BERAMAL LEWAT TULISAN

Monday, 14 February 2011

SEKILAS KAMPUNG KURSUS BAHASA INGGERIS, PARE













PARE BUKAN PARE PARE ataupun BUAH PARE, apa yang anda tahu tentang pare ? Kebanyakan orang tau pare adalah buah sayuran yang pahit rasanya, namun kalau jago mengolahnya bisa sebagai obat rindu dan ingin coba lagi alias ketagihan. Kadang-kadang, siomay tanpa pare kurang afdol rasanya, gado-gado jakarta juga pake pare atau urap-urap lebih sip kalau pake pare, hhem nikmatnya …

Yang kita bahas diatas adalah buah pare yang berwajah jelek. Tapi bukan itu yang kumaksud namun salah satu kota kecamatan yang berada 25 km timur laut Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Propinsi Jawa Timur. Jangan salah pula dengan Pare Pare, itu adalah kota pinggir pantai di bagian barat Propinsi Sulawesi Selatan. Cukup jelas bukan …

Kecamatan Pare mempunyai 18 desa termasuk Pare sendiri kotanya cukup ramai dan semarak (desa tapi ramai) karena kota ini dilalui transportasi jalur Malang – Kediri, Jombang – Kediri atau jalur-jalur lain yang melewati pinggiran kota pare seperti Malang – Kertosono – Madiun. Berbagai fasilitas umum banyak terdapat di Kota Pare, Polres Kediri, Rumah Sakit Daerah dan sekolah-sekolah negeri ada disini, selain itu ada beberapa hotel, kantor instansi, bank, pasar dan lainnya. Kalau gitu cocok tuh sebagai IKK (Ibukota Kabupaten) Kediri, Hhe …

Kalau mau ke Pare dari Malang bisa pakai mini bus umum dari Terminal Landungsari jurusan Malang – Kediri (Bus Puspa Indah, warna busnya biru ke abuan) taripnya sekitar 15 ribuan dengan waktu tempuh 2,5 jaman. Pastinya bisa juga pake kendaraan sendiri roda 2, roda 4 dan pake travel yang biayanya sekitar 45 ribuan. Atau bisa juga pake bus dari Surabaya – Kediri yang lewat Pare.

Jalan berliku-liku ke Pare akan kita lalui selepas Kota Malang, jalurnya MalangBatu (dekat BNS,Pusat Wisata Batu, Secret Zoo, Jatim Park, Paralayang, Songgoriti/Selecta) – Pujon (dekat produksi susu, coban rondo) – Ngantang (dekat selerojo) – Kesembon (dekat rafting) – KandanganPare. Tikungan tajam naik dan turun merupakan dinamika perjalanan ke Pare, diantara bukit hijau sawah perkebunan, sungai bebatuan dan tempat-tempat wisata dapat kita singgahi pada jalur ini, sungguh mengasyikan ….



KAMPUNG INGGERIS atau KAMPUNG KURSUS


Disamping dikenal secara geografis, Kota Pare saat ini lebih dikenal sebagai Kota Kampung Kursus (Kampung Inggris), namun supaya tidak salah kaprah lebih cocok disebut Kampung Kursus karena kalau Kampung Inggris disana nggak ada orang Inggrisnya.

Itulah Desa Tulungrejo dan Pelem yang mencuatkan Kota Pare sebagai Kampung Kursus karena di desa itu asal muasal berdirinya tempat orang belajar bahasa Inggris yang pertama kali dipelopori oleh salah seorang asal Pare. Akh itu kan biasa … ditempat lain juga banyak tempat kursus bahasa Inggris. Hei jangan salah disini ada segudang tempat kursus, uniknya di desa Tulungrejo ini tempat kursusnya tidak seperti tempat lain yang formal melainkan berada di rumah-rumah penduduk sekitar sebagai tempat kursus.

Denyut kehidupan masyarakat desa Tulungrejo dan sekitarnya telah menyatu dengan denyut aktivitas belajar mengajar bahasa Inggris. Banyak orang lalu lalang di desa Tulungrejo, itu sebenarnya kebanyakan bukan orang setempat melainkan para pendatang yang sedang menuntut ilmu belajar bahasa Inggris. Anak-anak, tua muda tampak berseliweran bersepeda di jalan-jalan, biasanya mereka memakai sepeda sewaan, di rumah-rumah pinggir jalan dan dalam kampung penuh dengan orang karena banyak rumah yang di-kos-kan, warung-warung dan kafe dipenuhi orang karena banyak peserta kursus sedang mengisi perutnya.

Desa tulungrejo khususnya di jalan-jalan dengan nama bunga seperti jalan anggrek, aster, dahlia atau jalan Brawijaya sangat semarak, roda ekonomi masyarakat kelihatan berputar, ada aneka kafe, kios es juice, warung makan, laundry, internet, kos / homestay, semua itu berinteraksi dalam satu kerangka Kampung Kursus.

Usaha Kampung Kursus membawa berkah tersendiri bagi warganya, bayangkan saja sebagai contoh harga tanah di desa Tulungrejo bisa mencapai 3 jutaan per m persegi.

Saat ini ada puluhan pengelola kursus bahasa Inggris cepat dan murah, dulunya didirikan oleh seorang pelopor dengan beberapa murid saja, tapi sekarang banyak muridnya yang sudah mandiri membuat kursusan sendiri. Dulu menjadi murid sekarang menjadi guru, begitu seterusnya berkembang dari masa ke masa.

Dengan biaya yang murah meriah dan hasilnya cepat didapat, Desa ini telah banyak didatangi pemburu ilmu dari berbagai daerah di Indonesia dan desa ini telah menelorkan banyak anak didik yang cas cis cus bahasa Inggris-nya. Bahkan keunggulan desa Tulungrejo Pare sudah dikenal luas sampai keluar negeri. Mereka berduyun-duyun mengunjungi desa Tulungrejo terlebih di musim liburan sekolah, pesertanya membludak sampai-sampai mereka harus antri mendaftar.

Berapa sih biaya belajarnya ? kalau dibanding dengan kursusan biasa dijamin jauh lebih murah, disamping itu suasana yang menyatu dengan masyarakat desa, itu yang sulit dicari. Di desa ini ada semacam kawasan wajib berbahasa Inggris, enak bukan ? pantes cepet pinter ...
Biaya kost mingguan / bulanan mulai 50 ribu sampai 200 ribuan, laundry kiloan dan sewa sepeda yang murah, kafe dan warung yang super murah 3 ribu sampai 10 ribuan atau es juice buah segar tanpa campuran maksimum harganya 4500.

Jenis kursus bahasa Inggris apa aja yang ditawarkan disini ? Ada jenjang D1 dst atau short course juga ada seperti program TOEFL, grammar, pronounciation, writing, translate and private.

