India. Semua ini akan semakin memantapkan langkahku ber-obsesi menjejakkan kaki di ‘seratusnegara’. Kakiku akan kupijakkan di negara manapun tanpa pandang bulu alias nggak pilih-pilih negaranya mana, pahamnya apa, negaranya aman atau tidak, yang penting kalau pas ada budget, ada kesempatan dan selagi masih sehat akan kusinggahi negara tersebut, dan pastinya nggak pernah lalai selalu memohon keselamatan dari Allah SWT.

Kenapa ke India ? alasan lainku adalah punya tiket AA free seat KL - New Delhi (pp), hanya bayar tax dan bagasi aja. Let's go .... to India 



FLIGHT AA ke KL


Berangkat dari rumah diantar putraku ke Terminal Bus Arjosari dengan sepeda motor. ‘Doakan bapak ya nak semoga perjalanannya lancar dan memberi manfaat pada kita semua ...’ itu yang kuucapkan pada putraku ketika hendak naik Bus Patas AC terakhir menuju Surabaya pada pukul 21.30 malam (15 ribu). Terpaksa naik bus karena travel dari Malang ke Surabaya terakhir adanya pukul 19.00 sedangkan penerbanganku besok pagi pukul 05.30. Menempuh perjalanan 2 jam, bus memasuki Terminal Bungurasih Surabaya kemudian kusambung dengan ojek yang mangkal dekat terminal menuju Bandara Juanda (20 ribu).

Ojek tiba di Juanda pukul 00.00, di tengah malam itu masih bisa kusaksikan masuknya beberapa penerbangan terakhir, setelah itu suasana Bandara bener-bener sepi. Aku menunggu di Juanda sudah 4 jam lebih, menunggu sampai counter check in buka. Menjelang subuh tanda-tanda kehidupan mulai tampak, satu demi satu orang berdatangan ke Bandara untuk bekerja, jemput penumpang, membuka stand atau yang mau berangkat terbang. Menunggu di Bandara Juanda di tengah malam sampai pagi situasinya aman aman aja, nggak ada hal-hal yang buruk terjadi padaku.

Counter check in AA untuk Flight QZ 7617 udah dibuka, aku nggak pergi ke desk check in seperti biasanya namun ke layanan baru 'mesin self check in', hanya masukkan kode booking lalu boarding pass keluar, cara ini dipake kalo tanpa bagasi. Selanjutnya bayar airport tax internasional (150 ribu) pada petugas yang memandu mesin self check in, semua urusan udah semakin simple aja ...
Sebetulnya kita tidak perlu bayar tersendiri airport tax, kebetulan hanya Indonesia saja yang terpisah antara pembelian tiket dan airport tax namun selain Indonesia, airport tax sudah included dalam beban sewaktu booking tiket online. 



NONGKRONG di LCCT

Pesawat tiba di LCCT Kuala Lumpur pukul 9 pagi, keluar dari terminal kedatangan langsung cari makan ke Food Garden yang ada di ujung kawasan airport dekat berhentinya bus-bus shuttle. Untuk urusan makan dan minum atau nongkrong dengan waktu yang lama, di food garden tempatnya. Disitu tersedia mushala, Wifi, stand makanan minuman, full-AC, toilet, layar monitor arrival / depature dan ada announcement Bandara yang terdengar jelas. Coba makan nasi rendang plus perkedel (7,5 Ringgit) dan minum ice milo (3,2 Ringgit) kemudian tambah teh o panas 1,8 ringgit.
Aku di food garden sampe sore karena penerbanganku ke New Delhi pukul 17.40 mau nggak mau harus nongkrong disitu sambil menyelesaikan berbagai urusan yang tersisa, lama disitu enjoy aja nggak bakalan diusir kok.

Di layar monitor tampak layanan check in ke Delhi dah open, aku bergegas meninggalkan food garden. Untuk check in aku coba lagi pake mesin dan berhasil, selanjutnya harus pergi ke desk lain (Desk X Flight)untuk verifikasi dokumen (paspor, visa dan bagasi). Aku ditanya : ‘Mana visanya?’ Kubilang untuk pemegang paspor RI masuk ke India bisa on arrival, ada 4 Airport yang bisa melayani VoA New Delhi, Chennai, Kolkata dan Mumbai, biayanya 60US$. ‘Coba perlihatkan biayanya’, aku keluarin dari dompet, nich 500US$ . . . Cukup segini ? kataku. Kalo kurang masih ada lagi nich di dalam ranselku. ‘Oo nggak usah, cukup . .. cukup . . .’ padahal nggak ada lagi uang yang kubawa ke India selain yang 500 itu, cuma gertak doang. Kena dech ...
Beli minuman di departure shop bagian dalam untuk di pesawat dan menunggu pemberangkatan ke Delhi...



http://www.airasia.com/
lonely planet book (india)
www.hotelraunak.com
http://www.hostelbookers.com/
http://www.ihatetaxis.com/



copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
email : alsatopass@gmail.com