Anda ingin cepat pinter bahasa Inggris sambil Have Fun dengan biaya murah ? Cepetan datang ke Kampung Kursus Tulungrejo, Pare Kediri. Pesanku kalau udah pinter Inggrisnya jangan lupa semua itu untuk memajukan bangsa ini dan jangan lupakan bahasa sendiri, Bahasa Indonesia.
Ingin tau lebih detail tentang Kampung Kursus Pare, silakan gabung ke group di facebook 
https://www.facebook.com/pages/Pusat-Informasi-Kampung-Bahasa-Inggris-Pare-Kediri/204255552921962?fref=ts
Selamat mencoba ....



copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
email : alsatopass@gmail.com

Tuesday, 8 February 2011

SISI LAIN BEIJING (China - habis)










Tianamen, Forbidden City, Bekas Istana dan Kekaisaran China Masa Lampau

Tempat menginapku sangat strategis, kalau mau ke Tiananmen atau Forbidden City cukup jalan kaki aja dalam 15 menit sudah nyampe disitu. Kalau males jalan kaki biasa aku naik bus no. 2 atau no. 82 kemudian turun di Tiananmen East 100 meter dari pintu gerbang Tiananmen Tower. 


Tiap pagi kawasan Tiananmen Square sudah banyak dipadati pengunjung, tentara dan pasukan pengamanan juga mulai bertugas mengamankan mengatur para pelancong supaya lebih tertib.

Tampak dari kejauhan terlihat Tiananmen tower dengan foto mantan pemimpin China Mao Ze Dong. Masuk ke gerbang Tiananmen tower melewati jembatan diatas sungai kecil, barang bawaan wajib diperiksa melalui scanner detektor.

Berada dalam halaman pertama tampak beberapa pemandangan mencolok yaitu para pedagang yang berjalan menjajakan dagangannya atau berjualan di kiosnya masing-masing. Mereka menjual aneka souvenir,makanan dan minuman dengan harga yang terjangkau, tawar menawar wajib dilakukan disini namun tawaran maksimum sampai 1/3 dari harga yang ditawarkan tidak seperti di Wangfujing night market bisa sampai 1/5nya.

Mulai dari luar sampai ke dalam, banyak guide perorangan menawarkan jasanya. Di bagian kiri halaman pertama terdapat loket tiket untuk masuk ke Tiananmen Tower (15 Yuan). Di Tiananmen tower bisa dilihat foto-foto sejarah kepemimpinan China, video peringatan hari besar China dan gift counter. Dari teras tower ini tampak Tiananmen Square, Monumen Perjuangan Rakyat China, Maoseleum Mao Ze Dong, Museum National dan lalu lalang kendaraan dari berbagai arah.

Pada halaman pertama ini juga bisa disaksikan parade militer pergantian petugas jaga berikut atraksinya. Kalau mau masuk ke Forbidden City harus beli tiket masuk yang ada di ujung kiri halaman pertama (40 Yuan). Kalau sudah beli tiket berarti kita sudah siap phisik menjelajahi kawasan yang sangat luas, berjalan dari gerbang satu ke gerbang lainnya dari halaman satu ke halaman lainnya seolah tidak pernah ada ujungnya. Pada bagian akhir kawasan ini terdapat taman yang indah terdiri dari pepohonan tua dan batu-batu besar, dari sini kita bisa langsung keluar namun kalau mau balik lagi ke depan saya sarankan jangan lewat jalan semula, cari suasana baru bisa lewat samping diantara dua tembok besar yang sangat panjang.



MAOSELEUM MAO ZE DONG

Setelah menyusuri jejak bekas istana dan kekaisaran China di Forbidden City, kini saatnya ke Maoseleum Mao Ze Dong lewat Tiananmen Square. Keluar dari Tiananmen tower menuju Maoseleum kita harus lewat underground, lewat sini barang harus discanner detektor, kemudian kita akan muncul di lapangan Tiananmen tepat di seberang jalan Tiananmen tower. Dari situ melewati monumen perjuangan rakyat China lalu ke Maoseleum Mao Ze Dong. Waktu kunjungan pukul 09:00 - 12:00, masuknya antri, tidak boleh bawa apa-apa, yang dilarang dibawa masuk diantaranya tas, kamera, hp berkamera, air kemasan dan korek api. Kalau sudah terlanjur bawa barang, titipin aja ke temanmu nanti masuknya gantian, sebaiknya begitu karena kalau ditolak masuk kita harus antri dari awal lagi.

Di dalam gedung yang sunyi senyap itu bisa disaksikan dengan jelas jenazah Mao Ze Dong yang tidur terbujur lurus diselimuti bendera kebangsaan China. Disini topi harus dilepas sebagai tanda penghormatan kepada beliau sebagai bekas pemimpin besar China.


Betapa ketatnya penjagaan di luar maupun di dalam Gedung Maoseleum. Itu baru menjaga jenazah Pemimpin Komunis China, bagaimana menjaga pemimpin yang masih hidup ? Pasti lebih super ketat.

 

BEIJING ZOO

Dari Maoseleum kita teruskan perjalanan ke Beijing Zoo (Kebun Binatang Beijing), masuk ke stasiun subway Tiananmen East, beli tiket 2 Yuan. Masuk ke subway Line 1 kemudian turun di stasiun Xidan untuk transfer ke Line 4 menuju Beijing Zoo.

Tidak jauh dari eskalator keluar stasiun sudah terlihat pintu gerbang Kebun Binatang Beijing. Beli tiket masuk + panda house (15 Yuan), tarip ini berlaku untuk Nov s/d Maret. Pertama masuk ke panda house, di dalamnya ada panda raksasa (Giant Panda), dia tinggal di kandang taman terbuka. Kemudian ke museum panda dan panda shop, disini ada informasi perkembangan panda mulai lahir sampai besar, ada panda yang diawetkan dan ada aneka souvenir yang bernuansa panda. Pada bagian akhir kunjungan ke Panda House dilanjutkan berkeliling dari kandang yang satu ke kandang lainnya melihat beragam satwa.
Sebagai perbandingan, Kebun Binatang Ragunan dan Secret Zoo Batu Malang kelihatannya lebih oke dibanding dengan Beijing Zoo.



MASJID NIUJIE

Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China, hal inilah yang menyemangatiku menjejakkan kaki di negeri tirai bambu.
Dari halte Tiananmen naik bus no. 10 ke kawasan muslim di Niujie. Di kawasan ini terdapat Grand Mosque Beijing, supermarket muslim dan restoran muslim. Masuklah ke Masjid niujie yang berarsitek China Arab dengan kubah yang amat kecil dibanding dengan kubah mushala yang terkecil sekalipun di Indonesia. Masjid Niujie tidak tampak jelas dari luar karena sengaja dihalangi tembok di depannya. Masjid ini awalnya dibangun oleh Dinasti Liao pada abad ke-10 Masehi. Di dalam masjid terdapat tiang-tiang, ukiran dan kaligrafi perpaduan China Arab. Disisi kiri dan kanan dalam masjid ada sederetan meja kursi untuk membaca Al-Quran atau untuk jamaah shalat dengan cara duduk.

Di kompleks masjid tersedia pos penjaga, toilet, tempat wudhu, asrama imam / takmir, dapur dan ruang untuk belajar baca Al-Quran.
Di sekitar masjid ada supermarket yang menjual berbagai kebutuhan, bahan makanan mentah maupun makanan jadi. Ada toko penjual daging yang bisa diiris-iris atau dipotong dengan mesin menjadi bagian yang lebih kecil, ada juga beberapa restoran muslim yang tentu sajiannya halal.

Jangan lupa sisihkan sebagian harta kita untuk didonasikan ke Masjid Niujie ini sehingga syiar Islam di negeri China semakin berkembang.


MOTEL 168 TIANJIN

Sebelum kembali ke tanah air kita bisa menyusuri kota Tianjin, kota yang banyak memiliki bangunan berarsitektur Eropa. Dari Beijing South dengan bullet train CRH ditempuh hanya 30 menit dengan jarak kedua kota sekitar 120 km.

Dari kota Tianjin bisa ke pelabuhan Tanggu, dari sini bisa naik ferry ke Korea Selatan (Incheon) dengan waktu tempuh mungkin seharian. Apabila anda merasa ragu kuatir terlambat kembali ke KL dari Binhai Airport, bermalam di Tianjin menjadi pilihan yang terbaik sambil mengetahui lebih jauh kota ini.

Di Tianjin ada penginapan yang strategis didekat sebelah selatan railway station Tianjin, kalau dari Beijing South berjalanlah ke bagian atas stasiun atau ruang tunggu pemberangkatan kemudian keluar ke bagian selatan. Berjalan 150 meter ke kiri ada Motel 168, alamatnya di Hua Long Road Junction 
http://www.motel168.com/, hotelnya oke banget bersih dan lengkap untuk berdua per malam 198 Yuan dan ada juga harga di bawahnya 168 Yuan atau pilih paket 09:00 – 17:00 taripnya hanya 88 Yuan. Sebagai view hotel adalah lalu lalangnya bullet train 'CRH' dan kereta lain terlihat jelas dari window kamar. Selanjutnya kalau mau ke Binhai Airport bisa naik shuttle bus yang stand by sekitar 50 meter dekat hotel dengan biaya 10 Yuan. Sangat strategis dan bisa menekan cost …


INTERNET dan KOMUNIKASI di BEIJING


Beberapa hotel menyediakan sarana Wifi atau terminal komputer untuk internet. Namun untuk akses ke Google, Twitter dan Facebook jalannya harus muter-muter dulu kalau langsung akses ke addressnya nggak bisa.

Sedangkan untuk berkomunikasi voice / sms lewat hp dengan kartu yang dibawa dari Indonesia hanya operator tertentu saja yang bisa. Bertelepon lewat public telephone biasanya pake kartu tapi berapa harga nominal minimum untuk hubungan international saya kurang tahu pasti. Kalau mau telepon ke tanah air saya pernah coba pake wartel tidak resmi namun jangan asal pake nanti harganya di ketok mahal.

Socket listrik, diChina memakai socket khusus yaitu berkaki tiga (2 pin pipih miring dan 1 bulat). Namun jangan kuatir biasanya di banyak tempat socketnya sudah kombinasi antara socket China dan socket biasa (2 pin bulat).

Public toilet, fasilitas toilet di tempat umum seperti obyek wisata, stasiun kereta / bus dan mall di Beijing terlihat sudah baik (fasilitas & kebersihannya) tanpa bayar. Dari sekian banyak tempat yang kupergunakan, hanya ada 3 kasus yang aku jumpai kurang bersih hal ini lebih disebabkan oleh pemakainya yang kurang disiplin. Aku sarankan bawalah tissue gulung atau tissue basah bila bepergian karena tissue sangat kurang disediakan. Khusus untuk BAB memang tidak tersedia saluran air pembasuhnya atau gayung seperti yang biasa dipakai di Indonesia.



copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
email : 
alsatopass@gmail.com

Saturday, 5 February 2011

Menikmati Beijing di Malam Hari (China - 6)











ENAKNYA PAKE SUBWAY

Beberapa hari berada di Beijing, kami sudah mencoba beberapa moda transportasi umum seperti bus, taxi argo dan taxi gelap. It’s time ingin coba naik subway-nya Beijing. Subway di Beijing ada 13 Line atau jalur, peminatnya sangat banyak apalagi subway Line 1, pasti penuh. Tiket subway jauh dekat harganya sama semua 2 Yuan. Kalau mau pindah jurusan nggak perlu keluar stasiun, turun aja atau pindah di stasiun transfer bayarnya hanya 2 Yuan tadi.


Beli tiket subway bisa dilakukan di mesin tiket dengan uang kertas kertas 5, 10 atau 20 Yuan, ada mesin khusus tanpa kembalian dan ada juga yang bisa dengan kembalian. Apabila kita ingin memiliki tiket subway sebagai kenang-kenangan beli aja satu lagi di mesin tiket tapi jangan dipakai.

Subway armadanya oke banget lebih bagus dari subway-nya Kualalumpur, Bangkok atau Singapore sekali pun. Selain di Beijing, tidak ada informasi nama stasiun pada lampu indikator sedangkan di Beijing lampu indikator stasiun yang sedang dituju berkedip hijau dan yang belum dituju hijau tidak berkedip kemudian stasiun yang sudah dilewati lampu indikatornya mati. Hal ini sangat membantu memoninitor perjalanan kita. Di dalam subway dilengkapi audio dan visual text titik yang dituju seperti Pada bus juga begitu.

Walaupun China banyak memiliki moda transportasi yang apik namun masih banyak orang pakai sepeda. Bahkan mereka bersepeda di tengah keramaian lalu lintas kota. Dan yang aku salut, banyak orang China tidak malu-malu pergi ke bank, ke mall atau ke kantor pakai sepeda, lalu parkir di depannya.

Negeri China berpenduduk terbanyak di dunia namun lalu lintasnya lancar, ada kemacetan yang wajar tapi tidak macet cet berhenti berjam-jam tidak bergerak seperti terjadi di Jakarta. Kepadatan penduduk bertransportasi diurai dan dibawa oleh moda transportasi yang terencana baik sehingga ketepatan waktu bisa diandalkan. Kondisi ini berpengaruh juga pada konsumsi BBM, listrik dan gas semua bisa terkendali, roda ekonomi bergulir lancar dan ekonomi biaya tinggi karena sistem transportasi yang buruk bisa dihindari. Suatu negara yang dibilang negara komunis kok bisa ya pemerintahnya selalu memakmurkan rakyatnya, hal ini bisa kami rasakan di Beijing. 



KERETA API LAIN


Jenis kereta api selain Bullet Train 'CRH' yang super cepat itu dan subway, ada juga kereta diesel yang menghubungkan antar kota atau antar provinsi di China. Fasilitas yang disediakan ada tempat duduk saja atau ada yang tempat tidur. Loko kereta ini bisa membawa sampai 17 gerbong, bukan main panjangnya.
 


WANGFUJING
 
Tidak lengkap rasanya ke Beijing kalau belum ke Wangfujing. Di kawasan Wangfujing Bussiness Shopping Center tersebar mall dan outlet-outlet merk ternama dunia Nike, Kappa, Apple, Nokia, Adidas dan merk terkenal lainnya. Kebetulan dari hotel kami ke Wangfujing jaraknya tidak lebih dari 200 meter saja, jadi deket sekali.

Outlet Nike punya 3 lantai, di sini bisa order dengan design sendiri sesuai keinginan kita, warna dan modelnya dan kalau tidak salah dalam 2 minggu pesenan bisa selesai.

Wangfujing di malam hari lebih bersinar lagi karena dipenuhi puluhan kios makanan (night food market) yang menjual aneka sea food dan noodles atau extreme cuisine aneka hewan melata dan serangga seperti ular, kalajengking, kelabang, belalang, jangkrik, bintang laut, kuda laut. Ada juga aneka buah yang ditusuk panjang, kebab, bakso dan masih banyak lagi. Tersedia juga kios yang menjual makanan halal. "Halal ... Halal ... " teriak mereka.

Kalau perlu pernak-pernik sebagai buah tangan, datanglah ke Wangfujing Night Market, ada 3 lorong yang menjual aneka souvenir dan kuliner. Tawarlah harga dengan berani, tawar sampai 1/5 dari harga yang ditawarkan, biasanya dikasih.



RUMAH PERKAMPUNGAN dan PENGEMIS


Sama seperti rumah-rumah yang ada di kota besar, di Beijing banyak rumah sederhana yang kurang baik dilihat namun rumah-rumah tersebut disiasati agar tidak terlihat dari jalanan utama Beijing. Caranya, dibangun tembok di sepanjang rumah-rumah kumuh dengan warna yang sama. Maka, sepertinya tidak ada rumah kumuh di Beijing, kenyataannya semua ada di belakang tembok panjang tadi.

Di Wangfujing area, kami saksikan sendiri ada pengemisnya juga, namun tidak banyak jumlahnya, hanya ada satu dua saja. Pengemis ibu-ibu dengan anaknya meminta-minta dan terus mengikuti kami mengharap sesuatu terutama uang.

Nggak cukup rasanya kalau ke Beijing cuma sebentar, lain waktu ingin lebih lama lagi di Beijing tapi jangan di musim dingin akh... kurang enjoy rasanya.



copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
email : 
alsatopass@gmail.com

HARI-HARI di BEIJING (China - 5)











MODAL NEKAD dan TEKAD

Menyusuri kota Beijing ibukota Republik Rakyat China hanya bermodal maksimum 20 kata seperti nihao, xie-xie, cao an, wu an, wan an, mei kuan si dan bilangan yi, el, san, se, u cuma itu aja yang kubisa, beranikah kami jalan sendiri dengan bekal yang super minim itu ? Buktinya, sepuluh hari sudah kami lalui di Beijing dan kini sudah hadir kembali di rumah dengan selamat. Sebagai kenang-kenangan, kami membawa sedikit oleh-oleh hasil tawar menawar di sana.

Suasana China khususnya Beijing saat ini mulai semarak menyambut tahun baru Imlek atau lebih populer disebut Spring Festival yaitu perayaan tahun baru yang ditandai oleh berakhirnya musim dingin. Tahun ini adalah tahun shio kelinci emas.

Banyak orang bertumpuk di bandara, stasiun bus atau kereta, mereka mempunyai tradisi yang sama dengan Indonesia yaitu mudik pulang kampung. Semua penerbangan full, bus juga penuh. Di sepanjang jalan banyak lampion-lampion dipasang berlantungan, di mall-mall boneka kelinci laris terjual, mall penuh sesak dibanjiri pengunjung.

Fashion di Beijing begitu semarak walaupun di musim dingin, mereka memakai busana winter yang trendy, jaket, sepatu booth, sarung tangan dan penutup kepala yang beraneka model. Beijing ternyata seperti di Paris, model pakaian cepat sekali berganti sesuai trend-nya. Kami setiap hari pake jaket dingin yang itu-itu aja sedangkan mereka setiap hari ganti-ganti jaket seperti pakai baju biasa aja. Hheem …
Pagi ini kami mau ke Kompleks Olympic Stadium pake bus, syukurlah di hotel ada orang Indonesia yang udah lebih dulu datang beberapa hari sebelum kami, kemudian kutanya dia kalau mau ke bird nest naik bus nomor berapa? Dia memberi tau kami, cukup ambil bus dari depan hotel naik No. 82 dan turun pas di dekat National Stadium. Terima kasih kawan …


BUS dan TAXI di BEIJING

Kami coba naik bus no. 82 dari depan hotel menuju Stadium Bird Nest. Busnya single bukan gandeng (couple), naik dari depan masukkan uang kertas 1 Yuan ke dalam box, kemudian duduk atau berdiri, kalau mau turun lewat pintu tengah. Tempat duduk dalam bis jumlahnya tidak banyak namun banyak space kosong dan banyak tali pegangan untuk berdiri, jadi muatnya bisa banyak. Busnya bersih, luas, pintu buka tutup otomatis, pada dinding samping bagian atas ada informasi jalur bus, tanpa kondektur, ada audio dan visual text dalam bahasa China / Inggris yang menginformasikan posisi saat ini dan halte berikutnya apa. Enaknya di Beijing jauh dekat ongkosnya sama 1 Yuan (=Rp. 1400). Murah banget. Bus pasti berhenti di setiap halte ada atau tidak ada penumpangnya yang naik/turun. Halte hanya berupa papan vertikal yang berisi no. bus yang lewat dan jurusannya, haltenya tanpa atap.

Kalau banyak nomor bus yang lewat maka setiap orang harus antri pada jalur antri yang disediakan misalnya mau naik Bus No. 2 harus antri di jalur antri No 2. Bayar bus harus pake uang pas atau kartu prabayar, semua kendaraan di China stir-nya di sebelah kiri. Jenis bus penumpang yang dipakai adalah bus single, bus gandeng (couple), bus listrik atau bus tingkat.

Selain bus, ada taxi resmi ber-argo, taxi di Beijing plat nomornya B dan di Tianjin N. Selain berplat B atau N itu bukan taxi walaupun mereka bilang ini taxi. Buka pintu argo pertama adalah 10 Yuan dan kalau mau turun ongkosnya harus ditambah 1 Yuan.


BIRD NEST / NATIONAL STADIUM dan GEDUNG NATIONAL AQUATIC CENTER

Bus No 82 melewati Drum Tower dan kawasan Hutong, sekitar 30 menit bus berjalan, Bird Nest Stadium sudah kelihatan dari kejauhan. Turun di pemberhentian bus, kami menuju jalan masuk kompleks Olympic Stadium. Jalan masuknya di samping McD, masuk harus melewati scanner detektor kemudian meyusuri gedung National Aquatic Center atau lebih dikenal dengan Water Cube yang dibuat dari sel-sel seperti kasur spring bed raksasa, pada malam hari sel-sel ini akan menyala berwarna warni. Amazing...

Berbicara Water Cube, itu adalah salah satu bangunan spektakuler karya anak negeri China. Inovasi teknologi pada Water Cube hasilnya setara dengan Great Wall yang lebih dulu dibuat oleh para pendahulu China sebagai masterpiece dunia. Sel-sel transparan pada dinding Water Cube menunjukan bahwa China telah membuka diri dengan dunia luar. Teknologi tersebut telah mereduksi konsumsi listrik pada operasional kolam renang yang dimulai pada olympiade 2008 di Beijing.

Berkeliling di luar Bird Nest Stadium, tidak ada biayanya namun kalau mau masuk harus bayar 50 Yuan, harga itu berlaku untuk hari biasa dan weekend sedangkan untuk lansia usia 60 tahun hanya 25 Yuan. Di dalam Bird Nest, kami bisa sepuasnya melihat-lihat tiap lantai melalui tangga atau pakai lift. Di dalam stadium tersedia konter makanan, souvenir, museum patung lilin para pendiri olympiade dan toilet.

Saat itu, di dalam stadion yang pernah dipakai opening ceremony olympiade 2008 sedang ada ice festival. Kalau mau masuk ke arena festival es harus bayar lagi, di dalam sana kita bisa bermain berbagai fasilitas bernuansa es seperti ski, ice skating atau membuat bangunan dari butiran es.
Stadion Bird Nest dibuat oleh para ahli arsitek China dengan menggunakan berton-ton baja yang dirangkai menyerupai sarang burung atau bird nest. Menajubkan sekali kreasi mereka sebagai warisan untuk anak cucunya kelak, obyek ini dijual setiap harinya yang dapat menghasilkan pemasukan luar biasa.


RESTORAN MUSLIM 

 
Setelah puas berada di kawasan Bird Nest kami balik ke hotel dengan bus yang sama No. 82 dan turun di depan hotel. Namun aku nggak langsung masuk ke hotel tapi berbelok sedikit untuk makan siang di salah satu restoran muslim di kota Beijing. Restoran berkapasitas 30 orang itu letaknya tidak jauh dari hotel kami. Disitu banyak menu yang ditawarkan, makanan berkuah atau kering seperti aneka noodle, daging, sayuran dan olahan nasi goreng. Masakannya halal dan harganya mulai 8 s/d 20 Yuan saja. Di situ, minuman mineral ukuran sedang harganya 2 Yuan dan Orange ukuran sedang 4 Yuan. Makanan di sini porsinya semua jumbo, disajikan dalam mangkuk yang besar. Aduh nikmat dan kenyangnya aku... selanjutnya back to hotel untuk istirahat.



copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
email : 
alsatopass@gmail.com

TERPAKSA DIAM MEMBISU di BEIJING (China - 4)










PAGI PERTAMA DI BEIJING

Jam 5 pagi aku sudah bangun, mulai bekerja merebus air buat secangkir kopi, menanak nasi kemudian sarapan dengan telur asin, abon dan bumbu pecel. Hheem Nikmatnya …
Aktivitas hari ini adalah tour ke Great Wall dan Ming Tomb. Tepat waktu sesuai janjinya 07:30, guide datang menjemput kami untuk segera berangkat. Ternyata, pesertanya cuma tiga orang, seorang lady asal Vietnam yang lahir di Holland namun tinggal di Paris, aku dan anakku. Guide memperkenalkan diri dan kami pun begitu. Dia mulai bercerita tentang China secara umum, Beijing dan tentang obyek wisata yang akan kami kunjungi. Itu memang pekerjaannya sehari-hari memberi informasi kepada tamunya supaya puas.


MING TOMB


Pukul 7.30 pagi di Beijing masih kelihatan gelap dan jalanan masih lengang namun dinginnya tetep dingin -4° C. Tempat yang disinggahi pertama adalah Ming Tomb tempat di mana para Kaisar China dimakamkan. Areanya luas, masing-masing dibatasi oleh Gerbang berlapis.

Ming Tomb mula dibangun sekitar 6 abad lalu dan saat ini ditetapkan sebagai World Herritage oleh UNESCO. Karena masih winter, banyak pepohonan yang gundul tanpa daun dan udara dinginmya yang menusuk-nusuk. Karena masih pagi, pintu-pintu sekitar Ming Tomb baru dibuka ketika kami datang. Ming Tomb Indah, Feng Shui-nya menurut mereka pasti, namun suasananya masih sepi senyap karena kami datang kepagian.


BEDALING GREAT WALL


Lokasi selanjutnya adalah Great Wall, lokasi yang paling dekat dengan Beijing yakni Bedaling. Karena ikut paket tour, semua tiketnya sudah dibayarin oleh Guide jadi tinggal masuk aja termasuk breakfast dan lunch. Dari kejauhan bentangan tembok china sudah tampak, terbentang kokoh dari kiri ke kanan dan arsitekturnya naik turun menyesuaikan lekuk permukaan bukit.

Masuk area parkir dan serahkan tiket kami mulai menapaki permukaan salah satu bangunan yang termasuk 7 wonders of the world. Lagi-lagi aku tak bosan bilang kata dingin dan dingin tangan terasa membeku walaupun sudah pakai sarung tangan kulit, dingin merasuk dari celah-celah yang dia pasti tau bagaimana cara masuknya. Setiap hembusan nafas mengepul seperti asap rokok Haaahh … ada asap keluar dari mulutku. Hanya karena takjub dengan Great Wall, semangat masih ada untuk menyelesaikan sisa perjalanan yang naik turun di tengah udara yang dingin.

Semakin siang semakin banyak pengunjung berdatangan, perorangan maupun group. Tampak para anak pelajar China berduyun-duyun menyaksikan maha karya nenek moyangnya dari dinasty yang satu ke dinasty yang lain dan dibuat lebih dari seribu tahun lamanya. Mereka begitu bersemangat, bernyanyi nyanyi dan diselingi dengan teriakan kekompakan group mereka. It’s great … great …


SILK FACTORY and LUNCH


Sudah capek keliling Great Wall, sekarang mau lunch dulu di McD,  kami pilih burger fillet fish, French fries dan Coke, semoga halal. Lumayan perut udah di ganjel selanjutnya tinggal nyebrang jalan melihat-lihat pembuatan sutera tradisional. Disambut oleh guide silk factory dan memulai beri informasi proses pembuatan kerajinan sutera seperti blanket, busana dan lainnya. Sebelum beranjak dari tempat ini, kami masuk ke silk store yang menjual berbagai produk dari benang sutera. Disini ada beberapa foto kepala negara yang memakai produk sutera ketika ada APEC di Beijing.


DR. TEA 


Di sebelah silk factory ada tea factory, tepatnya di jalan No. 1 Min Zu Yuan road Chao Yang District Beijing, senada dengan proses pembuatan kain sutera di sini kami disambut dan didemokan proses pembuatan teh. Pemandu menjelaskan asal muasal teh, jenis-jenis teh, tradisi minum teh masyarakat China, khasiat minum teh, cara penyajian, cara minum dan mencicipi langsung sajian white tea, golden green tea, slimming tea (wild puer tea), oriental beauty (the king of Oolong tea), jasmine tea, litchi tea (black tea) dan ginseng Oolong tea. Sebagai oleh-oleh kami beli ‘pie pie boy’ dari tanah liat dan poci porselen yang bisa berubah gambarnya ketika diberi air panas.


JADE FACTORY


Dalam paket tour ini juga termasuk mengunjungi Jade Factory, pusat kerajinan batu alam seperti giok, marmer dan lainnya. Di sini, kami bisa menyaksikan langsung pembuatan batu hiasan yang diukir berliku-liku memakai mata bor secara detail. Hiasan ini diantaranya berbentuk seperti gelang, kalung giok dan hiasan raksasa untuk interior atau eksterior rumah. Harganya mulai dari puluhan ribu sampai ratusan juta rupiah.


HEALTH MASSAGE


Sebagai penutup paket tour ini adalah foot massage yang ada di sekitar Olympic Sport Center. Petugas meyediakan air panas dalam baskom yang dicampur ramuan teh tradisional. Menjelang air agak dingin, kaki dimasukkan ke dalam baskom lalu petugas mulai memijat kaki para tamu. Kemudian dia panggil ahli massage yang katanya sudah termasyur seantero China. Dia memeriksa menekan-nekan telapak tangan dan jemariku, kemudian dia bikin resep untuk beli ramuannya berupa kapsul yang dijual disitu. Karena harganya jutaaan dan nggak ngerti maksudnya, aku hanya bilang, "Next time, I will buy it".


BACK TO HOSTEL


Merasa dah cukup mengawali hari pertama di Beijing, aku balik ke hotel sambil bilang Xie Xie kepada guide.

Sejak pertama menginjakkan kaki di bumi China aku sangat terbatas berkomunikasi dengan orang-orang di sana karena kebanyakan mereka hanya mengerti bahasa China dan sangat sedikit sekali yang mengerti bahasa Inggris. Meski begitu, aku berusaha keras mewujudkan segala keinginanku dengan berbagai cara pake bahasa isyarat, sedikit bahasa China, dengan tulisan atau gambar, yang penting kedua belah pihak bisa mengerti maksudnya walaupun kenyataannya menikmati Beijing dengan diam terpaksa membisu.

Catatan :

Setiap kali dibawa ke tempat pembuatan handicraft dan lainnya, kami selalu disambut ramah oleh guide di situ, diberi informasi singkat tentang produknya dan akhirnya dirayu untuk membeli produk mereka. Kami santai aja, ini semua terserah kami, kalau mau beli ya kami beli, kalau tidak beli nggak apa-apa tapi kami selalu beri tolakan dengan cara yang sangat sopan. Mereka pasti menghargai alasan kami. Harga souvenir di tempat ini biasanya cukup mahal.

Rupanya, aku cukup sensitif dengan hawa dingin, berbeda dengan puteraku, dia cukup kuat dengan udara dingin. Lain kali kalau ke Beijing, kami akan pilih waktunya selain winter. Sepertinya lebih baik memilih pada musim panas atau musim semi.

Traveling di musim dingin banyak mengeluarkan tenaga ekstra, membawa pakaian khusus dingin yang tebal sehingga menambah banyak bagasi. Kami senantiasa menjaga kondisi tubuh agar selalu fit. Bye... Bye...




Copyright© by RUSDI ZULKARNAIN 


Friday, 4 February 2011

PAGI BUTA MENGHARUSKANKU ke TIANJIN (China - 3)











KE Bandara LCCT, alarm HP di pagi buta menyalak-nyalak membangunkan paksa lelap tidurku, cepet-cepet ke kamar mandi lalu berkemas. Tet pukul 4 pagi check out dari hotel dan jalan kaki ke KL Sentral ambil bus menuju LCCT. Disana nggak perlu tunggu lama, counter check in ke Tianjin terlihat sudah dibuka, beranjaklah aku kesitu tuk check in dengan 1 bagasi 15Kg. Petugas meminta pasporku bukan print out tiket, sebentar aja dia bekerja tak lama paspor beserta boarding pass diserahkan kepadaku. Tenang dan amanlah semua . . . tinggal nunggu Fly

Waktu terbang masih sekitar 3 jam lagi, kumasuk ke resto ayam MarryBrown pesan kombinasi ayam dan nasi kandar, enak bener campuran rasa barat dan rasa melayu. Check in sudah, makan minum sudah sekarang tinggal shalat (waktu Shubuh di KL pukul 06.30).

Masuk ke terminal untuk pemerikasaan imigrasi. Disini terjadi insiden, tanpa kusadari pasporku tertukar dengan paspor anakku namun dia sudah lolos diperiksa & distempel paspornya. Ketika diperiksa di lajur lain, aku ditanya petugas,  "Pak Cik, ni paspor tak same dengan Pak Cik" Aku balik tanya, "Maksud bapak macam mane ?" Coba buka pasporku, ternyata betul itu paspor anakku. "Wah tertukar ini Pak Cik", kataku. "Oke panggil anak Pak Cik ke mari !", katanya. Setelah dihadapkan berdua, tanpa panjang lebar dia stempel pasporku. "I am so sorry, saye telah merepotkan Bapak", kataku. Lalu petugas berkata "Selamat holiday-lah ke Chine". 

"Thank’s Pak Cik", balasnya.


FLIGHT dari LCCT ke BINHAI TIANJIN


Sebagai bekal dalam penerbangan kubeli roti dan 2 botol orange juice. Lama penerbangan dari Kualalumpur ke Tianjin sekitar 6 jam (08.30 s/d 14.25), no difference time between KL and Tianjin. Penerbangan AirAsiaX (D7) 2612 dari KL ke Tianjin tiga kali seminggu, Senin, Rabu dan Jum’at. Pakaian tebal telah kusiapkan & kusesuaikan dengan udara dingin Tianjin, tinggal tambah topi dan sarung tangan yang akan kupakai pas keluar dari bandara Tianjin nanti. Di ruang tunggu aku diajak ngomong mandarin oleh sebelahku, aku terbengong-bengong nggak ngerti maksudnya. Aku hanya bisa melambaikan tanganku tanda nggak ngerti, ketipu juga tuh orang aku disangka Chinese.

Pintu boarding dibuka aku berjalan menuju pesawat yang diparkir agak jauh dan masuk ke kabin Airbus A330 seri 300 dengan seat di-row 44 dekat bagian belakang.


TIANJIN BINHAI INTERNATIONAL AIRPORT


Menjelang mendarat di Tianjin Binhai International Airport (TBIA), kulihat suasana kota Tianjin dari atas yang cuacanya sangat terik cerah disorot sinar matahari. Terlihat deretan pabrik-pabrik, jalan dan apartemen bertebaran teratur di kota ini. Airbus mendarat dengan mulus dan kami semua digiring ke imigrasi untuk pemeriksaan paspor dan visa, "Nihao …", kata petugas imigrasi. Tidak lama, pasporku di stempel. Segera keluar dari Arrival Terminal melalui pintu EXIT-2, "Wuhhh … dingin banget", gumamku. Bener dingin banget, nggak nyangka dari dalam terminal kelihatannya panas terik cuacanya, tapi pas keluar terminal, menusuk bener dinginnya. Oh dingin, engkau datang nggak bilang-bilang kalau mau menerpaku, atau permisi dulu dong kalau engkau adalah Sang dingin. Heeh dinginnya.... 


TIANJIN RAILWAY STATION


Pasang penutup kepala dan sarung tangan kemudian beli tiket shuttle bus Airport -> Tianjin Railway Station 10 Yuan. Bus berangkat setelah penuh dan menempuh perjalanan lebih kurang 35 menit, kemudian berhenti sekitar 200 meter di selatan stasiun Tianjin. Sambil membawa tas punggung dan sambil juga menahan dinginnya Tianjin, aku berjalan perlahan menuju stasiun. Masuk ke dalam stasiun semua barang di-scanner, kemudian beli tiket ‘CRH Bullet Train’ atau China Railway High speed menuju Beijing South, tiket standard harganya 58 Yuan. Ada juga yang 1st Class, tiketnya 69 Yuan. Tiket yang kuambil jadwal berangkatnya 20 menit lagi, sehingga masih bisa lihat situasi sekitar dalam stasiun.

Sebelum gate ke train dibuka, kami harus menunggu dan antri di depan gate. Kami terus memperhatikan tulisan di tiket dan memperhatikan layar monitor jadwal pemberangkatan. CRH mempunyai jadwal yang ketat, hampir setiap 15 menit ada kedatangan dan pemberangkatan. Informasi di tiket atau di monitor terdiri dari nama kereta, tujuan, tanggal, gate, nomor gerbong dan nomor seat.

Jumlah gerbong CRH ada 8 rangkaian, no 1 di depan hingga no 8 di belakang, tidak ada kepala atau ekor. Gerbong no 1 dan no 8 sama-sama sebagai kepala. Ketika gate dibuka, kumasukkan tiket ke detektor tiket kemudian tiket keluar untuk kusimpan untuk kenang-kenangan. Cari gerbong dan seatnya, ambil air kemasan gratis 330 ml. Setelah semua oke, kereta siap berangkat sesuai jadwal. CRH selalu on time berangkatnya, jadi kami harus disiplin agar tidak terlambat. Di CRH tidak ada pemeriksaan tiket, yang ada adalah petugas wanita cantik yang menjual miniatur CRH berupa gantungan kunci 10 Yuan dan miniatur yang lebih besar nggak tau harganya berapa ? Di dalam CRH ada juga mini store yang menyediakan makanan dan minuman ringan.

CRH bergerak maju, di monitor ada informasi dalam bahasa Inggris dan China tentang perubahan speed dan suhu luar ruangan. CRH lari kencang menambah kecepatannya, waktu itu terlihat speed tertinggi mencapai 340km/hour dan suhu di luar ruangan -6°C. CRH berjalan tanpa suara ‘smooth and silent’, tanpa goncangan, tenang dan sungguh luar biasa waktu tempuhnya sangat 'on time' yakni 30 menit tidak lebih tidak kurang.

Obsesiku pengen cepet-cepet di daerahku ada train seperti ini, rute Malang - Surabaya, caranya patungan dengan temen-temen yang mau terpanggil memajukan bangsa ini atau kupanggil investor handal. Kalau udah terealisasi nanti anggota DPR dan Pemerintah tinggal pake aja jadi nggak usah mikir apa-apa, Hhe.. Hhe.. namanya juga obsesi. Pada dasarnya, aku tidak rela negaraku semakin ketinggalan dengan negara lain, negara bekas perang aja seperti Vietnam sudah siap menyalip negeriku dan mungkin sebentar lagi akan disalip juga oleh Laos atau Timor Leste.


BEIJING SOUTH


Oh Beijing, We are coming. Kami sudah ada di jantung Negeri Raksasa Tirai Bambu, kami berharap, engkau  selalu menerima kami dengan segala keramahanmu.

Beijing mempunyai beberapa Stasiun Kereta Api seperti Beijing Railway, Beijing South, Beijing West dan Beijing East. CRH berakhir di Beijing South. Begitu sampai di Beijing South, kami segera cari taxi menuju Forbidden City Hostel, tapi naik taxi argo di sini harus antri panjang. Kalau harus ikut antri pasti lama, sedangkan hari semakin gelap dan dingin semakin menusuk. Tanpa pikir panjang kami ambil taxi gelap sekalian mau test seberapa jujur orang di Beijing. "Bos tolong antar aku ke Hostel Forbidden City, ini alamatnya !" kubilang gitu sama sopir taxi. Alamatnya emang sudah kusiapkan dalam bahasa Mandarin. Waktu kuperlihatkan kertas catatan tersebut, dia manggut-manggut aja tanda mengerti. "How much ?". Oke, harga disepakati, kebetulan Beijing lagi macet betul, pas pulang kantor. Untung aja kami ambil taxi gelap, andai pake taxi argo disamping harus harus antri lama dan kena macet, pasti ongkosnya setara dengan taxi gelap.

Sejam lebih aku baru sampe di hostel dan kubayar sesuai harga yang disepakati, barang bawaanku diturunkan dari bagasi dan dia bilang Xie Xie. Awal yang baik sudah kami rasakan, kebaikan dan kejujuran di Beijing mulai kupercaya.


FORBIDDEN CITY HOSTEL

Hostel ini aku tau dari hasil browsing internet, alamatnya di No. 5 Nanheyan Street, Dongcheng District. Transaksinya langsung di TKP tanpa booking dulu, ada kamar langsung bayar.
"Nihao, Wan an, saya perlu satu kamar untuk dua orang, ada ?" kataku dalam bahasa Inggris. Di situ ada dua petugas hotel yang bisa bahasa Inggris, jadi aman nggak perlu pake bahasa isyarat. Per malam aku dapat harga 180 Yuan sekamar berdua, dengan fasilitas twin bed, TV color, air panas dingin, selimut tebal, water heater untuk masak air, telepon dan toiletary. Kamar kubayar langsung untuk enam malam, jadi nggak kepikiran untuk bayar hotel lagi.

Beres-beres barang dan mandi kemudian turun ke lobby untuk cari paket tour ke Great Wall dan Ming Thomb besok pagi. Harga tour sudah deal, berikutnya beli peta kota Beijing 8 Yuan dan balik ke kamar nyalakan rice cooker masak nasi. Hostel Forbidden City sangat strategis letaknya, kami merasa beruntung tinggal di sini karena mempunyai kelebihan sbb :

  • Staf-nya bisa bahasa Inggris 
  • Menyediakan paket tour
  • Harga kamar terjangkau
  • Ada café-nya
  • Ke Forbidden City atau Tianamen cukup jalan kaki
  • Route bus banyak, tinggal naik/turun dari depan hotel
  • Naik subway juga dekat bisa di Wangfujing atau Tiananmen East
  • Dekat dengan pusat jajanan Wangfujing
  • Dekat dengan Mall Wangfujing
  • Dekat dengan night market Wangfujing (kuliner & souvenir)
  • Dekat dengan restoran muslim 
  • Di sekitar hotel tersedia laundry, massage dan toko kebutuhan sehari-hari.
Pokoknya rekomenditlah . . . Tidur dulu ya, Selamat malam.

Info : 

Flight dari Kuala lumpur ke Tianjin sudah tidak ada lagi. Yang sekarang ada, Kuala lumpur ke Beijing.



copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
email : 
alsatopass@gmail.com

Wednesday, 2 February 2011

SEMALAM di KUALALUMPUR (China-2)









Di awal tahun 2011 ini urusan berangkat ke luar negeri bener-bener simple tanpa harus urus fiskal lagi seperti tahun-tahun sebelumnya. Prosesnya hanya check in dan isi form imigrasi, lalu terbang . . Prosesnya seperti penerbangan domestic ditambah sedikit urusan imigrasi.

Terbang dari Surabaya ke KL pukul 12.15 dengan 1 bagasi 15,4 kg, berangkat dan nyampenya on time sesuai skejul. Tiba di Bandara LCCT, kuambil AEROBUS 8RM (kalo beli pp 14RM) menuju KL Sentral. Kalau pake SKYBUS AA 9RM, kala itu, untuk sampe di KL Sentral hanya memakan waktu 1 jam saja. Semula aku mau nginep di ‘Tune Hotel’ dekat LCCT tapi karena full, aku terpaksa cari penginapan di KL. Kudapat Hotel MACKTZ di jalan Sambanthan Brickfields. Hotel ini letaknya tidak jauh dari KL Sentral, hanya berjalan lurus sekitar 60 meteran lalu ambil jalan berkoridor sebelah kanan, trus nyebrang lalu ke kanan sedikit, maka hotel budget tersebut ada di situ.

Di kawasan ini banyak bertebaran hotel budget yang bertarip mulai 100 s/d 350 ribu (atau 35 - 110 RM). Nama jalannya Thambypillai, Sambanthan atau Sultan Abdul Samad, di sekitar sini ada Hotel YMCA, Hotel Sentral, My Hotel, Lido Hotel, Hotel Macktz, Central Lodge, Impian Budget Inn, Mexico Hotel atau Winner Hotel. Di daerah ini juga banyak tersedia jasa pijat refleksi atau jasa pijat tuna netra. Kemudahan lain adalah dekat monorail, LRT, bus ke berbagai jurusan termasuk ke Genting, Kereta KLIA Express, KTM 'Kereta Tanah Melayu', money changer, restoran, internet kafe (/jam 2RM), Locker di KL Sentral (5 – 20RM) dan tersedia banyak kedai.

Kalau mau ke Menara Kembar KLCC 'Petronas' bisa naik LRT dari KL Sentral, ongkosnya 1,6RM, tiketnya berupa kartu yang bisa dibeli di loket atau mesin tiket. Ke Petronas naik LRT dari Platform 2 melewati Stesen Pasar Seni, Masjid Jamek, Dang Wangi, Kampung Baru kemudian turun di KLCC. Dalam 7 menitan sudah tiba di Petronas. Oya, kalau naik LRT salah jurusan, turun aja di stesen berikutnya lalu pindah ke jalur di sebelahnya (jangan keluar stesen soalnya harus beli tiket lagi).

Setelah istirahat sejenak dan mandi aku menuju KL Sentral lewat jalan tadi sekitar 10 menitan saja. Kemudian menuju Petronas dengan LRT. Berjalan kesana kemari, mencoba TV tiga dimensi, melihat gadget's keluaran terbaru dan kusudahi dengan menyantap kuliner di Food Court favoritku. Menjelang pukul 10 malam, aku kembali ke penginapan untuk menyiapkan semuanya untuk terbang besok pagi ke Tianjin, China.

Info : 


untuk mesin tiket di berbagai stesen sudah banyak yang rusak sehingga antrian akan menumpuk namun armada LRT kelihatannya baru atau diperbaharui.

Untuk free internet, biasanya di tiap hotel tersedia Wifi.


Catatan :


Jika traveling bersama keluarga, isteri, anak atau saudara, walaupun semua biayanya aku yang nanggung, kubiasakan memberi mereka pegangan uang+paspor+kartu nama hotel. Maksudnya, untuk mengantisipasi terjadinya sesuatu seperti hilang terpisah. Dengan begitu, mereka bisa kembali ke hotel sendiri dengan taxi atau moda transportasi lain. Coba bayangkan kalau mereka tidak pegang apa-apa, pasti bingung.



www.airasia.com
www.aerobus.com.my
www.skybus.com.my
lonely planet book


copyright© by RUSDI ZULKARNAIN
email : 
alsatopass@gmail.com